Destiny - 23

1.5K 65 0
                                    

Algero berdiri didepan perusahaan besar yang bergerak dibidang resort dan hotel ini. Dia melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam perusahaan itu. Beberapa kaum hawa menatapnya lapar seakan ingin menerkam Al sekarang juga.

Al sendiri sejujurnya agak risih dipandangi seperti itu. Tapi ada beberapa orang juga yang terkikik saat melihatnya. Apa yang salah memangnya? Al sedikit mengernyit bingung tapi segera dia menepis pemikiran itu.

Ting

Pintu lift terbuka dan dengan tidak tahu malunya dia masuk kedalam lift khusus petinggi disana.

Memangnya siapa dirinya?

Tapi tunggu dulu! Dia tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Memangnya disana tertera "Yang bernama Algero dilarang menaiki lift ini"???

Tidak kan?

Jadi jangan mencibir dia sekarang juga. Lagipula dia punya urusan juga dengan D.S Corp, mengingat dia akan jadi CEO baru di Sandoyo Group.

Ting

Pintu lift terbuka. Dengan cepat Al berjalan kearah ruangan odel bahkan sedikit berlari kecil. Hingga tak sampai 15 menit, dia sudah berdiri didepan meja sekretaris Odelia, Niken namanya.

Masih ingatkah?

Ah! Lupakan!

Niken berdiri sambil tersenyum ramah kepada Al yang terlihat ngos-ngosan seperti habis lari maraton.

"Akhirnya anda datang juga. Bu Odel sudah menunggu anda dari tadi"ucap niken.

Al mengangkat sebelah alisnya. "Benarkah?"tanyanya agak sedikit ragu.

"Tentu saja bahkan bu Odel sudah memberikan pesan bila anda datang maka langsung masuk saja. Aku juga punya kabar bagus. Sepertinya bu Odel senang dengan kehadiran anda"ucap niken lalu mengedipkan sebelah matanya.

Al terkekeh pelan lalu mengangguk. "kalau begitu bolehkan aku masuk sekarang?"

"Kenapa buru-buru? Sudah tak sabar ya?"goda niken dan itu kembali membuat Al terkekeh.

"Ekhem..." suara seseorang menginterupsi mereka.

Sepertinya mereka terlalu asyik mengobrol sampai tidak sadar bahwa seseorang sedang menatap tajam kearah mereka sambil melipat kedua tangannya.

"Eh, bu Odel"ucap niken sambil cengengesan.

"mampus deh aku!!!"batin niken.

"Hai nona cantik"sapa Al sambil melambaikan tangan kepada Odel.

Mata odel tak sengaja menatap sesuatu yang tersimpan disaku kemeja Al.

"apa anda tidak malu membawa permen lolipop kemana-mana?"sindir Odelia.

Niken menatap Al dengan intens lalu melongo saat melihat lolipop disaku kemeja Al. Kenapa dia baru sadar ya?

Al seketika sadar akan lolipop pemberian Ashlyn tadi. Pantas saja tadi dia diketawai orang-orang. Tapi Al malah tersenyum penuh arti.

"aku tidak akan malu karena ini pemberian dari pasien cantikku"ucap Al sambil mengeluarkan lolipop itu dari sakunya.

Odelia memalingkan wajahnya seketika saat mendengar Al menyebut 'pasien cantik'. Entah mengapa hatinya panas dan ingin rasanya menjambak rambut wanita itu.

Eh? Kenapa dia harus marah?

Niken yang mengerti apa yang terjadi sekarang memilih diam dan menonton drama antara dua orang ini.

"sepertinya kau begitu spesial baginya hingga dia memberikan lolipop itu padamu bahkan kau dengan bangga memamerkannya"ucap odelia ketus.

Al terkekeh kecil. Entah mengapa pikirannya mengatakan bahwa odelia sedang cemburu dengan 'pasien cantik'. Sedikit mengerjai mungkin akan asyik.

"Tentu saja. Aku sangat menyayanginya"jawab Al dengan santai.

Odel menatap Al tajam lalu berbalik dan masuk kedalam ruangannya. Meninggalkan Al dan Niken dengan pikiran masing-masing. Setelah Odel menutup pintu, Al dan Niken saling berpandangan lalu tertawa bersama.

"sepertinya bu Odelia ngambek"ucap niken dan Al hanya mengangguk setuju.

"By the way siapa pasien cantik itu?"tanya niken penasaran.

Al terkekeh pelan lalu menjawab "seorang anak kecil berumur 3 tahun".

Niken menutup mulutnya sendiri. Rasanya dia ingin tertawa kencang saat mengetahui hal konyol barusan. Wakil CEO yang terkenal tegas dan cuek cemburu buta pada seorang anak berumur 3 tahun???? Bolehkan dia update status sekarang???

"kalau begitu aku masuk dulu"ucap Al lalu berjalan kearah pintu besar berwarna coklat itu. Tanpa mengetuk pintu, Al langsung masuk begitu saja.

Didalam ruangan terlihat Odelia sedang berdiri didepan jendela besar membelakangi Al dan entah sedang menatap apa.

"masih marah nona?"tanya Al tepat disebelah telinga odelia.

Deg

Odelia baru sadar kalau Al sudah berdiri tepat dibelakangnya. Jantung odel berpacu dengan cepat. Dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Al yang melihat tidak ada reaksi apapun dari Odel akhirnya nekat memeluk Odel dari belakang. Menghirup wangi rambut Odelia, gadis kecil yang sekarang sudah menjadi sosok wanita sempurna baginya.

Odel berusaha melepaskan pelukan itu tapi Al malah semakin erat memeluknya dan itu membuat odel pasrah.

"kau tahu, aku sangat merindukan dirimu dan begitu bodohnya aku tidak menyadari bahwa kamu memang dia"ucap Al pelan.

Odelia terdiam dalam pelukan Al. Dia masih belum bisa mencerna apa maksud Al barusan. Apa Al baru saja mengakui bahwa dia pria yang selama ini dicarinya?

"Aku adalah dia, lia. Bocah laki-laki yang dulu menolongmu dan memendam perasaan padamu selama ini"lirih Al.

Odelia semakin tertegun. Bukan masalah Al mengakui jati dirinya tapi masalah kalimat akhirnya tadi.

Memendam perasaan padamu selama ini

Really???

Oh, entah mengapa odelia sangat bahagia. Rasanya kupu-kupu bertebaran didalam perutnya.

Al melepaskan pelukannya lalu membalik tubuh odel menghadapnya.
Al lalu menangkup kedua pipi odel dan memandang mata indah itu lama.

"Apa maksud dari semua ini, Al?"tanya odel pelan.

Al tersenyum lembut. "kau mau tahu jawabannya?"

Odel segera mengangguk dan saat itu juga Al mendaratkan bibirnya pada bibir manis milik Odelia. Hanya sekedar menempelkan saja karena Al tak berani untuk melakukan lebih.

Odelia segera mendorong dada bidang Al cukup keras sehingga mereka sedikit berjauhan.

"APA-APAAN KAU INI?!"pekik odelia kesal. Terlihat dimatanya ada kilatan amarah yang membara.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang