Destiny - 24

1.4K 67 0
                                    

Odelia segera mendorong dada bidang Al cukup keras sehingga mereka sedikit berjauhan.

"APA-APAAN KAU INI?!"pekik odelia kesal. Terlihat dimatanya ada kilatan amarah yang membara.

***

Al hanya diam saja. Dia juga heran mengapa dia begitu nekat menyium odel tadi. Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa dia tidak bisa mengendalikan diri saat berdekatan dengan odel? Apa karena dia sudah tahu siapa odelia itu?

Odelia benar-benar emosi sekarang karena Al dengan lancang merebut second kiss darinya. Jangan tanya siapa first kiss nya.

"Maaf"cicit Al penuh rasa bersalah.

Odelia memalingkan wajahnya. Wajahnya memerah sekarang. Bukan! Bukan karena malu melainkan emosi yang meledak-ledak.

Al berlutut dihadapan odelia sambil menyentuh kedua tangan gadis itu. Dia sungguh tak ingin wanitanya marah.

Tunggu!!! Wanitanya???

"Now and forever, you're mine Odelia"ucap Al bersungguh-sungguh.

Odelia melotot kearah Al. Apa maksud dari perkataannya?

"i don't belong to anyone"ucap odel lalu melipat kedua tangannya. Menatap Al dengan tajam.

Al tersenyum sinis. "kamu memang bukan milik siapapun tapi milik seseorang yang sudah mengambil first kiss kamu"

"ka... kamu tahu???"kaget odelia.

Al berjalan mendekat ke Odelia dan otomatis Odelia bergerak mundur dan terus begitu sampai punggung odel menabrak tembok.

"It's up to you to believe it or not which is important I have been honest and that boy is me"ucap Al tepat didepan wajah odelia.

Odelia membulatkan matanya seketika. "it's not funny Al"

"aku tidak berbohong lia. Maaf karena tidak mengenalimu sebelumnya padahal kamu selalu bertanya bahwa apakah kamu mengingatkanku pada seseorang. Entah mengapa aku begitu bodoh hingga ragu padamu. Aku bahkan meminta corry untuk mencari informasi tentang kamu"ucap Al sambil menatap manik mata odel.

Odelia diam membisu. Dia tidak tahu harus berkata apa. Matanya berkaca-kaca sekarang. Dulu Al tidak mau menjawabnya tapi kenapa tiba-tiba sekarang dia mengatakannya? Jangan bilang bahwa Al hanya mau mempermainkan dirinya lagi.

Al mengusap pipi odel pelan. Dia menatap odel dengan tatapan.... ah! Kalian juga pasti bisa menebaknya.

"Kau tahu, setelah kita berpisah dulu. Aku begitu merasa kehilangan padahal kita hanya bersama selama 2 hari tapi itu sudah bisa mempengaruhi diriku. Aku bertekad melupakan dirimu karena aku yakin papamu juga tidak akan mengizinkan kita bersama. Tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri bahwa aku sayang padamu. Sangat sayang. Dan perasaan sayang itu lama-kelamaan menjadi cinta. Aku mencintai seorang gadis kecil dan pemberani. Aku tidak akan membiarkan dirimu pergi lagi dari hidupku apapun yang terjadi"

Odelia hanya diam. Dia berpikir apa Al tidak capek mengucapkan kalimat sepanjang itu? Semacam pidato saja.

"apa kamu bersungguh-sungguh?"tanya odel ragu.

Al mengangguk pasti. Odelia menghela napas kasar. Jujur, dia sendiri tidak tahu akan perasaannya. Al sudah mengungkapkan perasaannya lalu dia harus apa? Dengan membalas cinta Al belum tentu dapat membuat traumanya menghilang. Apakah mimpi buruk itu akan sirna? Ditambah lagi mungkinkah dia bisa bahagia bersama Al? Mengingat kerasnya richard padanya.

"kamu tidak perlu menjawab pernyataan cintaku sekarang. Kita nikmati saja dulu. Aku janji akan membantumu melupakan semua kepedihan itu, berusaha menghilangkan semua mimpi buruk yang selama ini kamu alami. Aku akan membimbing kamu menuju kehidupan bahagia dihari mendatang. I promise"

Odelia langsung memeluk Al merasakan kehangatan dada bidang Al membuat odel merasa nyaman. Perlahan senyuman Al mengembang. Dia membalas pelukan odelia dan mencium pucuk kepala gadis ini. Odel sendiri tersentuh saat merasakan Al mencium kepalanya. Odel mengeratkan pelukannya seolah tidak akan pernah melepasnya lagi.

Al segera melepaskan pelukannya membuat odel mengerucutkan bibirnya. Hal itu membuat Al merasa gemas.

"tadi marah-marah saat aku menciummu, sekarang malah main peluk-peluk saja"sindir Al.

Skakmat!!! Odelia tak bisa berkata apa-apa lagi. Kenapa dia harus lepas kendali seperti ini? Al terkekeh melihat pipi odel yang bersemu merah.

"selama ini aku mencari kamu tahu. Bahkan aku melanjutkan S2 di Amsterdam hanya sebagai alasan untuk bertemu denganmu. Tapi rupanya sia-sia. Kamu tidak ada dimanapun. Bahkan aku harus menahan traumaku saat menginjakkan kaki ke tempat penculikan itu"lirih odel.

Al segera menarik tangan odelia untuk duduk disofa panjang yang ada diruangan odel.

"maaf karena aku membuatmu susah"ucap Al pelan.

"Ya dan kamu harus bertanggung jawab"ucap odel penuh penekanan.

Al terkekeh lalu mencubit kedua pipi tembem odel. "Dasar tengil!"

Odelia bersedekap lalu menatap Al intens. "aku ingin dengar ceritamu. Bagaimana bisa kamu masuk kedalam keluarga Sandoyo ini"

Al tersenyum lembut lalu mengangguk. Dia menarik hidung odelia pelan.

"Lebih baik mendengar cerita panjangku atau lebih mau dicium sekali lagi"goda Al lalu mengedipkan sebelah matanya.

Odelia refleks memukul lengan Al sekuat tenaganya tapi itu sama sekali tidak berpengaruh bagi Al. Al menahan kedua tangan odelia lalu mengecup punggung tangan gadis itu. Membuat odelia tersipu malu.

"aku akan bercerita tapi apa kamu tidak bosan mendengarnya?"tanya Al memastikan dan Odel segera menggeleng. Al pun tersenyum lembut.

***

Hihihi... Masa lalu mereka berdua akan diceritakan di chapter selanjutnya ya readers. Dan berhubung akan panjang sekali maka author makan membaginya menjadi beberapa part.

Semoga penjelasan ini akan menjawab segala rasa penasaran readers ya.

Jangan lupa vote dan comment ya readers. Biar author tambah semangat. Jangan malas-malas untuk meninggalkan jejak disini. Tidak dipungut biaya apapun kok jadi bebas saja.

Author ucapkan terima kasih bagi yang sudah baca sampai sini ya.

Sampai jumpa lagi. 😊

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang