Finally, setelah sekian lama gak update akhirnya bisa update juga
Ada yg nungguin gak?
***
"I am now in the world where I have to hide my heart"
Reflection - Christina Aguilera***
Hendra menautkan jari jemari kedua tangannya di atas kaki kanannya yang ia tumpu di kaki kirinya. Punggungnya ia sandarkan pada sofa yang berada pada ruang kerjanya. Kedua matanya terkunci pada suatu objek yang berada di depan matanya.
Jantungnya berpacu memompa darah seirama dengan jarum jam yang terus-menerus berdetak. Hembusan napasnya terlihat tenang, namun ada sesuatu yang ingin dikatakannya dibalik itu. Pikirannya sedari tadi memikirkan kata demi kata yang harus diutarakannya pada istrinya yang berada di depan matanya kini.
Hening. Dari antara kedua manusia yang ada dalam ruangan tersebut, tak ada yang mampu mengeluarkan sepatah kata pun untuk memulai sebuah pembicaraan. Sudah lama sekali mereka tak bicara layaknya sepasang suami istri yang sering orang-orang lain katakan.
Hendra menunduk sembari berdehem, mencoba memecah kecanggungan antara mereka berdua. Lidahnya terasa kelu, tak mampu mengeluarkan kata-kata yang sudah dirangkainya sedari tadi dalam benaknya.
Kedua mata Natasha menatap Hendra dengan lekat-lekat. Tenggorokannya yang terasa kering ia basahi dengan air ludahnya. "Saya tahu kamu mau bilang sesuatu," ujarnya sembari membuka perbincangan yang sedari tadi belum juga dibuka.
Hendra melirik Natasha sekejap, kemudian kembali menunduk. Natasha masih sama seperti dahulu, Natasha sungguh mengerti tingkah lakunya. Dia bahkan tak pernah lupa akan hal itu, diantara halangan mereka untuk bertemu selama bertahun-tahun.
Dengan ragu, matanya kembali menatap Natasha lekat-lekat. Ditelannya air ludahnya kemudian membuka suara, "Saya sudah punya calon untuk anak kita, Daffa." Nada suaranya memang rendah, namun masih bisa terdengar dengan jelas di telinga Natasha.
Natasha tersenyum miris, hatinya seakan dicubit ketika Hendra kembali membahas apa yang membuat anaknya merasa sakit hati, apa yang membuat anaknya merasa sedih. Tetapi, Natasha berusaha tenang sembari menjawab, "Saya tahu itu."
Hendra sedikit terkejut, namun keterkejutannya itu berusaha untuk disembunyikannya. Bagaimana bisa Natasha mengetahui hal privasi semacam ini? Hendra kembali menelan air ludahnya, "Saya sudah lelah melihat Daffa dan calonnya itu tidak diikat dalam suatu hubungan." Dikatupkannya mulutnya secara rapat-rapat, mencoba untuk mengumpulkan segala kekuatannya untuk mengatakan hal sensitif yang sudah direncanakannya sejak tadi.
Dari sejak Hendra mulai untuk membuka suara, Natasha sudah mengerti arah jalan pembicaraan mereka. Natasha sudah tahu pasti arah perbincangan mereka teralih pada sesuatu yang lebih serius. Sebelah alis Natasha terangkat, memberi tanda pada Hendra untuk melanjutkan kalimat yang digantungnya.
Hendra menunduk, tak berani membalas tatapan dari Natasha yang intens. "Saya ingin pertunangan mereka dipercepat," lanjutnya dengan nada ragu-ragu namun terdengar lantang di telinga Natasha.
Seakan baru saja mendengar kabar duka, kedua mata Natasha berhasil membulat sempurna. Mimik wajahnya menunjukan keterkejutan yang luar biasa setelah mendengar hal tersebut. Ia berdiri, menatap Hendra dengan tatapan penuh penjelasan. "Apa?! Apa yang kau bilang?!" teriaknya dengan nada tak percaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/103368266-288-k460667.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Broken
Teen FictionAku menyukai dia yang terluka. Dirinya bagaikan kaktus yang berduri dan aku bagaikan balon. Balon dan kaktus tidak dapat bersatu, sedangkan aku dan dia.. Mungkin.... Amazing cover by @katrinapradnya 9 Mei 2017