Destiny - 19

1.5K 62 1
                                    

Guenn baru saja menginjakkan kakinya di rumah sakit tempat Al tersayangnya bekerja.

Dia segera bergegas berjalan kearah ruangan Al begitu pintu lift terbuka lebar. Dia berjalan diiringi senyum manisnya. Beberapa orang mungkin heran mengapa dia memiliki kemiripan dengan salah satu di di rumah sakit ini. Tapi mereka segera membuang pemikiran itu karena itu bukan urusan mereka. Not important, right?

Tak sengaja dirinya menabrak seorang pria terlalu kuat hingga pria itu terjatuh kelantai dan meringis.

"sial! siapa yang berani menabrakku"pekik pria itu penuh dengan kekesalan.

Guenn mengulurkan tangannya untuk membantu pria itu berdiri."maaf"ucapnya penuh rasa bersalah.

Pria itu mendongak dan terkejut saat mendapati siapa yang menabraknya barusan.

"kau--"

"berdirilah. apa duduk dilantai seperti itu menyenangkan?"ucap guenn sambil menaikkan sebelah alisnya.

"eh, ma..maaf"ucap pria itu lalu meraih tangan guenn. Guenn lalu menarik pria itu agar berdiri.

"kenapa kau terkejut saat melihat diriku?"tanya guenn saat pria sedang menepuk jas dokternya.

"kau kembarannya corry, bukan?"

Guenn mengangguk mengiyakan. "kau siapa?"

Pria itu menyodorkan tangannya yang lebih besar dari tangan corry tentunya.

"aku Dokter Charles spesialis THT disini"ucapnya sambil tersenyum lembut.

Guenn menerima jabatan tangan itu sambil tersenyum ramah. "Guenn Calista Sandoyo.. Kakak kembarnya corry"

"Oh, jadi kau yang kakak ya"ucap charles sambil mangut-mangut.

"sekali lagi maaf ya karena telah membuatmu jatuh. Apa ada yang terluka?"

Charles menggeleng dengan cepat. "tidak. Kalaupun terluka, pasti aku sudah minta pertanggungjawaban dari kamu"

"Ah, baiklah kalo begitu. Aku harus bergegas sekarang. Sekali lagi maaf ya atas kejadian ini"ucap guenn sembari menampilkan senyum terbaiknya.

Charles mematung ditempat saat senyum itu tiba-tiba saja terukir indah dibibir gadis itu. Sungguh, charles terpesona. Sebelumnya dia belum pernah melihat senyum semanis itu. Astaga, bisa-bisa dia terkena diabetes lantaran hanya melihat senyum itu.

"saya permisi dulu"

Suara itu menyadarkan charles dari lamunannya. Saat dia menoleh, guenn sudah berlalu pergi entah kemana. Charles mengusap rambutnya kebelakang lalu kembali berjalan menuju lift. Tadinya dia sedang buru-buru karena Odelia membutuhkannya. Tapi gadis manis itu malah membuatnya melupakan tujuannya.

Ck! Kenapa adik dan kakak sama-sama mempengaruhi pikirannya.

***

Guenn mengetuk pintu ruangan Al saat dirinya sudah tiba didepan pintu besar itu.

Tok tok tok

Terdengar sahutan dari dalam yang menyuruhnya masuk. Langsung saja guenn menekan knop pintu dan membukanya perlahan.

Dia tersenyum saat melihat siapa yang sedang berkutik dengan file-file pasiennya (mungkin).

"Permisi, apa dokter Algeronya ada?"ucap guenn sambil tersenyum jahil.

Seketika Al mendongak dan terkekeh saat melihat siapa yang tadi bersuara.

"apakah mata anda tidak bertemu dengan dokter tampan ini?"tanya Al sambil menaik-turunkan alisnya.

Kini giliran guenn yang terkekeh. Dia lalu masuk dan duduk dihadapan Al yang tengah memperhatikan dirinya.

"ada keperluan apa guenn hingga kamu repot-repot kemari?"tanya Al lembut tapi hal itu malah membuat guenn memanyunkan bibirnya.

"jangan berbicara begitu, kak. Itu seolah-olah aku mencarimu hanya ketika aku membutuhkanmu"

Al terkekeh geli. "well, maafkan aku. Tapi ada apa nih?"

"aku hanya rindu"ucap guenn dengan malu-malu.

"kamu sudah tumbuh menjadi gadis dewasa guenn. Jangan suka bertingkah manja lagi deh"ucap Al penuh kelembutan.

"Aku nyaman dengan tingkah seperti ini"balas guenn terkesan cuek.

Al menghela napas lalu berdiri. Dia melangkah kearah guenn. Guenn seketika jadi salah tingkah. Entah apa yang dia pikirkan. Al memegang kedua pundak guenn sembari menatap adik kecilnya ini intens.

"Guenn... Sampai kapan kamu akan seperti ini? Akan tiba saatnya dimana kamu akan menjadi istri seseorang, menjadi seorang ibu. Tentu kamu harus bisa bersikap dewasa. Kakak bicara seperti ini supaya kamu mengerti dan mau berubah. Lihat corry, dia memang agak berbeda dengan kamu. Dia wanita yang tertutup tapi dia memiliki sisi keibuan ketika dia sudah resmi menjadi seorang dokter kandungan"jelas Al panjang lebar.

Guenn menatap Al lekat lalu menghembuskan napasnya kasar. "kalau begitu, kak Al saja yang jadi suami aku"

Al melepaskan pegangannya seketika dan mundur beberapa langkah dari guenn. Dia benar-benar shock mendengar penuturan guenn. Bagaimana mungkin dia menjadi suami dari Guenn? Adiknya?

"Guenn itu tidak mungkin terjadi"

"Kenapa tidak mungkin, kak?!"ucap guenn dengan suara meninggi.

Al spontan melotot kepadanya. Dia tidak habis pikir, apa sebenarnya yang ada dibenak guenn?

"aku kakakmu dan sampai kapan pun akan selalu begitu"ucap Al tegas dan penuh penekanan.

"Tapi kita tak punya hubungan darah sama sekali, kak"ucap guenn sambil menatap Al dengan sendu.

"kak tahu tapi kakak tidak bisa dan tidak akan pernah menjadikan kamu sebagai istri kakak"

Guenn memalingkan wajahnya. Rasanya dia ingin menangis sekarang juga tapi tidak didepan Al.

"apa kakak menyukai gadis yang bernama Odelia itu?"tanya guenn dengan suara bergetar. Dia sangat berharap Al akan menjawab 'tidak'.

Entah mengapa suara Al tertahan ditenggorokkannya. Sulit sekali ingin mengatakan 'tidak'. Kenapa ini? Ada apa dengannya? Apa jangan-jangan benar jika dia menyukai Odelia?

Guenn menangis histeris saat Al tak menjawab apapun. Hatinya benar-benar remuk sekarang. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Dia segera berlari keluar dari ruangan Al.

Al ingin mengejarnya tapi kakinya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan. Alhasil, dia membiarkan guenn keluar sambil menangis tersedu-sedu. Al mengacak rambutnya frustrasi. Dia benar-benar merasa bersalah karena telah menyakiti hati wanita itu. Sekarang dirinya mengerti, siapa yang disukai guenn sebenarnya.

***

Air mata terus mengalir deras membasahi pipi mulus guenn. Dia benar-benar sakit hati dan kecewa. Selama ini dia selalu berharap Al juga mencintai dirinya. Dia benar-benar terpukul saat tahu Al menyukai gadis lain, bahkan mereka belum lama mengenal. Kenapa guenn harus kalah dari odelia? Padahal dirinya yang sudah lama mengenal Al dan mereka begitu dekat.

Guenn terus berlari hingga dia sampai ditaman rumah sakit. Dia tidak menghiraukan bisikan-bisikan beberapa orang yang terang-terangan menatapnya. Guenn menutup kedua telinganya sambil terus menangis sesegukan.

Tiba-tiba seseorang menyodorkan sebuah sapu tangan kepada guenn yang tengah menunduk ini.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang