Part 11

5.9K 330 77
                                    

"And i can lend you broken parts
That might fit like this
And i will give you all my heart
So we can start it all over again"
Over Again - One Direction

Laura mematung di tempatnya berdiri saat ini. Tubuhnya membeku, tak percaya apa yang ada didepan matanya ini.

Laura yang tadinya akan menyusul kedua sahabatnya yang sedang duduk di tepi lapangan basket bersama Safat dan kawan-kawannya.

Rhasel berdiri didepan Laura. Kedua tangannya ia jejalkan dalam saku celananya.

Laura menatap Rhasel. Dari mata Laura, tatapan Rhasel saat ini tidak menyiratkan kebencian, tatapannya lembut.

Pikiran Laura berputar-putar kembali ke memori-memori masa lalu yang saat ini berusaha Laura kubur. Hatinya sakit namun disisi lain hatinya bahagia.

"Ekhm," Rhasel berdehem mencoba meredakan suasana yang canggung, membuat Laura yang melamun tersadar dari lamunannya.

Rhasel menunduk, "Gue minta maaf," ujarnya dengan nada suara yang ia buat seperti menyesal.

Mendengar itu, hati Laura seakan teriris oleh pisau yang tajam.

Sakit

Laura tersenyum sinis, "Maaf?" Pertanyaan yang diucapkan dengan nada rendah.

Laura marah, ia marah dan disaat itu juga hatinya terluka seakan pisau tajam sudah merobek hatinya dan obat yang diberikan tidak mampu menahan seluruh luka yang ada.

Darahnya mengalir lebih deras dari sebelumnya. Matanya memancarkan sorot terluka. Ia menatap Rhasel, "KENAPA LO DATANG DISAAT GUE UDAH HAMPIR LUPAIN LO?" Bentaknya dengan suara yang parau.

Tangisnya ia tahan, ia berusaha agar pelupuk matanya dapat menahan air yang ada dalam matanya itu.

Rhasel menghiraukan ucapan Laura, "Gue menyesal," tuturnya dengan raut wajah yang dipenuhi penyesalan.

Laura tersenyum sinis, menatap Rhasel dengan tatapan tajamnya, "Gue bukan boneka yang seenaknya lo mainin sepuas lo. Gue manusia dan gue punya perasaan," ucapnya dengan nada tegas.

Disisi lain, Daffa berhenti melangkah ketika menyaksikan kejadian itu. Amarahnya bergejolak, tangannya terkepal, giginya ia gertakan dengan kuatnya.

Hingga akhirnya ia melangkah berjalan menuju mereka berdua.

Kedua tangan Rhasel terangkat memegang bahu Laura, "Lo masih suka ama gue kan?" tanyanya dengan raut wajah yang ia buat seserius mungkin.

Laura terdiam membeku, suara di tenggorokannya tercekat. Ia membukam mulutnya, jantungnya memompa darah begitu cepat dari biasanya, oksigen disekitarnya terasa hilang begitu saja.

Hatinya terluka tetapi disisi lain hatinya bahagia. Ia bingung, ia tak tahu jawaban yang harus ia lontarkan.

Tanpa disadari, lengan milik Laura digenggam dan ditarik untuk menghancurkan momen tersebut.

Daffa menarik tangan Laura agar Laura dapat berada sejajar disampingnya. Tak lupa, ia menatap Rhasel sekejap dengan tajam, "Gue gak mau cari masalah sama lo lagi," sahutnya dengan nada suara rendah.

Double BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang