-Malam ini sikapnya terlihat begitu manis, tapi tidak untuk esok hari.-
.
.
.
Senyuman manis itu tidak pernah pudar dengan jantung yang berpacu tak menentu.
Olyn merasakan sensasi berbeda setiap kali bersama Julian. Terkadang ia emosi, marah, bahkan hampir saja menangis karena tidak tahan dijahili bule bermanik cokelat karamel.
Tapi kali ini sikapnya begitu manis sampai ia berpikir, ada apa dengan hatinya?
Flashback On
"Tunggu sebentar."
Gadis itu memerhatikan Julian yang beranjak menuju tenda siswa. Ia beralih menatap danau dengan penerangan lampu sekitar. Lalu melempar beberapa kerikil menghilangkan rasa bosan.
Kedua alis Olyn terangkat melihat Julian membawa kantong sedang. "Apa itu?" Tunjuknya ketika Julian mengambil posisi duduk disebelahnya. "Makanan?! Buat siapa?"
Begitu banyak sekali jenis makanan yang bisa dipilih; makanan ringan, minuman bersoda, dan beberapa cokelat batangan.
"Gue ambil dari Boby." Mata gadis itu menyipit sambil memerhatikan Julian mulai mengeluarkan beberapa isi kantong itu.
"Lo sering banget nipu gue dan kali ini tipuan lo gak ampuh." Julian menoleh dengan kening berkerut. Olyn tersenyum tipis menanggapinya."Semua ini diambil dari tenda lo sendiri." Jelasnya.
Julian mendengus kesal, "Sok tau."
"Gak usah bohong deh, pipi lo mulai merah." Ejek Olyn terkekeh.
Walaupun keadaan malam yang temaram tetapi ia masih bisa melihat bagaimana ekspresi Julian sekarang.
Pria itu berdecak kesal, "Tadinya gue mau ngajak lo makan bareng tapi kalo kayak gini jadi males." Ucapnya mencebikkan bibir.
"Ulu ulu, ada yang ngambek nih." Balasnya semakin menjadi melihat kekesalan pria itu. "Udah gak usah kesal, nih gue ambil ya minumannya." Ia mengambil satu kaleng soda.
Julian tersenyum senang melihat Olyn mau mengambil satu minuman yang dibawanya.
"Mau?" Tanya Olyn menyodorkan kaleng soda.
Pria itu menggeleng pelan, "Ada kok." Balasnya memperlihatkan minumannya.
Malam ini mereka menghabiskan kantong berisi berbagai jenis makanan sambil sesekali bercerita. Keadaan sekitar tenda mulai sepi karena sebagian dari mereka memilih untuk beristirahat. Kalaupun tidak, mereka banyak memulai obrolan di dalam tenda masing-masing.
"Saat malam tiba, gue selalu menyukai banyaknya bintang di atas sana."
Julian mendongak mengikuti arah pandang Olyn sambil menunjuk salah satu bintang yang memancarkan kilaunya. "Dia bersinar begitu indah di antara yang lain." Sambungnya tanpa sadar tersenyum manis pada Julian.
Julian mengalihkan pandangannya ketika jantungnya bereaksi lebih. Ia berusaha mati-matian untuk tidak terlihat aneh di depan Olyn.
"Lo suka hujan?" Tanya Olyn.
"Sedikit."
"Kenapa? Bukannya setiap orang menyukai hujan."
Julian mengedikkan bahunya menatap sekilas Olyn dan kembali menghadap danau. "Gue suka hujan, tapi kalo terlalu lama justru buat daya tahan tubuh gue melemah." Ia menyilangkan kedua kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOMPLAK PLUS GESREK (SELESAI)
Roman pour AdolescentsAda rasa yang harus diutarakan. "Permusuhan antara cewek dan cowok itu biasa, yang berujung jatuh cinta. Tetapi kadang kala atmosfer yang kita rasakan berbeda. Memiliki kesan tersendiri, tak akan terlupakan."-Jasmine Alice Cover by Fians Minor