"Karena Olyn adalah tunangan lo Julian!"
Seluruh pikirannya kembali sempurna pada Mauza yang menatapnya tajam. Mata Julian sukses terbuka lebar ketika mendengar satu rahasia yang hanya diketahui beberapa orang saja.
Mauza melangkah maju untuk lebih dekat pada Julian. Pria itu mengamati perubahan wajah Julian yang sangat kaget karena ia mengetahui hubungan yang sebenarnya di antara mereka.
Julian masih terpaku dan terus mengamati pergerakan Mauza yang semakin mendekat. Tatapan Mauza kali ini begitu dingin dan tidak terbaca. Sudut bibirnya terlihat sedikit sobek oleh perbuatannya.
"Lo pasti bingung, gue tau dari mana tentang rahasia yang selama ini lo simpan, bukan?" Senyuman sinis mengembang di sana.
Mauza memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan berpaling sebentar menetralkan napasnya yang memburu. Ia sendiri tidak dapat menutupi emosi yang ingin keluar.
Selama ini ia mencintai seorang gadis yang bahkan sudah memiliki hubungan khusus; tunangan, dan pria yang beruntung itu adalah Julian. Teman semasa SMP nya di bangku kelas 9 dulu.
Mauza menatap kembali Julian yang hanya terdiam menunggu. "Hanya ketidaksengajaan saat gue lewat lapangan basket." Ucapnya santai. "Ingat? Disana Joshua memberi pengumuman yang sangat jelas, tapi sayangnya lapangan kali itu sepi hanya ada lo, Joshua, dan gue."
Tenggorokan Julian terasa kering mendengar penjelasan Mauza. Kedua tangannya terkepal menahan pukulan yang ingin segera ia layangkan ketika Mauza mendengus mengejek.
"Awalnya gue gak percaya karena pada dasarnya kalian hanya terlihat sebagai orang asing di mata gue dari SMP yang selalu bermusuhan." Mauza berjalan melewati Julian sambil terus berbicara. "Apalagi saat Olyn balas semua perasaan yang gue pendam untuknya. Semua terlihat baik sampai gue mengabaikan semuanya yang gak masuk akal."
Kini, Mauza berbalik badan memandang tubuh tinggi Julian di depannya yang sama sekali tidak ikut berbalik.
Mauza terkekeh sedih. "Gue bodoh ya, sudah tau ada fakta sebesar itu malah mengabaikannya." Ia menggeleng lemah. "Satu yang pasti gue tau hal yang mendasari keingintahuan gue untuk tetap dipendam ..."
Julian tidak dapat menahan detak jantungnya saat Mauza menggantungkan ucapannya. Ia begitu khawatir untuk mendengar semuanya. Kemudian, Julian memberanikan diri memutar badannya menghadap Mauza yang ternyata tengah menatapnya balik dengan tatapan sendu.
"... karena gue takut kehilangan Olyn."
Julian memejamkan kedua matanya meresapi kalimat yang membuatnya terasa nyilu. Ia seperti terlempar kembali ke masa lalu, di mana ia pernah mengungkapkan kalimat tersebut.
Secepat kilat Mauza meraih kerah jaket Julian dan membuat pria itu terkejut mendapati kilatan amarah di manik hitam itu. "KENAPA SELAMA INI LO DIAM DI SAAT GUE DAN OLYN BERSAMA, JULIAN?!"
"Lo ngebuat gue semakin menggebu untuk terus membuat Olyn bahagia! Membuat orang terdekat gue merasa mendapat kenyamanan baru! Gue hidup penuh tujuan yang lebih besar dengan berharap semua yang gue inginkan terwujud! LALU SEMUANYA HANCUR DI TITIK TERAKHIR!"
Mauza mengguncang kerah jaket Julian dengan kedua tangannya. Ia melontarkan seluruh isi hatinya agar Julian tahu, bahwa ia sangat terluka harus mengakhiri semuanya.
"LO HANYA DIAM MENGAMATI SEMUANYA, TAPI LO JUGA INGIN MERUSAK KEBAHAGIAAN YANG GUE BU—"
"OLYN AMNESIA ZA! TUNANGAN GUE AMNESIA!"
Julian menghempaskan kasar cengkeraman itu melihat Mauza menatapnya tidak percaya. Ia yakin, Mauza sama terluka seperti dirinya dengan cara yang berbeda, terlebih mengetahui rahasia lain yang kembali harus Julian ungkapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Teen FictionAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor