Destiny - 6

2.3K 91 1
                                    

"Dokter Charles"panggil corry saat melihat Charles baru saja menginjakkan kakinya di lobby rumah sakit.

"Hei"sapanya.

"Hei"balas Charles tak bersemangat. Corry mengernyit bingung melihat raut wajah Charles yang berbeda.

"kamu kenapa? Apa ada masalah?"tanya corry perhatian.

Charles hanya tersenyum kecil lalu menggeleng. Dia segera beranjak meninggalkan corry dengan sejuta pertanyaan.

"selalu saja begini. kapan kamu akan melirik kearahku?"gumam corry. Dia hanya dapat diam dan mengagumi dalam jauh.

"Corry..."panggil seseorang dibelakang corry.

Corry berbalik dan mendapati Guenn tengah melambaikan tangan kearahnya.Corry menghampirinya sambil tersenyum lembut.

"kenapa kamu disini?"tanya corry basa-basi. Guenn hanya nyengir kuda saja.

"Masa kamu tidak paham mengapa aku ada disini"

Corry akhirnya mengerti maksud Guenn lalu dia hanya mengangguk saja.

"kalau begitu aku pergi dulu ya corry, bye"ucap Guenn lalu bergegas pergi meninggalkan corry yang masih diam berdiri.

Corry menghela napas lalu berjalan dengan anggun keruangannya.

"corry..."

Corry menoleh dan matanya bertemu dengan mata milik seorang pria yang berdiri tak jauh darinya.

Pria tampan dengan kulit putih bersih memakai kemeja hitam yang dilipat hingga siku dan celana bahan hitamnya.

"Key..."

"Jadi rupanya ini beneran kamu. Ku pikir tadi sekedar mirip saja atau mungkin kembaran kamu"ucap pria itu sambil berjalan kearah corry.

Corry bersidekap sambil memandangi pria itu dengan tajam.

"kemana saja kamu selama ini? Tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan sekarang kamu masih berani menampakkan diri didepanku"ucap corry tajam saat pria itu sudah berdiri tepat didepannya.

"Hei, corry yang ku kenal bukan cewek galak seperti ini. Dia wanita pendiam dan lemah lembut"ucap pria itu dengan santai.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, Key Arent Domingo"ucap corry penuh penekanan.

Pria yang dipanggil key itu terkekeh lalu mencubit pipi corry gemas.

"rupanya kamu masih mengingat nama lengkapku"ucap key sambil mengedipkan sebelah matanya.

"tentu saja. Kita sudah berteman cukup lama dan walaupun kamu pergi, aku selalu mengingatmu"

"Oh, manis sekali temanku ini"ucap key sambil mencubit hidung mancung corry. Mereka pun tertawa bersama.

"kenapa kamu ada disini?"tanya corry berbasa-basi.

"Aku menjenguk rekan bisnisku yang dirawat disini dan kamu ternyata kamu berhasil jadi dokter ya"

"ya begitulah. Keren kan?"ucap corry dengan bangganya. Key hanya mengangguk.

"Hei, aku bertanya padamu tapi kenapa kamu malah mengangguk saja. Apa suaramu sungguh mahal?"cibir corry.

Key terkekeh kecil. "kamu benar-benar berubah jadi cerewet. Apa kamu merindukan aku?"

"Tentu saja key" corry langsung memeluk key erat dan key membalasnya dengan sukarela.

"Jangan berpelukan ditempat umum dokter corry"sindir seseorang yang tidak sengaja memperhatikan mereka.

Corry segera melepaskan pelukannnya. Key menatap tajam ke orang yang menganggu mereka. Corry mematung saat melihat siapa yang berbicara itu.

"Seharusnya sebagai seorang dokter, kamu bisa menjaga image apalagi kamu adalah wanita"ucap orang itu lagi.

"sepertinya ini bukan urusan anda"ucap key penuh penekanan.

"Sudah key. Memang aku yang salah"ucap corry lirih.

Corry menatap Charles sendu tapi pria itu hanya mendengus kesal.

"Tunggu! Tunggu! Jangan bilang bahwa anda cemburu melihat kedekatan kami"tuduh key.

Charles tersenyum sinis. "Mana mungkin aku cemburu. Aku hanya memperingati dokter corry. Sebagai wanita tolong jaga harga diri anda"

Hati corry mencelos mendengar kalimat Charles barusan. Dia tak dapat membendung air matanya lagi hingga bulir-bulir air itu meluncur mulus dari sudut matanya.

Emosi key langsung memuncak saat melihat corry menangis karena pria itu. Dia langsung melayangkan satu tinjuannya kewajah Charles tanpa peduli bahwa ini dirumah sakit.

"Key..."pekik corry kaget saat melihat charles tersungkur kelantai.

Semua orang yang berada disana memperhatikan mereka bertiga. Corry hendak mendekati charles tapi key menahan tangannya.

"Biarkan saja dia"ucap key tajam lalu menarik corry pergi. Corry yang masih shock hanya pasrah saja.

Charles mengusap sudut bibirnya yang berdarah dan segera berdiri.

"Sialan. Sebenarnya apa yang ku lakukan?"ucap charles lalu segera pergi tanpa memperdulikan orang-orang menatapnya.

***

"Corry..."panggil key saat melihat corry menangis dalam diam.

Sekarang mereka sedang berada dimobil milik key. Key mengerang kesal melihat corry menangisi pria brengsek itu.

"Berhenti menangis corry. Air matamu tak pantas keluar untuknya. Dia benar-benar keterlaluan. Dia yang tidak bisa menghargai seorang wanita malah beraninya menghakimi orang"ucap key kesal.

"Dia tidak pernah begini sebelumnya. Tapi tadi kata-katanya beneran menusuk"lirih corry.

"Apa kalian dekat?"

"Tak begitu tapi..." corry tak dapat melanjutkan kalimatnya. Hatinya terlalu sakit untuk berucap bahwa dia menyukai charles apalagi mengingat pria itu baru saja menyakiti hatinya.

"jangan bilang kamu menyukainya"tebak key dan itu membuat corry mematung. Wajahnya memucat saat key dapat mengetahui perasaannya.

Tanpa menjawab pun key sudah tahu. Dia menghela napas kasar. Dunianya serasa runtuh dan dia merasakan sesak didadanya.

"Kenapa corry? Aku yang selama ini dekat denganmu tak bisa mengambil hatimu tapi kenapa pria yang tak menganggapmu itu malah menguasai hatimu. Aku mengerti, ini pasti cinta sepihak seperti yang kurasakan ini. Tapi kamu tenang saja, aku akan membuat kamu mencintaiku"ucap key dalam hati.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang