Part 23

3.4K 207 67
                                    

"Woah oh I'm feeling you baby
Don't be afraid to jump then fall
Jump then fall
It's you and me"
Jump Then Fall - Taylor Swift

***

"Halo, pipi bakso!"

Laura menghela nafasnya, dilihatnya Daffa yang secara tiba-tiba muncul dihadapannya dengan cengiran lebarnya, menghalanginya untuk keluar dari kelasnya.

Menatap Daffa sekejap kemudian menggelengkan kepalanya, menghiraukan apa yang dikatakan oleh Daffa tadi. Pegangannya pada buku cetak Kimia semakin ia eratkan. Kedua kaki miliknya diseret menuju perpustakaan berniat mengembalikan buku tersebut.

Cengiran di wajah Daffa bertambah lebar. Langkah kakinya berusaha disejajarkannya dengan Laura. Matanya melirik buku yang dipeluk erat oleh Laura. "Mau dong jadi bukunya biar bisa dipeluk ama lo," ujarnya masih dengan cengirannya.

Sebersit senyuman kecil terpampang di wajahnya namun dengan cepat dihapusnya. Berdehem kemudian menormalkan hatinya yang saat ini ingin meledak-ledak. "Ngaco deh lo," ucapnya dengan datar juga pandangan yang masih tertuju ke depan.

"Yang penting sayang," ujar Daffa dengan nada suara yang kecil.

Mata Laura membulat, ditatapnya Daffa tak percaya, "Hah? Lo bilang apa tadi?" pekik Laura.

Daffa terkekeh, tak menggubris perkataan dari Laura. Tatapannya mengarah pada perpustakaan yang sudah ada di depan matanya.

Tunggu, gue gak salah dengar kan tadi, guman Laura. Kepalanya kembali digelengkannya. Tidak, dia salah dengar. Dilihatnya perpustakaan yang sudah berada di depan matanya.

Sebelah tangannya digunakan untuk mengetuk pintu perpustakaan kemudian membukanya. Sebuah senyuman sopan tersungging di wajahnya. Diarahkannya pandangannya pada penjaga perpustakaan, "Kak Arinaa!" sapa Laura kemudian beralih menuju Kak Arina yang tengah sibuk mengurus buku-buku.

Kak Arina menoleh kemudian tersenyum, "Eh Laura, buku kimianya mana?"

Disodorkannya buku cetak Kimia yang berada dipelukannya sedari tadi. "Nih kak, kemarin gue pinjam. Gak ada denda kan?" tanyanya memastikan.

Kak Arina menggeleng. Tatapan matanya diarahkannya pada cowok yang berada disamping Laura, "Wah jarang-jarang lo sama laki ke perpus. Ekhemm..." ujar Kak Arina disertai dengan cengirannya.

Sebuah senyuman terangkat di bibir Daffa. Sebelah tangannya digunakan merangkul Laura yang berusaha menyangkal perkataan Kak Arina. "Gimana kak? Kita cocok, kan?" tutur Daffa dengan percaya diri.

Hati Laura kembali berbunga-bunga tetapi kembali disembunyikannya. Disenggolnya Daffa secara kasar. "Banyak omong dah lo," ujarnya sinis.

Laura kembali menatap Kak Arina, "Gue sama orang gila ini gak ada apa-apa, jangan ngarep deh kak."

Kak Arina memutar kedua bola matanya, "Makanya cari cowok tuh jangan jomblo terus," omel Kak Arina lagi kemudian fokus kembali pada buku-bukunya.

Daffa menggeleng. Ditariknya lengan Laura menuju tempat duduk yang berada di ujung perpustakaan.

"Lo kenapa sih suka narik-narik gue?" tanyanya setengah jengkel. Diikutinya Daffa yang sudah duduk tepat disampingnya.

Double BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang