Author PoV
5 tahun kemudian.
Dua garis merah.
"Alhamdulillah!" Pekiknya keras.
Hampir saja Ros bersujud syukur, namun sekali lagi dia teringat, dirinya sekarang masih di kamar mandi.
Dengan terburu - buru Ros berlari keluar menghampiri suaminya, lalu memeluknya dari belakang. Dengan sangat erat.
"Biarku tebak, kejutan apa lagi hari ini?" Ujar suara berat seseorang yang sedang menikmati intensnya pelukan dari sang permaisuri cantik dibelakangnya.
"Positif, mas! Anak sulung kita!" Ucap Ros terengah - engah. Terlalu bersemangat.
"Alhamdulillah! Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam!"
Sang suami membalikkan tubuhnya dan menatap Ros penuh cinta.
"Sudah kubilang 'kan, kamu ini sedang hamil. Hormonmu meledak - ledak dan sering mengamuk tanpa sebab," lanjutnya dengan kekehan kecil sembari terus mengecup puncak kepala Ros.
Lalu memeluknya hingga tubuh Ros terangkat ke atas.
Terdengar deheman keras dari balik pintu.
"Sudah selesai bermesraannya? Sekali - kali lihat situasi dong, gak lihat nih di ruangan ini ada jomblo berkarat?" Tanya kakak ipar Ros memasang wajah sok frustasi.
"Jomblo juga sudah di khitbah, jangan memasang wajah seakan kakak itu paling sendiri deh," ledek Ros.
Wajah Nisa merah padam, malu - malu, "apa sih kamu," ucapnya.
Beginilah kehidupan Rosalina Siti Zulaikha sekarang, membangun bahtera rumah tangga dengan kekasih halal pilihan Allah, Yusuf Khalif Putra Ahmad.
---------------------
Hujan badai, cuaca yang lumayan buruk beberapa hari belakangan.
Dengan cekatan Ros melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumah.
"Assalamualaikum, ummi, abi, Ros pulang," Teriaknya.
"Waalaikumussalam, kemari nak!" Kata Ummi dari arah ruang tamu.
"Duh ummi bajuku basah kenapa setiap hari huja - eh, kok ada kak Nisa?" Ucap Ros setengah kaget.
Sontak semua orang yang ada di ruang tamu menoleh dan tersenyum padanya.
"Eh, tuan putrinya sudah datang," ujar ibu Nisa dan Yusuf.
Pemandangan dua keluarga yang pernah Ros temui sebelumnya terasa begitu asing di mata Ros.
"Saya dan keluarga kemari ingin melamar Ros untuk Yusuf, sebenarnya sudah cukup lama kami ingin mengajukannya. Tapi mengingat usia Ros yang masih belia dan sedang menempuh pendidikan kala itu," ujar ayah Nisa dan Yusuf.
"Ekhem, jadi, apa Bapak dan Ibu menyetujuinya?" Lanjutnya kembali.
Ros mematung di tempat. Menepuk pipinya pelan seolah membuktikan bahwa ini bukan mimpi.
Dirinya...
Di khitbah?
Dan sejak itu, berulang kali Ros melakukan shalat istikharah tiap malamnya, meminta petunjuk pada Allah atas apa yang harus ia hadapi saat itu.
Dan apa yang ia dapatkan? Ia yakin akan pilihannya. Bahwa dirinya, menerima Yusuf sebagai bagian dari kehidupannya.
Berkat ketulusan dan kegigihan Yusuf padanya, akhirnya Ros pun makin yakin bahwa dirinya memang mencintai Yusuf. Karena Allah.
---------------------
"Wah, Alhamdulillah! Sebentar lagi aku punya keponakan dong, Ros!" Ujar Fisha sumringah.
"Iya, Aja. Mas Yusuf pun senang gak ketulungan Gadi, sampai jadi manjain aku gitu. Lucunya...," Ucap Ros gembira.
Bagaimana mereka tidak bahagia, di bulan pernikahannya yang baru mencapai bulan ke tiga, Allah sudah memercayakan malaikat kecil untuk hadir di kehidupan mereka.
"Kapan ya aku bisa kayak kamu...," Ujar Fisha sembari menerawang langit - langit ruang tamu.
"Nanti pastilah, Sha. Jangan khawatir, jodoh untuk wanita Sholehah itu gak akan tertular. Hanya waktunya saja yang belum tepat," ujar Ros menenangkan.
"Dia sudah bernazar untuk melamar ku sepulang dari Kairo nanti. Namun, tidak ada satu pun kabar darinya sejak saat itu. Dia seperti menutup komunikasi denganku. Dan aku, masih sabar menunggu hingga lima tahun lamanya," ucap Fisha, setetes air mata meluncur di kedua pipinya dengan sukses.
"Allah gak akan membuat pengorbananmu selama ini sia - sia, Sha. Sekalipun kamu tidak dipersatukan dengan orang yang kamu harapkan, pasti kamu dipersatukan dengan orang yang mengharapkanmu. Dan aku merasakan itu," ucap Ros berharap tidak ada yang salah dengan kata - katanya tidak memperparah keadaan sahabatnya sekarang.
"Lima tahun, Ros. Lima tahun. Bayangkan. Di saat orang lain mungkin sudah mendapatkan pengganti, menikah dan hidup bahagia, namun aku, masih tetap setia menunggu. Mengabaikan puluhan lelaki di luar sana yang sudah melamarku bahkan di depan kedua orang tuaku," ucap Fisha sembari menyeka air matanya yang berjatuhan.
"Jangan bicara begitu, lima tahun yang telah kamu dan Arka lewati ini telah dipenuhi dengan memperbaiki diri masing - masing, sehingga ketika bertemu kembali, kalian sudah dalam keadaan sama - sama baik dan pantas untuk membina rumah tangga," ucap Ros kemudian.
Tak terpungkiri, Ros pun bingung dengan hubungan kedua sahabatnya, Arka dan Fisha. Yang satu tiba - tiba menghilang dan sok misterius, yang satu lagi selalu galau dan uring - uringan selama 5 tahun.
Hanya doa yang dapat Ros berikan untuk kebaikan mereka masing - masing.
---------------------
"Hm, aku sudah siapkan nama yang bagus untuk anak kita nanti," ujar Yusuf sembari mengelus perut Ros yang masih rata.
"Memangnya sudah tau perempuan atau laki - laki?" Tanya Ros, masih terus membelai rambut hitam milik sang suami.
"Aku sudah siapkan nama untuk keduanya. Entah itu perempuan atau laki - laki, akan aku syukuri. Bagaimana pun, jenis kelamin tak merubah kodrat anak kita, yaitu titipan terindah dari Allah untuk kita jaga sepenuh cinta," jawab Yusuf dengan lembut.
Dan kebiasaan Yusuf muncul lagi, membuat Ros makin mencintainya, setiap hari.
"Aku tahu bahwa aku Yusuf yang sangat kalah derajat ketampanannya dari Nabi Yusuf 'alaihi salam. Namun izinkanlah aku, menjadi Yusuf yang pantas mendampingi kamu, bidadari Sholehah nan cantik hingga surga nanti," ucap Yusuf dengan tatapan hangatnya.
Sukses membuat kedua pipi Ros merah merona sejadi - jadinya.
Ros sungguh bersyukur dengan apa yang telah ia miliki di kehidupannya sekarang ini.
Keluarga, sahabat, suami yang Sholeh, ditambah lagi...
Ada kehidupan baru yang tertanam di dalam rahimnya. Yang suatu saat, akan memanggilnya dengan sebutan "ummi" seperti yang ia lakukan pada ibundanya dahulu.
---------------------
Hello, i'm back.
Hoho, maafkan aku kalo ga sesuai sama ekspetasi kalian:( aku hanya mencoba untuk membuat cerita yang tak terduga hehe. Tapi kak Yusuf gak kalah romantis sama Arka 'kan? Hehehe. Masih ingat kak Yusuf? Itu lho yang penulis para mujahid Allah. Kak Nisa yang selalu menjodohkannya hehe. Benarkan, sekalipun kamu tidak dipersatukan dengan orang yang kamu harapkan, pasti kamu akan dipersatukan dengan orang yang mengharapkanmu:)
Semangat puasanya mblo❤
Jangan lupa. Bismillah for everything:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Asma untuk Althaf
General Fiction"Dia musuhku dalam hal apapun. Dan aku selalu menganggapnya sebagai saingan telakku, tak lebih dari itu." - Asmara Adiba - "Dia sudah mengibarkan bendera peperangan sejak pertama kali kami bertemu. Entah mengapa, dia selalu menganggapku musuhnya, da...