Destiny - 3

3K 101 0
                                    

Yeah double update!!! 😆😆
Selamat membaca ya....

***

"Dokter Algero"

Al yang baru saja keluar dari kamar inap pasien menoleh kearah seseorang yang memanggilnya tadi.

Dia tersenyum saat mendapati siapa yang tengah menatapnya. Seorang dokter wanita tengah berjalan kearahnya dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku jas dokternya.

"Hai corry"sapanya saat wanita itu sudah berdiri tegak dihadapannya.

"Akhirnya ketemu juga dokter muda dan ganteng yang banyak dibicarakan orang-orang selalu saja sibuk. Aku hendak menemuimu pun sulit. Kita satu tempat kerja tapi jarang sekali bertemu. Apa kabar kak Al?"

Al terkekeh lalu tersenyum kearah dokter cantik itu. "kau berlebihan corry. Kabarku baik seperti yang kau lihat. Bagaimana denganmu?"

"aku baik. Apa kakak masih tinggal dirumah om Jeremy?"

Al mengangguk. "by the way aku mendengar sebuah desas-desus mengenai kedekatan antara dokter kandungan cantik dengan dokter Charles. Apa itu dirimu?"

Corry terkekeh lalu tersenyum kecut. "Bisa jadi bener, tapi bisa juga tidak"

"ada apa?"tanya Al saat melihat raut wajah corry berubah. Corry hanya menggeleng lalu kembali tersenyum.

Al menghela napas lalu memeluk corry. "aku tahu ada yang mengganjal dihatimu. Kau selalu saja menyimpannya sendiri. Aku kakakmu, bukan? Jadi kau bisa berbagi denganku"

"kau memang yang paling mengerti aku"ucap corry pelan. Dia merasakan nyaman saat dipeluk oleh Al.

"tapi sepertinya kita tidak berpelukan seperti ini. Nanti aku dibully oleh para fans-mu"kekeh corry. Al pun ikut terkekeh lalu melepaskan pelukannya.
"mereka tidak akan berani membully keluarga sandoyo"ucap Al penuh keyakinan. Corry hanya mengangguk setuju.

"Apa kakak melihat dokter Charles tadi? Seharian aku belum bertemu dengannya"tanya corry.

"kau kangen padanya ya? Tadi sempat bertemu pas dilift. Dia bersama seorang wanita dan wanita itu membawa sebuah koper"

"Wa... wanita?"kaget corry. Seketika tawa Al meledak.

"Dia sepertinya kakaknya Charles. Ku dengar dia baru kembali dari Amsterdam"ucap Al sambil mangut-mangut.

"Kak Odel"gumam corry. Al mengernyit menatap corry.

"kamu kenal juga?"tanya Al penasaran. Corry mengangguk pelan.

"Maaf dokter corry. Ada pasien yang mau melahirkan"ucap seorang suster.

"Baiklah sus. Saya akan segera kesana. Persiapkan saja semuanya"ucap corry tegas. Suster itu mengangguk lalu segera pergi. Corry menatap Al yang tengah memperhatikannya.

"nanti kita akan bicara lagi. Kau segeralah tangani pasien itu"ucap Al. Corry pun mengangguk dan berlalu pergi.

Al menghela napas lalu beranjak keruangannya.

Saat dia tengah berjalan, seorang wanita berambut cokelat terang melewatinya.

"Dia..." saat Al berbalik, wanita itu sudah tidak ada. "Mungkin hanya perasaanku saja"batin Al.

Dia pun kembali berjalan tetapi ponselnya tiba-tiba berdering. Al segera merogoh saku celananya. Nama papa Jeremy muncul dilayar utama.

"ada apa?" pikir Al. Dia pun mengangkat teleponnya.

"Halo" terdengar suara berat dari sebrang sana.

"ada apa papa menelepon Al? Tumben sekali. Apa ada masalah?"

"Cepat pulang Al!!!" suara Jeremy terdengar gelisah.

"katakan pa"ucap Al khawatir. Jeremy menghela napas lalu teleponnya terputus.

"astaga kenapa papa malah mematikannya secara sepihak"ucap Al frustasi. Dia segera berlari keruangannya, mengambil kunci mobil dan menyampirkan jas dokternya di kursi. Dia berlari keluar rumah sakit.

"kenapa anda berlari seperti itu dokter Al?"tanya Charles heran saat melihat Al berlari kearah basement. Dia baru saja tiba dirumah sakit.

"Aku ada urusan. Permisi" Al segera pergi meninggalkan charles yang menatapnya bingung.

Charles mengedikkan bahu cuek lalu berjalan masuk kerumah sakit.

***

"PAPA!!!"teriak Al begitu masuk kedalam rumah.

"PAPA!!!"

"Papa dimana?"teriak Al frustasi saat tak mendengar sahutan apapun.

Al segera berlari ke kamar Jeremy tapi kosong. Al semakin panik dan berlari keruang kerja Jeremy. Dia membuka pintu dengan tergesa-gesa.

"SURPRISE!!!!"

Al menghela nafas kasar saat melihat Jeremy dan Guenn (kembaran corry) tengah berdiri menyambutnya. Mereka terlihat baik-baik saja.

"jadi kalian menipuku"gerutu Al sambil melihat mereka berdua dengan tajam.

"papa disuruh sama Guenn"ucap jeremy membela diri.

Sedangkan guenn cengengesan dan berjalan menghampiri Al. "Aku hanya ingin buat surprise. Aku sudah kembali kak"

"tapi tidak harus begini guenn. Kamu membuat aku terlihat seperti orang gila di rumah sakit. Lari-larian seperti dikejar setan"gerutu Al sambil memanyunkan bibirnya.

Guenn terkekeh kecil. "siapa suruh kakak kalang kabut begitu"ejeknya.

Al hanya mendengus dan berjalan keluar ruangan. Guenn segera mengejarnya.

"jangan ngambek dong kakakku tersayang. Maafkan guenn ya"ucap guenn memelas sambil menjewel kedua telinganya sendiri.

Al menghela nafas. Dia tidak bisa marah lama-lama jika sudah sama guenn. Dia pun menarik tangan Guenn turun lalu mengecupnya.

"kakak maafkan"ucapnya lembut. Sangat lembut.

Pipi guenn langsung merona mendapat perlakuan manis seperti itu. Sedangkan Jeremy sedari tadi hanya memperhatikan mereka sambil tersenyum.

"hei kenapa kau tersipu seperti itu"kekeh Al. Guenn segera menunduk malu. Tawa Al semakin meledak.

"Guenn yang ku kenal bukan gadis pemalu seperti ini. Dia gadis pemberani dan blak-blakan"ucap Al santai. Guenn segera mendongak dan cemberut mendengar penuturan Al.

"jangan begitu nak. Kau melupakan jika guenn ini mudah tersinggung"ucap jeremy kemudian.

"Ops! Aku lupa. Maafkan aku gadis kecil tapi itu kenyataannya"goda Al.

"Tau ah"gerutu guenn lalu pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Al gemas melihat tingkah lucu guenn. Adik kecilnya itu memang penuh kejutan. Berbeda dengan kembarannya yang agak tertutup.

"papa minta maaf sudah membuat kamu cemas"ucap jeremy merasa bersalah. Al terlihat kacau saat masuk tadi.

"sudahlah pa. Al tak apa-apa"ucap Al menenangkan.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang