"Siapa kamu?"tanya seorang gadis dengan ekspresi ketakutan.
"Kamu akan menghasilkan uang yang banyak untukku. Hahaha"kata seorang pria dengan tawa memgerikan.
Gadis itu mulai panik. "Aku tidak mau. Lepaskan aku!! Tolong... Tolong... "
"Diam kau gadis kecil. Menurut sajalah padaku"bentak pria dewasa itu.
"Tidak!! Aku tidak mau. Aku mau pulang"ucap gadis itu sambil memberontak tapi tangan dan kakinya terikat.
"Hahaha.. Kau lumayan menyusahkan"
"Tolong lepaskan aku. Kasihanilah aku"ucap gadis itu ditengah tangisannya.
"Aku akan melepaskanmu setelah aku mendapatkan uangnya"
"Papaku pasti akan datang membebaskanku dan kamu pasti akan ditangkap"ucap gadis itu berapi-api.
Pria itu mulai jengkel lalu mencengkram dagu gadis itu kuat. "Dengar gadis kecil!!! Kau cukup duduk diam disini dan ikuti perintahku, mengerti???"
Gadis itu lalu meludahi wajah pria itu hingga membuat pria itu murka dan...
Plak
Sebuah tamparan mendarat dengan mulus dipipi kiri gadis itu. Pipi gadis itu memerah dan pasti akan membengkak. Gadis kecil itu meringis sambil terisak kecil.
"Rasakan itu!!! Jika saja kau tak kurang ajar maka kau tak akan menerima tamparan itu"ucap pria itu penuh penekanan lalu beranjak pergi. Meninggalkan gadis kecil ini ditempat gelap ini sendirian.
Gadis itu menangis dengan kencang akibat rasa takut tidak bisa bertemu keluarganya lagi dan rasa sakit dipipinya.
Bruk
Sebuah kardus kecil jatuh kelantai. Gadis itu terkesiap lalu berusaha melihat siapa yang bersembunyi dibalik dinding. Dia yakin ada orang disana.
"Hei, siapa disana? Tolong lepaskan aku. Aku janji jika kau membukakan ikatan ini, Kita pasti keluar dari tempat mengerikan ini"ucap gadis itu tapi tak ada jawaban apapun.
"aku tahu kau mendengarku. Aku mohon bantulah aku"ucap gadis itu memelas. Tapi lagi-lagi tak ada jawaban.
Gadis itu menghela nafas lalu kembali menangis terisak. Tidak ada yang mau menolongnya. Kenapa nasibnya seperti ini?
"Papa... Mama... Tolongin lia. Lia takut"ucap gadis itu dengan kepedihan yang teramat sangat.
***
"Huhhh... Huhhh..."
Seorang gadis terbangun dengan keringat bercucuran dari dahinya. Dia baru saja bermimpi buruk. Mimpi mengerikan mengenai masa kecilnya. Dan sialnya! Mimpi itu muncul setiap harinya. Gadis itu berjalan kekamar mandi lalu membasuh wajahnya di wastafel. Dia menatap pantulan dirinya dicermin lalu mengerang.
"kenapa mimpi itu selalu muncul?! Kapan hidupku akan tenang?!"teriak gadis itu frustasi lalu mencengkram kuat sisi wastafel.
Ya. Kalian pasti tahu siapa gadis ini. Dia adalah Odelia Carine Darson. Gadis dengan masa lalu yang pahit dan hingga sekarang kejadian itu terus membayang dipikirannya.
Dia terduduk dilantai kamar mandi yang basah sambil memeluk kedua lututnya. Dia terisak pelan. Kejadian itu terlalu membekas dihatinya hingga dia selalu dihantui rasa ketakutan.
Brak
Suara pintu dibuka paksa terdengar diluar sana tapi Odel tak memperdulikannya. Dia terus termenung dengan pikirannya sendiri.
"kakak... Kenapa kakak duduk disini? Ayo bangun kak"ucap seorang pria yang tak lain tak bukan adalah Charles.
Charles lalu membantu Odel yang rapuh berdiri dan berjalan keluar kamar mandi. Odel sempat melihat pintu kamarnya rusak, sepertinya Charles yang mendobrak tadi.
Richard dan Ratata segera berlari masuk saat mendengar suara gaduh tadi diatas. Dan baru saja tiba didepan pintu, mereka mendapati charles tengah membantu odel berjalan.
Setelah duduk diranjang, Charles memberikan segelas air untuk Odel dan langsung diminumnya sampai kandas. Charles lalu membaringkan Odel diranjang dengan hati-hati seperti Odel adalah benda yang terbuat dari kaca dan jika kasar sedikit maka akan pecah.
Ratata hendak menghampiri Odel tapi Richard menahannya lalu menariknya keluar.
Charles duduk dipinggir kasur lalu mengelus rambut Odelia dengan penuh kasih sayang. Tadi dia dimintai oleh Ratata untuk membangunkan Odel tapi saat dia hendak membuka pintu ternyata dikunci. Dia berusaha mengetuk pintu berkali-kali tapi tidak ada sahutan dan karena panik dia langsung mendobrak pintu tersebut.
Perlahan Odelia mulai memejamkan mata lalu tertidur dengan pulas. Charles tersenyum kecil lalu mengecup kening Odel singkat. Dia begitu menyayangi kakaknya ini. Dia tahu apa yang dirasakan Odel selama ini karena Odel selalu bercerita kepadanya. Apapun itu.
Charles akhirnya berdiri dan berjalan keluar meninggalkan Odel yang sudah tertidur pulas dan semoga saja tidak bermimpi buruk lagi. Saat tiba dibawah, dia melihat Ratata tengah menangis dalam pelukan Richard.
"pa.. ma.. "
Richard menoleh kearah Charles begitu juga dengan ratata yang sudah menghapus air matanya. Charles menghela napas lalu menghampiri mereka.
"Bagaimana keadaannya?"tanya richard.
"Dia sudah tenang dan sekarang tertidur"jawab Charles lalu meneguk air digelasnya sampai setengah.
"sebenarnya apa yang terjadi charles?"tanya ratata khawatir. Wajahnya terlihat kacau dengan hidung memerah.
"Dia mimpi buruk lagi ma. Maaf karena aku merahasiakan ini"ucap Charles pelan.
"Bukankah mimpi itu sudah lama hilang?"tanya ratata bingung.
"Awalnya iya tapi saat di Amsterdam, dia mengalami mimpi itu lagi"lirih Charles.
"Sial! Kenapa penculikan itu membawa pengaruh yang begitu besar? Hidup putriku menjadi tidak tenang seperti ini"ucap richard lalu mengusap wajahnya gusar.
Charles terdiam lalu beranjak kekamarnya untuk bersiap-siap ke rumah sakit. Bagaimana pun dia harus tetap bekerja walaupun keadaan sedang kacau.
"mungkin aku memang harus mencari orang itu. Semoga saja orang itu bisa menghilangkan semua penderitaan kakak. Tapi apa bener dia adalah dokter Algero? Apa aku harus bertanya padanya? Tapi aku harus bicara gimana? Aku takut dia bukan orangnya dan malah mengetahui rahasia ini. Lagipula bukankah dia putra dari keluarga Sandoyo lalu bagaimana mungkin jika dia itu yang kakak cari? "ucap charles dalam hati.
"Sial! Aku harus bagaimana sekarang?!"gumam Charles frustasi.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny is You ✅
Roman d'amourCOMPLETED ✅ #460 in Romance (18/05/2018) This is my first story so don't copy my wattpad because I don't like whose name is PLAGIARISM!!! Happy Reading .... ---------------------------------------------------- Kamu adalah takdirku dan aku adalah tak...