Cantik dengan Caranya

5.4K 304 0
                                    

Arka PoV

Kutatap sosok Ros yang semakin menjauh, memastikannya telah duduk manis di dalam angkutan umum. Kulafalkan doa untuknya agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat.

Kuhela nafas sejenak, melangkahkan kaki menuju ruang tata usaha untuk menyimpan absen - absen para santri.

"Gak liburan sama keluarga, Ka?" Tanya mas Rizal.

"Orang tua lagi sibuk - sibuknya kerja mas. Adik - adikku juga liburan ke kampung," jawabku masih fokus menata buku absen yang menumpuk itu.

"Gabunglah kapan - kapan dengan kelompok ikhwan pecinta alam, rencananya mereka akan hiking Gunung Bromo lho. Liburan yang menyejukkan hati dan fikiran," ucap mas Rizal.

"Finansialku kurang bagus mas, kalau untuk kegiatan bergengsi seperti itu, hehehe," jawabku sembari terkekeh pelan.

"Ya sudah Ka, aku hanya mengingatkan, bahwa hati dan fikiranmu butuh istirahat, butuh hiburan. Jangan terlalu memforsir dirimu habis - habisan, jangan sampai mendzalimi tubuh yang sudah Allah berikan Ka," ujar mas Rizal, "aku duluan ya Ka, assalamualaikum," lanjutnya kemudian.

"Waalaikumussalam, terima kasih banyak mas," jawabku.

"Sama - sama."

Aku merenung. Mencerna kembali kata - kata mas Rizal tadi. Mungkin ada benarnya, selama ini aku kurang memperhatikan kesenanganku sendiri.

---------------------

Hari ini cukup melelahkan. Kutatap nanar langit - langit kamarku. Ternyata memiliki perasaan pada seseorang tak semudah yang ku bayangkan. Semakin aku mencoba melupakannya, maka semakin gencar pula sosok cantiknya muncul di fikiranku.

Aku berusaha melupakannya, mencoba meluruskan niatku untuk mencintai Allah semata. Bukan untuk mencintai makhluk - Nya, ku fikir ini belum saat yang tepat.

Namun, ternyata tidak semudah itu.

Baru kusadari, Allah menganugerahkan perasaan ini untuk bersemayam di hatiku, untuk kujaga dan ku lindungi sebaik - baiknya. Bukan untuk merusaknya dengan kenafsuan yang berujung perzinaan.

Dan satu nama yang sejak 3 tahun lalu tersimpan dengan rapi di lubuk hatiku.

Rosalina Siti Zulaikha.

Gadis seusiaku yang telah dipilih secara langsung sebagai qiro'ah remaja Ponpes Darussalam, berkat suaranya yang sangat indah dan fasih dalam setiap lantunan pembacaan ayat - ayat - Nya. Banyak prestasi yang ia raih berkat bakat cemerlangnya, belum lagi goresan kaligrafinya yang juga sangat elok dan memikat hati siapa pun yang melihat. Dia gadis yang hebat.

Cara bicara dan sikapnya yang santun dan sholehah, juga parasnya yang kuakui menawan, membuat siapa pun yang memandangnya merasa sejuk dan terpikat.

Siapa yang tidak menyukainya?

Perasaan ini semakin membuncah ketika melihat keakraban dan candaan lucunya dengan santri - santri TPA yang menggemaskan, menbuatku tersihir dengan segala tingkah manisnya.

Dia tidak seperti akhwat lain seusianya yang belum bisa mengendalikan emosinya, yang tidak ragu meladeni lawan jenis yang mendekatinya, yang sedang gencar - gencarnya bersolek dan mempercantik diri dengan berhias.

Dia tidak seperti itu. She is Different.

Dia cantik dengan caranya sendiri.

Ros selalu menjaga pandangan pada lawan jenisnya, banyak pula ikhwan yang mencoba mendekatinya, namun secara tidak langsung ia tolak secara halus.

Aku selalu memperhatikannya. Dari kejauhan, dalam kesunyian. Mencintainya dalam diam, karena Allah semata.

Asma untuk AlthafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang