"Katakanlah kepada laki - laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci dari mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." QS. An - Nur : 30
Arka PoV.
Moodku benar - benar buruk akhir - akhir ini.
Makan tak nafsu, tak ada gairah, bahkan aku sempat absen mengajar pengajian beberapa kali.
Entah kenapa, tiba - tiba saja semua kegiatan yang kulakukan terasa salah. Seperti ada yang kurang.
Yaitu...
Semangatku.
Semangat yang hanya kudapatkan ketika mengingat Rosa, gadis yang membuatku murung, bimbang tak menentu siang - malam.
Aku tahu ini tak baik, pengharapan berlebihan yang berjuang kepedihan. Tapi entah mengapa, tanpa hadirnya dalam hidupku, aku merasa kosong.
Tahu apa yang dia lakukan padaku?
Ratusan pesan yang kukirim tak ia grubris satu pun, sudah tiga hari sejak dimana aku mengajaknya bertemu.
Dan aku sadar, aku salah.
Bukan seperti itu cara Ikhwan Sholeh bersikap.
Jika aku mencintainya, pertama aku akan berbicara di depan abinya, untuk mengkhitbahnya. Ketika siap nanti.
Tidak seharusnya aku takut tidak dapat menyampaikan perasaanku lagi.
Karena jika Allah menakdirkannya untukku, maka dialah yang akan bersamaku, bersanding denganku.
Untuk menjalin cinta yang tujuannya untuk meraih kecintaan terbesar dari Allah semata.
Secara tak langsung, aku melupakan, bahwa ikhtiar pun harus dibarengi dengan keyakinan pada takdir - Nya. Berusaha, lalu memasrahkannya pada Allah.
Dan memercayai satu hal, bahwa sesuatu yang ditakdirkan untuk kita, sampai kapanpun tak akan pernah menjadi milik orang lain.
—————————————————————
Malam Jum'at Minggu depan akan ada acara muhadharah untuk mengisi liburan para santri pondok, semuanya akan berkumpul di aula dari ba'da ashar sampai ba'da isya, dan yang akan mengisi acaranya adalah santri pondok sendiri, yang telah dipilih oleh asatidz pondok.
Apa yang harus kulakukan ketika bertemu Rosa?
Ramah seperti biasanya 'kah? Atau menjauhinya sejauh mungkin?
Kupikir akan memilih opsi kedua saja
"Mas Arka, makan dulu nak. Dari pagi kamu belum makan apa - apa," ucap ummi dari luar pintu kamarku.
"Iya ummi," jawabku. Segera aku keluar menuju dapur dengan langkah gontai.
"Nanti jemput Nanda ke TPA biasa ya, nak. Ummi mau antar pesanan kerudung."
"Siap Ummi."
—————————————————————
"Mas Arka!" Teriak Nanda memanggilku dengan langkah tertatih - tatih. Baru saja ia keluar dari kelasnya.
"Apa dek? Jangan lari - lari gitu, nanti jatuh," jawabku.
"Tadi ada kakak yang titip ini," ucap Nanda padaku, lalu ia menyodorkan benda yang terlihat seperti sebuah...
Kartu?
Hm, mungkin kartu. Berwarna biru laut dan oranye langit sore.
Warna kesukaanku.
"Kakak siapa Nanda? Laki - laki atau perempuan?"
"Perempuan mas. Kalo gak salah namanya kak Fisha."
"Fisha? Siapa ya dek? Mas gak kenal kayaknya."
—————————————————————
Hello wb to my wattpad story. Nahyolo Fisha kirim surat ke Arka, kira - kira ada apa yaa? Tapi sayang Arka nya lupa. Gitu - gitu Arka juga manusia ya, tempatnya salah dan lupa.
Jangan lupa. Bismillah for everything:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asma untuk Althaf
General Fiction"Dia musuhku dalam hal apapun. Dan aku selalu menganggapnya sebagai saingan telakku, tak lebih dari itu." - Asmara Adiba - "Dia sudah mengibarkan bendera peperangan sejak pertama kali kami bertemu. Entah mengapa, dia selalu menganggapku musuhnya, da...