Destiny - 42

1.3K 49 0
                                    

Pagi-pagi sekali Odelia sudah menginjakkan kakinya dirumah sakit. Kedua tangannya menenteng keranjang yang berisi buah-buahan.

Pertama Odelia melangkahkan kakinya menuju ruangan corry karena semalam dia mendapatkan kabar dari charles bahwa corry sudah siuman.

Odelia turut senang karena pada akhirnya adiknya dapat bertemu lagi dengan cinta sejatinya. Dia benar-benar prihatin melihat kondisi adiknya yang tidak dapat dikatakan baik-baik saja selama corry menghilang.

Odelia membuka pintu pelan, takut menimbulkan suara yang dapat mengganggu penghuni didalamnya. Saat dia masuk, terlihat Al, Charles dan Corry masih tertidur pulas.

"sepertinya mereka kelelahan"batin odelia.

Dia pun meletakkan satu keranjang buah itu dinakas dekat ranjang. Lalu menatap wajah corry lama. Perlahan seukir senyuman tercetak diwajah cantiknya.

"Akan ku pastikan adikku yang satu itu tidak akan mengecewakan dirimu lagi, corry. Kamu wanita yang beruntung karena bisa mendapatkannya"ucap odelia dengan suara yang teramat kecil.

Kemudian odelia bergerak mendekati Al yang masih tertidur pulas. Dia mengecup kening Al penuh sayang. Lalu membuka jaketnya dan menyelimuti Al.

"Aku mencintaimu, Al"bisik odelia ditelinga Al.

Dia pun memilih keluar, takut kehadirannya membangunkan mereka semua.

Odelia pun mulai melangkahkan kakinya ke ruangan Guenn. Tapi matanya tak sengaja menangkap seseorang. Odelia segera mengikuti orang tersebut.

"Key tunggu..."

Orang yang dipanggilnya itu pun berhenti lalu berbalik. Odelia kini berdiri tepat dihadapannya. Dia terlihat ngos-ngosan karena memang dia berlari kecil untuk menyeimbangi langkah kaki pria itu.

"Maaf, kenapa anda mengejar saya?"tanya key sesopan mungkin.

"Sedang apa kamu disini?"

"Hanya ingin menjenguk seseorang"jawab key.

"Apakah dia adalah orang yang spesial?"tanya odelia sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Hanya rekan kerja"

"Tidak mungkin hanya sebatas rekan kerja. Karena jika memang iya, kau tak mungkin pagi-pagi sekali kesini. Yang kutahu kau adalah orang yang cukup sibuk"ucap odelia.

Key menghela napas kasar. "Aku tahu apa yang ingin kamu katakan. Ya, aku memang berniat menjenguk corry tapi kulihat charles ada disana"

"Lalu kenapa kamu harus pergi? Tidak ada salahnya dalam menjenguk seseorang"

"Menjenguk seseorang memang tidak salah. Tapi yang salah adalah takdir tak mengizinkanku bersamanya"

Odelia mengernyit bingung. Dia hendak mengatakan sesuatu tapi key segera memotongnya.

"Aku pergi dulu"ucap key lalu bergegas pergi meninggalkan odelia dengan sejuta pertanyaan.

Odelia menggeleng kecil sembari menatap key yang semakin menjauh. "Cinta memang rumit"ucapnya pelan.

Dia lalu kembali melangkah menuju tujuannya yang sempat tertunda itu, ruangan guenn.

Odelia membuka pintu pelan saat melihat guenn tidur membelakanginya. Odelia berjalan pelan lalu menaruh keranjang buah diatas nakas.

Odelia memperhatikan guenn dengan seksama lalu menghembuskan napas. Tiba-tiba dia terkejut saat melihat punggung guenn yang bergetar. Seketika odelia jadi panik. Apa mungkin guenn kesakitan? Dia juga seharusnya tidak tidur dalam posisi miring.

"Guenn... apa ada yang sakit? Perlu ku panggilkan dokter?"tanya odelia dengan khawatir.

Guenn membalikkan badannya lalu menatap odelia dengan tatapan yang sulit diartikan.

Odelia dapat melihat air mata guenn yang terus mengalir dari pelupuk matanya.

"Kau--"

"Aku disini. Apa ada yang bisa kubantu?"tanya odelia lembut.

"Hmm... sebaiknya kau keluar dari sini. Aku tidak ingin melihat wajahmu"ucap guenn dengan nada dingin.

Odelia terdiam mendengar kata-kata dingin yang keluar dari mulut guenn.

"Kenapa diam saja?! KELUAR!!!"bentak guenn.

"Guenn.. Kau ini kenapa? Apa ada masalah?"tanya odelia berusaha menenangkan guenn.

"Kaulah masalahnya! Kau yang telah merebut kak Al dariku! Dan sialnya kau juga adalah kakak dari charles. Kenapa kehadiranmu harus mengusik kehidupanku? Sebelum adanya dirimu, semuanya baik-baik saja"bentak guenn.

Odelia menggeleng tidak percaya. Jadi dialah penyebab guenn menangis? Tapi dia sungguh tak bermaksud merebut Al.

"Guenn.. Kita bisa bahas ini dengan baik-baik"

Guenn berdecih lalu memalingkan wajahnya. Dia tak suka melihat wajah sok manis odelia.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan. Aku muak dengan semua ini. Kau keluar dari sini karena kehadiranmu hanya menggangguku"ucap guenn.

Odelia menghela napas lalu keluar dari ruangan guenn. Tapi dia tak langsung pergi. Dia bersandar pada pintu sambil memegang dadanya. Dia dapat mendengar isak tangis guenn dari luar. Hatinya ikut terluka melihat guenn seperti ini. Apalagi itu semua karena dirinya.

"Kakak..."

Saat mendengar panggilan itu, odelia segera menghapus air matanya yang sempat menetes.

"Kenapa kakak ada disini? Kakak juga kan yang menaruh buah-buahan itu diruangan corry?"tanya charles pelan.

Odelia hanya mengangguk.

"Apa kakak habis menemui guenn?"tanya charles saat melihat wajah murung odelia.

Odelia diam saja. Tak tahu harus menjawab apa.

"Dia sedang labil kak. Apa yang dia katakan kepada kakak?"

"Tak ada charles"bohong odelia.

"Don't lie to me. Aku tahu kakak bagaimana. Kakak tidak pernah bisa membohongiku"ucap charles tegas.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang