Bekas Luka

3.8K 206 3
                                    

Aku bukan tipe gadis yang suka berbasa - basi. Aku lebih suka menyelesaikan masalah langsung pada point pentingnya.

Contohnya, ketika aku menyukai Arka, aku tidak butuh waktu lama hanya untuk sekadar berkenalan. Bahkan, aku langsung mengutarakannya lewat kartu busuk menyebalkan itu.

Dan sekarang, sikap tidak ingin basa - basiku terasa sangat bermanfaat untuk menyelesaikan kebingungan di antara Arka dan Ros. Aku sangat bersyukur.

Mereka hanya belum menyadari, bahwa keduanya benar - benar saling mencintai.

Mereka terlalu larut dalam ketakutan akan bersikap.

Mereka terlalu takut memungkiri bahwa perasaan yang mereka miliki hanya pada sebelah pihak saja. Padahal kenyataannya tidak begitu.

Akulah yang semakin memperumit keadaan. Kedatanganku hanya membawa luka, bukan hanya dirasakan oleh Ros, Arka pun merasakan hal yang sama.

Mereka semakin berjauhan karena kehadiranku.

Aku benar - benar merasa tidak pantas berada dalam kehidupan mereka lagi.

Tapi di sisi lain, aku merasa lega. Setidaknya, aku pergi dengan tidak membawa rasa bersalah lagi. Usahaku dalam meluruskan benang kusut diantara mereka telah selesai.

Selesai.

Entah berhasil atau tidak, tugasku sudah selesai.

Benar - benar selesai.

—————————————————————

Aku tertawa hambar menatap layar ponselku.

"Yang kutahu, aku mencintaimu. Cukup itu."

Begitulah kira - kira isi status yang baru saja Arka unggah. Tanpa menebak pun, aku tahu ditujukan untuk siapa kata - kata manis itu.

Ros.

Memikirkannya membuat dadaku terasa sesak.

Selega apapun aku karena masalah kami sudah selesai, tidak bisa kupungkiri lagi.

Hatiku masih sangat sakit.

Dan mengetahui hal itu, membuat luka basah yang tercipta di hatiku makin terasa terkoyak.

Bagaimana pun, Arka adalah cinta pertamaku. Setegar apapun aku berkata, tetap saja.

Rasanya sangat sakit.

Namun aku percaya, seiring berjalannya waktu, Allah pasti menyembuhkan luka parah di hatiku ini. Pasti.

—————————————————————

Ros PoV

Assalamualaikum warahnatullahi wabarakatuh.
Teruntuk Rosalina Siti Zulaikha.

Rosa, aku akan menyampaikan semuanya lewat surat ini karena aku tahu, jika aku mengirimnya lewat SMS atau akun media sosial, kamu pasti mengabaikannya atau bahkan tidak akan membacanya. Dan jika aku memintamu untuk bertemu, kupikir kamu tidak akan sudi menemuiku.

Kemarin Fisha menemuiku dan mengatakan, bahwa kamu mencintaiku sejak 3 tahun yang lalu. Dia berpesan agar aku tidak pernah menyakitimu, dan tidak membuatmu menangis lagi.

Apakah hal itu benar? Kamu mencintaiku? Jika itu iya, aku akan merasa menjadi lelaki yang sangat beruntung, Rosa. Aku pun merasakan hal yang sama denganmu, tepat sejak pertama kali kita bertemu. Namun kupikir sikap yang benar adalah untuk tidak mengumbar masalah cinta, masalah rasa yang telah Allah titipkan untuk kita.

Apa benar aku membuatmu menangis, Rosa? Jika iya, kumohon maafkan aku. Jangankan untuk bermaksud menyakitimu, menyentuhmu pun aku tak mampu. Aku menyayangimu karena Allah, Rosa. Bagaimana pun aku akan berusaha untuk tidak menyakitimu, menjaga kehormatanmu. Selalu.

Dan aku akan menunggu, waktu dimana segalanya sudah pasti. Waktu yang akan Allah berikan untuk kita. Untukku, mengkhitbah dirimu pada Abimu, meminta ridhanya, untuk membawa putri cantiknya bersamaku, bersama - sama mencapai satu tujuan, yaitu menuju Ridha illahi.

Aku hanya bisa berharap bahwa nama Rosalina Siti Zulaikha lah yang Allah tuliskan di lquhil mahfudzku. Suratan takdirku. Amiin.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam hangat,
Alfiandra Arkan.

Surat yang tadi kupegang jatuh, terhembus angin.

Mataku mengerjap beberapa kali. Ini tidak salah, 'kan?

Arka mencintaiku? Sejak pertama bertemu.

Walaupun pernyataan itu cukup mengejutkanku, jantungku tidak lagi berdegup sekencang biasanya, ketika aku menemukan hal yang berhubungan dengan Arka, lelaki yang sepertinya telah berhasil kulupakan.

Jika dulu dia mengatakan hal ini padaku, mungkin aku akan berteriak kegirangan atau menangis bahagia.

Namun berbeda dengan sekarang, degupan tak normal dan hati yang membuncah bahagia itu tak ada.

Semua itu tak ada lagi untuknya.

Tetapi ada hal yang lebih mengejutkan lagi dibalik semua ini.

Seseorang yang memecahkan misteri hati antara aku dan Arka.

Fisha.

Fisha yang kukira tidak akan pernah merelakan apa yang telah ia kehendaki. Apalagi cinta pertamanya kali ini.

Namun itu tidak terbukti. Nyatanya, Fisha lah pihak yang mengalah disini.

Bukan hanya mengalah, dia pun berusaha menyatukanku dengan Arka. Hal yang seharusnya tidak dia lakukan.

Ini bukan Fisha yang kukenal. Sahabatku tidak perlu mengorbankan hatinya seperti ini.

Aku tahu, jauh di sana, ada luka tak kasat mata dibalik tegarnya hati sahabat tercintaku.

Luka yang amat sangat sakit.

Dan aku perlu menyembuhkannya. Kali ini saja.

Luka tersembunyi milik sahabatku.

Amara Nafisha.

—————————————————————

Hai hai. I'm back yuhuu.

Entah kenapa aku jadi sayang Fisha yang sekarang:( uhuhu dia sekarang baik sekali:( hm dan juga siapa yang mau punya jodoh kayak Arka, huhu dia romantis banget. Boleh aku baper sama cerita sendiri?😂 Ah Arkaku❤ dan juga betapa mulia nya hati Ros ya Allah:'( aku ingin seperti dia:" semoga kita bisa belajar dari mereka.

Jangan lupa. Bismillah for everything:)

Asma untuk AlthafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang