"High hopes.....
When it all comes to and end
But the world keeps spinning around"
High Hopes - Kodaline***
Laura menatap kagum menatap lapangan hijau yang lumayan luas itu. Dari kursi yang biasanya ditempati penonton, ia bisa melihat sungguh indahnya stadion itu. Tanpa ia sadari, bayang-bayang dirinya menonton pertandingan bersama Rhasel terlintas di kepalanya, dirinya yang duduk di kursi penonton bersama Rhasel sambil berteriak girang jika salah satu pemain Real Madrid mencetak gol, juga Rhasel yang akan mencium keningnya.
Tersenyum sejenak lalu imajinasinya beralih dan mengingatkannya pada kenangan masa lalu. Perih memang rasanya. Berusaha melupakannya, namun apadaya memori-memori itu seperti menari-nari indah dalam benaknya.
Satu bulir air mata keluar dari pelupuk mata Laura. Ia terduduk di kursi penonton, ia menangis. Dadanya sesak mengingat kejadian itu. Ia tak bisa melupakan Rhasel. Berusaha dilupakan, sosoknya selalu muncul dalam benaknya. Sungguh miris memang dunia ini, ketika dirimu ingin melupakan seseorang, sosok itupun selalu muncul dalam benakmu mengingatkan masa-masa bersamanya bagaikan kaset-kaset lama.
Cowok yang sedari tadi berada di samping Laura juga ikut terduduk melihat cewek itu menangis secara tiba-tiba. Ia memiringkan kepalanya agar dirinya dapat melihat lebih jelas wajah cewek itu, wajah yang sudah berwarna kemerahan efek dari menangis. Rambut cewek itu dia selipkan di belakang telinganya.
"Lu kenapa? Lu gak suka ada disini?" tanya cowok itu dengan mimik muka menunjukkan kekhawatiran.
Laura masih terus menangis, ia menunduk dan tangannya teralih menghapus air matanya yang berhamburan di wajahnya, "Ci---nta per---tama gue," suaranya sedikit tersendat-sendat akibat ia yang berusaha berbicara.
"Cinta pertama lo kenapa?"
Kejadian dimana dirinya dan Rhasel putus terputar-putar dalam otaknya membuat dadanya semakin sesak. Sebelah tangannya memegang dadanya karena semakin sesak kemudian menelan air ludahnya, "Dia jahat banget, dia selingkuhin gue dan merasa gak bersalah sama sekali," wajahnya terangkat, "gue udah putusin dia dan dia, dia pergi begitu aja tanpa peduliin gue yang masih shock," ujar Laura dengan emosi menggebu-gebu.
Sebelah tangan cowok itu terarah ke punggung Laura bermaksud menenangkan Laura, tatapannya masih melihat cewek disampingnya ini. "Setiap orang yang datang ke kehidupan itu pasti memberi pelajaran yang berharga, walaupun itu emang nyakitin lo tapi itu pengalaman juga kan biar lo gak salah milih cowok," jelas cowok itu dengan raut wajah serius.
Mendengar itu, Laura seketika diam. Tubuhnya mematung mendengar penjelasan cowok disampingnya itu. Ia membalikkan kepalanya ke kiri ke arah cowok yang duduk disampingnya itu. Tatapan mereka bertemu sesaat sebelum cowok itu menatap lurus ke arah lapangan hijau yang tampak bersinar dikarenakan sinar matahari.
"Orang lain berusaha lupain mantannya dengan cara membenci mantannya tapi menurut gue jangan berusaha kuat untuk lupain mantan karena itu hanya buat hati lo teriris, berusalah berpikir positif dan akhirnya tanpa sadar lo udah lupain dia, rasa lo ke dia udah gak ada lagi," jelas cowok itu.
Laura menghapus sisa-sisa air mata yang ada di wajahnya. Ia menatap lekat cowok disampingnya yang sudah menoleh ke arahnya. Kedua ujung bibir Laura tertarik membentuk senyuman, "Makasih buat lo ya."
Cowok itu berdiri dan menunduk melihat Laura, "Lo masih mau tetap disini atau lanjut tur?" tanyanya.
Raut wajah bingung terpancar di wajah Laura, "Habis ini kita kemana?"
Cowok itu tampak berpikir-pikir sebentar, "Kita ke ruang ganti pemain. Gak mau foto-foto dulu?"
Laura menangguk mantap dan meminta salah seorang turis yang tak jauh dari posisinya saat ini untuk mengambil foto mereka. Laura berusaha membuat cowok itu berfoto bersamanya. Cowok itu menolaknya karena ia sendiri tak suka berfoto lalu kemudian Laura memasang wajah memohonnya yang membuat cowok itu mengalah dan terpaksa berfoto bersama Laura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Broken
Teen FictionAku menyukai dia yang terluka. Dirinya bagaikan kaktus yang berduri dan aku bagaikan balon. Balon dan kaktus tidak dapat bersatu, sedangkan aku dan dia.. Mungkin.... Amazing cover by @katrinapradnya 9 Mei 2017