Apa kamu tahu rasanya sakit?
Sakit yang tak berupa, tak berdarah, tak nampak lukanya.
Sesak, seperti tenggelam. Untuk bernafas dan kembali ke permukaan pun terasa begitu sulit.
Sakit yang kamu rasakan jauh di dalam lubuk hatimu.
Itu yang kurasakan sekarang. Melihat Arka dan Fisha berbincang dengan asik di bawah rintik hujan sore hari.
Menakjubkan bukan?
Dan apa yang kulakukan sekarang?
Termangu. Menatap kedua insan tersebut dari jauh.
Bercanda tawa bersama, bahkan aku tak tahu apa yang Arka katakan ketika wajah Fisha merah merona.
Ini lebih sakit dari yang kubayangkan sebelumnya.
Sungguh.
—————————————————————
2 jam yang lalu.
"Assalamualaikum, Ros. Bisa bertemu di Taman Anggrek satu jam lagi? Ada yang ingin aku bicarakan."
Pesan dari Arka?
Mataku membulat sempurna. Seakan tak percaya siapa yang mengirim pesan untuknya barusan.
Aku dengan sedikit ragu mengetikkan jawaban.
"Waalaikumussalam, inshaa Allah Ros bisa, Ka. Tapi omong - omong mau bicara soal apa ya?"
Drrrt.
Jawaban dari Arka. Sangat cepat.
"Nanti Rosa juga tahu."
Mataku hampir mencelos rasanya. Arka tidak pernah memanggilku dengan sebutan nama itu?
"Rosa Ka? Panggilan ana 'kan Ros, Ka," jawabku sedikit bingung.
"Panggilan khususku untukmu, Ros."
—————————————————————
Aku telah siap dengan penampilanku sore ini. Gamis ungu dengan kerudung berwarna senada.
Segera aku melangkahkan kaki menuju Taman Anggrek, berada tak jauh dari kompleksku. Senyum tak henti - hentinya terkembang di wajahku.
Sesampainya di sana, aku terus mengedarkan pandanganku ke seluruh penjuru taman, mencari sosok pria yang selalu mencuri perhatianku sejak lama.
Ah! Itu dia Arka.
Tapi, ada wanita bersamanya di sana.
Senyum di wajahku pun mulai pudar.
Melihat pemandangan manis dari Arka dan Fisha yang berbincang asik di bawah rintik hujan sore hari, membuatku sadar bahwa kehadiranku sama sekali tidak berarti.
—————————————————————
"Ya ampun, Ros. Pasti kamu gak percaya sama cerita bagus hari ini!" Ucap Fisha heboh. Matanya berbinar - binar.
"Wah, berita apa tuh Sha?" Tanyaku berpura - pura antusias.
Sungguh, aku sudah tahu apa yang akan dia katakan nanti.
"Tadi niatku berkunjung kerumahmu, terus di jalan saat aku lewat taman, ada Arka. Ya ampun hari ini dia bersinar sekali! Tampannyaaa...," Lanjut Fisha.
"Iya, lalu? Gimana lagi?" Tanyaku kemudian.
"Ya, aku hampiri dia. Kita berkenalan deh. Aku bilang aku sahabatmu, dia juga sempat nanyain kamu Ros. Kira - kira jam segini Ros sedang apa, aku jawab ya kalo gak belajar, ya ke toko buku. Secara kamu kutu buku banget gitu," jelas Fisha.
"Lalu dia bilang sering lihat aku di Ponpes, tapi tidak tahu namaku. Berarti secara tidak langsung dia hafal denganku dong Ros. Dia memikirkanku," lanjut Fisha kemudian.
Aku mengangguk perlahan.
"Kita sempat bicara tentang Ponpes, aku juga sudah bilang kalo aku mau daftar jadi santri di sana. Dia terlihat senang dan menerimaku dengan baik. Aku senaaang sekali hari ini!" Lanjut Fisha kembali. Senyum cerah terpancar dari wajahnya.
"Wah, ta'aruf yang baik ya Sha. Semoga jodoh," jawabku singkat.
Semoga. Jodoh.
Ada sedikit ketidak relaan di sana.
Rasanya seperti tenggelam. Sungguh, sangat sesak.
—————————————————————
Update malem - malem huhuhu. Karena aku bingung mau ngapain. Aku dari tadi tuh cuma bolak - balik buka ig-line-bbm-wa :( jomblo sih gini:( kenapa aku harus insom sih:( bahkan sekarang aku belum ngantuk sama sekali!!! Oh iya aku mau ada ide nih. Gimana kalo Assalamualaikum Kekasih ada cast nya, tapi aku bingung nih siapa:( bantu cariin ya kalo dapet kalian messages aku aja. Thank you!!
Jangan lupa. Bismillah for everything:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asma untuk Althaf
General Fiction"Dia musuhku dalam hal apapun. Dan aku selalu menganggapnya sebagai saingan telakku, tak lebih dari itu." - Asmara Adiba - "Dia sudah mengibarkan bendera peperangan sejak pertama kali kami bertemu. Entah mengapa, dia selalu menganggapku musuhnya, da...