Flashback (E)

1.2K 54 0
                                    

Odelia terus berlari tanpa henti. Dia tak mau tertangkap lagi. Dia menoleh kebelakang dan semakin kalut saat kedua pria itu masih terus mengejarnya. Tanpa sadar dia menabrak seseorang dan terjatuh. Dia menangis sekencang-kencangnya karena berpikir tamatlah riwayatnya.

"Lia sayang...."

Odelia spontan mendongak saat mendengar panggilan itu. Matanya berbinar saat melihat siapa yang ditabraknya tadi. Itu richard, papanya.

"Papa!!!"pekik odelia kegirangan dan langsung memeluk papanya.

"Kamu kemana saja nak?"tanya richard khawatir.

Odelia terkejut saat melihat dibelakang papanya ada 3 orang polisi. Langsung saja dia teringat sama orang yang menculiknya.

"Pak polisi tolong tangkap penjahat itu. mereka sudah menculik aku dan menyakiti aku"ucap odelia sambil menangis terisak.

Richard tertegun saat mengetahui putri tercintanya diculik dan disakiti. Dia lalu menggendong odelia.

"Dimana mereka nak?"tanya salah seorang polisi.

"Disana"ucap odelia sambil menunjuk kearah tempatnya berlari tadi.

Dua orang pria itu langsung lari terbirit-birit saat melihat ada polisi yang menanti mereka. Polisi itu pun mengejar rama dan ramos. Rama pun tertangkap dan karena ramos terus berlari akhirnya polisi pun menembak ramos dan salah sasaran mengenai jantungnya. Spontan ramos mati ditempat.

Odelia menutup matanya saat polisi hendak menembak ramos. Dia benar-benar takut. Tiba-tiba dia teringat sama bocah laki-laki yang menolongnya. Kemana kakak itu?

Odelia menatap sekitar untuk mencari keberadaan rizo tapi tak nampak.

"kamu lihat apa sayang?"tanya richard bingung.

"Aku sedang cari kakak yang menolongku"ucap odelia.

"Kakak siapa?"tanya richard semakin bingung.

"aku tak tahu namanya tapi dia anak dari orang yang menculikku"ucap odelia yang masih berusaha mencari keberadaan rizo.

Richard menggertakkan giginya saat mendengar odelia sedang mencari anak dari pria yang sudah menculik anaknya.

"TIDAK USAH MENCARI DIA LAGI"ucap richard penuh penekanan.

Odelia menatap wajah papanya yang tampak menyeramkan sekarang. Tapi dia tetap harus menemukan kakak itu.

"Tapi lia berhutang budi sama dia, pa. Lia mau bilang terima kasih"protes odelia.

Richard memalingkan wajahnya lalu menutup matanya rapat-rapat agar emosinya mereda. Dia tidak mau melampiaskan emosinya kepada putri kesayangannya.

"papa..."panggil odelia sambil mengelus rahang richard. Seketika richard membuka mata lalu menatap sendu putrinya.

"Lia, papa sayang banget sama kamu. Papa cemas banget saat kamu hilang, nak. Bahkan pak Juno sudah papa pecat karena lalai menjaga kamu. Harusnya dibilang ke papa kalau dia telat jemput jadinya kan papa bisa langsung jemput kamu. Gara-gara kelalaian dia, kamu jadi diculik. Papa benar-benar takut kamu kenapa-kenapa. Papa takut tak bisa lihat kamu lagi. Apalagi mama, dia tidak henti-hentinya menangis mikirin kamu. Kamu adalah nafas kami berdua, sayang. Papa mohon jangan buat kami cemas lagi. Kamu berhasil membuat kami kacau, sayang"lirih richard.

Setetes air mata turun membasahi pipinya. Odelia yang melihat itu langsung menghapusnya.

"Maafin lia, pa. Lia janji tak akan nakal lagi. Lia juga takut tidak bisa bertemu papa-mama lagi"ucap odelia.

Richard tersenyum lalu mencium kening odelia pelan. Dia lalu berjalan kearah mobilnya sambil menggendong odelia.

Kedua penculik itu sudah dibawa polisi. Richard berjanji akan membuat pria yang masih bernapas itu mendekam di penjara bertahun-tahun. Bila perlu selamanya.

***

Rizo terpaku saat mereka sampai disebuah mansion yang sangat mewah dan besar. Benar-benar mirip istana.

"ini rumah papa?"

Jeremy menggangguk lalu mengandeng tangan rizo agar mengikutinya.

"Mulai sekarang kamu tinggal disini"ucap jeremy tegas.

"Tapi aku merasa tak pantas"ucap rizo rendah diri.

Diam-diam jeremy kagum pada anak jalanan ini. Rupanya dia tak salah pilih.

"kamu tidak perlu merasa begitu. Kamu pantas tinggal disini karena kamu sudah menjadi putra tunggalku"ucap jeremy.

"Om Jeremy!!!"pekik seorang gadis kecil dengan girang saat melihat om-nya baru pulang.

"Gadis kecil?"batin rizo. Spontan dia membulatkan matanya saat mengingat odelia. Bagaimana nasib gadis itu sekarang?

"Siapa dia om?"tanya gadis tadi sambil menunjuk rizo.

"Kenalkan, dia Algero Rizo Malik. Kamu bisa panggil dia kak Al"ucap jeremy memperkenalkan.

"Al?"ucap rizo dan gadis itu berbarengan. Jeremy menggangguk mengiyakan.

Gadis itu lalu menyodorkan tangannya dan Rizo segera menerimanya.

"Aku Corry Fanelica Sandoyo. Senang bertemu denganmu"ucap gadis bernama corry itu ramah.

"Siapa itu, om?"tanya seseorang yang wajahnya agak mirip dengan corry.

Gadis kecil itu lalu berjalan dengan santainya kearah rizo dan juga corry, adiknya. Dia lalu melihat rizo dari bawah sampai atas kemudian tersenyum meremehkan.

"Om pasti nemu dia dijalanan"ucap gadis itu.

Rizo menunduk saat mendengar penghinaan gadis itu terhadapnya sedangkan corry melotot kearah kakaknya.

"Kak guenn apa-apaan sih??? Tidak boleh seperti itu"bentak corry.

Guenn menatap corry tajam tapi corry sama sekali tidak takut. Dia balas menatap guenn dengan tangan bersedekap.

"kenapa kamu malah bela dia?"tanya guenn.

"aku tidak bela tapi aku hanya tak suka kakak menghina dia. Lagipula dia lebih tua dari kita jadi seharusnya kakak sopan"

Guenn mendengus kesal lalu berjalan keluar mansion.

"maafin kakak aku ya. Dia sebenarnya baik kok, kak. namanya Guenn Calista Sandoyo"ucap corry tulus.

Rizo mendongak dan tersenyum kepada corry. Dia senang corry bersikap baik padanya.

Flashback off.

***

Ah! Akhirnya terbongkar juga masa lalunya.

Bagaimana readers? Sudah menjawab rasa penasaran anda semua belum?

Hihihi...

Jangan lupa vote dan conment ya.

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang