Destiny - 34

1.3K 58 1
                                    

Malam ini Al sudah tampak rapi dengan setelan jasnya. Begitu pula dengan Jeremy yang masih tampak gagah walaupun umurnya sudah melebihi setengah abad.

Pasti yang melihat mereka tidak akan pernah menyangka bahwa Al bukanlah putra kandung Jeremy Wiran Sandoyo.

Sebenarnya banyak yang bertanya mengapa nama belakang Al bukanlah Sandoyo melainkan Malik. Tapi Jeremy hanya menjawabnya dengan senyuman.

Jawaban sesungguhnya yaitu Jeremy hanya mau memghargai nama keluarga kandung Al. Tapi walaupun begitu, dia cukup puas karena setidaknya dia mencantumkan Algero dalam nama rizo yang menjelaskan bahwa Algero adalah putra Jeremy Wiran Sandoyo.

"Kamu tampak gagah malam ini Al"puji Jeremy sambil menepuk pundak kiri Al.

Al tersenyum lembut. "aku harus tampil menawan disaat mau menemui keluarga Darson. Aku harap pak Richard dan juga bu Ratata setuju"

Jeremy juga mengharapkan hal yang sama. Baginya kebahagiaan Al adalah hal utama.

"Apa kamu sudah memberitahu Odelia bahwa kita akan kesana?"

Al menggeleng lalu tersenyum menyeringai. "aku sama sekali belum membicarakan hal ini padanya, pa. Biarlah ini menjadi kejutan untuknya. Aku suka melihat ekspresi terkejut darinya"

Jeremy terkekeh lalu menggeleng kecil melihat kejahilan Al pada kekasihnya. Awalnya jeremy sendiri juga kaget saat Al dengan tiba-tiba mengajaknya melamar Odelia. Katanya lebih cepat lebih baik.

"Yasudah ayo berangkat sekarang"ucap jeremy setelah melirik arloji yang melingkar manis ditangannya.

***

Mobil alphard vellfire hitam milik Jeremy memasuki halaman mansion milik keluarga Darson.

Mobil alphard vellfire hitam milik Jeremy memasuki halaman mansion milik keluarga Darson

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeremy hanya mampu berdecak kagum melihat rumah mewah milik Richard Darson.

Memang, dari ketiga pengusaha besar nan terkenal ini. Keluarga Darson-lah yang paling berkuasa.

( Note : jika kalian ingin tahu urutan kekayaannya.
Darson > Sandoyo > Domingo )

Jeremy dan Al keluar dari mobil lalu merapikan jas mereka. Al menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sebelum bertemu orangtua Odelia.

"Kamu gugup ya"tegur jeremy. Al hanya menjawabnya dengan anggukan kecil.

"Tenang saja, Richard tidak akan mungkin menolak kita"ucap jeremy menenangkan.

"Itu karena dia tidak tahu siapa Al sebenarnya. Bagaimana jika suatu saat dia mengetahui bahwa Al adalah bukan anak papa?"

Jeremy tersenyum lalu menggeleng kecil. "Tidak akan ada yang tahu nak. Kamu tetaplah anak papa"

Al tersenyum kecil lalu menggenggam tangan Jeremy. "Terima kasih ya pa atas semua ini. Sesampainya lama ini hanya papa yang Al miliki. Al sudah berhutang banyak kepada papa dan Al hanya bisa membalas itu semua dengan menjaga papa"

Jeremy tersenyum lalu memeluk Al. Menepuk punggung lebar Al beberapa kali. "Papa memang tidak pernah salah memilih. Sudahlah ayo"

Jeremy melepaskan pelukannya lalu berjalan kearah pintu utama mansion mewah ini.

Ting Tong

Tak lama pintu terbuka dan tampak wanita yang kira-kira berumur 30an membuka pintu.

"Maaf. Mau cari siapa ya?"tanya wanita itu ramah. Tampaknya wanita itu adalah salah satu pelayan di mansion ini.

"Saya Jeremy Sandoyo. Ingin bertemu dengan tuan anda. Apa beliau ada dirumah?"

Wanita itu mengangguk lalu mempersilakan Al dan Jeremy masuk. Mereka kemudian disuruh duduk diruang tamu. Wanita tadi segera berlari kedalam, hendak memberitahu jika kedatangan tamu.

Tak lama kemudian, Richard dan Ratata datang menghampiri Al dan juga Jeremy. Jeremy dan Al spontan berdiri lalu berjabat tangan dengan Richard.

Richard pun mempersilakan mereka untuk duduk kembali.

"Kalau boleh saya tahu ada keperluan apa ya pak Jeremy dan nak Algero kemari mendadak begini?"tanya richard memulai pembicaraan.

"Sebelumnya Odelia dan Charles dimana ya? Saya ingin semua berkumpul terlebih dahulu"ucap Jeremy.

Ratata pun memanggil Odelia dan Charles. Tak lama kemudian orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.

Odelia terkejut saat melihat Al dan juga Jeremy ada disana. Ada apa gerangan?

"duduk dulu nak"ucap richard. Odelia dan Charles pun duduk disebelah Ratata.

"Nah, karena semua sudah berkumpul maka saya akan memberitahu maksud kedatangan saya dan putra saya kemari"ucap Jeremy sekedar berbasa-basi.

"Jangan bilang mau melamar kak Odelia untuk kak Al ya"celetuk charles. Membuat richard menatapnya garang.

Jeremy terkekeh kecil sedangkan Al semakin gugup saja.

"Tepat sekali nak Charles"ucap Jeremy membenarkan.

Semuanya melotot kaget kecuali Jeremy, Al dan Charles.

"Jadi ini nak Algero yang selalu digosipin bersama odelia di instagram. Astaga! Aslinya ganteng banget. Kamu tidak salah pilih odel"ucap ratata kegirangan.

Charles dan Odelia memutar bola matanya jengah. Disaat serius seperti ini, bisa-bisanya ratata buat malu.

Richard menatap Al serius sedangkan Al sendiri menelan salivanya susah payah.

"Sejak kapan nak Algero dan Odelia sudah berhubungan? Mengapa saya tidak tahu akan hal itu?"tanya richard lalu menatap odelia tajam.

"Maaf sebelumnya tuan Richard karena kami mendadak sekali kemari. Dan mungkin lancang sekali karena beraninya melamar Odelia sekarang padahal kedua orangtuanya belum tahu soal ini. Hubungan kami memang belum tepat satu bulan tapi kami sudah mengenal lama. Saya serius menjalani hubungan dengan anak bapak. Menurut saya, lebih baik langsung menemui kedua orangtuanya daripada hanya berhubungan biasa yang menurut saya tidak gentle sama sekali. Saya tulus mencintai Odelia dan saya berjanji akan berusaha membahagiakan dirinya. Karena kebahagiaan Odelia adalah tujuan hidup saya"jelas Al.

Al lalu menatap odelia dengan tatapan penuh cinta sedangkan odelia kini tengah tersipu. Dia tidak pernah menyangka Al akan secepat ini melamarnya.

Charles sendiri menunduk sedih. Dia merasa dia sangat pengecut bila dibandingkan dengan Al. Al berjanji akan membahagiakan kakaknya tapi dirinya malah diam saja disaat wanita yang dia cintai pergi karenanya.

"Saya dan istri saya sih setuju saja jika nak Al memang serius dengan putri kami. Tapi tetap saja semua keputusan ada ditangan Odelia karena bagaimana pun dia yang akan menjalaninya"ucap Richard.

Semuanya menatap odelia sekarang. Odelia menjadi salah tingkah.

"A... Aku..."

Al sekarang harap-harap cemas. Dia takut odelia tiba-tiba berubah pikiran.

"Saya mau kok tapi tunangan saja dulu, ya. Saya belum siap menikah diusia muda gini"ucap odelia malu-malu.

Sekarang Al dapat bernapas lega. Semuanya mengucap syukur dan mulai membahas tanggal pertunangan Algero dan Odelia.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang