Destiny - 28

1.4K 59 1
                                    

Guenn sedang berdiri termenung di balkon kamarnya. Waktu sudah menunjukkan tengah malam tapi niat untuk menutup mata belum ada.

Guenn masih memikirkan pernyataan yang dia ungkapkan kepada Charles tadi sore. Dan charles hanya diam membisu.

Guenn sendiri bingung mengapa dia bisa mengutarakan bahwa dia menyukai charles. Padahal dari dulu yang ada dalam hatinya adalah Algero. Apa mungkin dia hanya menjadikan charles sebagai pelarian?

Guenn menghela napas kasar lalu menatap hamparan bintang dilangit yang gelap. Hari ini bintang tidak begitu banyak.

"Bintang.... mungkin kamu tahu bagaimana perasaanku saat ini. Jujur, aku masih sakit hati atas penolakan kak Al dan baru tadi aku tahu bahwa mereka sudah jadian. Aku masih belum bisa menerima kenyataan ini. Lalu charles, aku bingung kenapa aku malah bilang memyukainya. Padahal kami baru saling mengenal. Apa aku sudah gila??? Menyukai orang asing"ucap guenn.

Dia memejamkan matanya. Merasakan hembusan angin malam.Guenn mengusap kedua lengannya. Angin malam membuatnya kedinginan. Sepertinya dia harus segera masuk.

Guenn membuka matanya lalu berjalan masuk kedalam kamarnya. Menutup pintu balkon dan juga gordennya. Kemudian guenn merebahkan dirinya diatas ranjang dan mulai memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama, guenn sudah masuk kedalam dunia mimpi.

***

Pagi harinya di Medika Hospital, corry sudah berdiri didepan ruangan charles. Tapi asisten charles mengatakan bahwa charles belum datang. Akhirnya corry memutuskan untuk menunggu saja.

"Corry..."

Corry menoleh kearah suara seseorang yang memanggilnya. Dia terdiam saat mengetahui Key yang memanggilnya.

Corry ingin pergi tapi key segera menghalanginya dan menyudutkan corry di dinding dan meletakkan kedua tangannya di sisi kiri kanan tubuh corry. Sehingga corry tidak dapat pergi kemana-mana.

"apa maumu key?"tanya corry.

Key menatap corry sendu. Dia dapat melihat tatapan kekecewaan dan kepedihan dikedua mata corry.

"Maaf kalau aku harus menahanmu begini. Aku hanya ingin berbicara bersamamu. Aku khilaf semalam. Aku tidak dapat menahan diriku"lirih key.

"sudahlah key. Aku tidak mood membahas masalah itu"ucap corry lalu memalingkan wajahnya.

"Sungguh corry... aku takut kehilangan dirimu. Aku sudah mencintaimu sejak lama dan baru kali ini aku berani mengungkapkannya karena aku tidak mau kamu jatuh kepelukan orang yang salah. Kamu tahu cor, dulu aku tiba-tiba menghilang untuk menjauhimu. Berusaha mengubur perasaan ini tapi semakin aku jauh darimu malah perasaan cinta ini semakin besar"

Corry menatap key lekat lalu menghembus napas kasar. "Key... aku tidak pernah menganggapmu lebih dari sahabat. Bahkan dulu aku mengira kamu mencintai guenn karena kalian terlihat dekat"

"Guenn??? Sejak kapan aku dekat sama guenn? Aku hanya sering curhat padanya karena dia yang paling dekat denganmu"ucap key jujur.

"Jadi maksudmu, guenn tahu perasaanmu padaku?"kaget corry. Key mengangguk mengiyakan.

Corry menghembuskan napas frustrasi. "sebenarnya apa yang ada dalam benak anak itu?"batin corry.

"Ekhem..."

Key dan corry sontak terkejut saat mendengar suara deheman itu. Key segera menjauh dari corry dan akhirnya corry dapat bernapas lega. Sejujurnya dari tadi jantung berdetak sangat cepat karena posisi mereka tadi terlihat intim.

"Hebat ya kalian. Mau berduaan jangan didepan ruanganku. Menghalangi jalan masuk tahu, gak"sindir charles.

"Charles... ini tidak seperti yang kamu pikirkan"elak corry sedangkan key hanya menatap charles dengan pandangan tak suka.

"sudahlah dokter corry. maaf karena aku menganggu kalian. Jujur, aku tak bermaksud tapi kalian menghalangi jalan masukku. untung saya lorong disini sangat sepi jika tidak kalian pasti sudah diseret dan dipaksa nikah"ucap charles tajam.

"Diseret nikah? Apa maksudmu? Memangnya kami ngapain? Kami hanya berbicara. Otakmu saja yang kelewat negatif"ucap key tak terima.

Charles mendengus kesal. "Otakku yang salah? Kalian berbicara apa berbisik? Apa kalian tak sadar dengan posisi seperti itu? Posisi kalian tadi seperti.... Ah! Sudahlah"

"A... Aku permisi dulu"ucap corry lalu bergegas pergi sambil berlari kecil.

"Huft! Setelah kepergok malah kabur"batin charles.

Key bersedekap lalu menatap charles datar. "jangan cemburu begitu. Kami tak melakukan apapun"sindirnya.

Charles melongo saat ucapan key. "Cemburu dari hongkong"

Key tersenyum sinis. "Kau tahu, aku sudah mencuri ciuman pertama dari corry"ucapnya dengan santai.

Charles seketika menatap key tajam. Tiba-tiba emosinya memuncak begitu saja saat mendengar ucapan key. Entah mengapa dia tak rela key mencium corry. Tepatnya dibibir pulak. Charles segera beranjak dan masuk kedalam ruangannya.

Sesampainya didalam, charles meninju tembok bertubi-tubi tanpa memperdulikan tangannya yang terasa perih. Charles benar-benar harus melampiaskan emosinya pada tembok ini. Jika tidak, mungkin key sekarang hanya tinggal nama saja.

"Corry... kenapa kamu memberikannya kepada key???"geram charles.

Dia mengacak rambutnya frustasi tanpa memperdulikan tangannya yang sudah berdarah.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang