3 months later....
Al dan Odelia tengah sibuk mengurus persiapan pernikahan mereka. Hari ini mereka akan fitting baju pernikahan dan esoknya foto pra-wedding.
Ratata tampak antusias dalam hal gaun pernikahan. Beliau bahkan telah menyuruh designer terkenal untuk merancang gaun Odelia.
Rosabella Richanova
Itu juga karena Joselyn sahabatnya yang merekomendasikan.
Saat Al dan Odelia sampai, ratata ternyata sudah ada didalam dan tengah berbincang dengan nona rosabella.
"Hai pasangan... Selamat ya untuk kalian berdua. Kalian pasangan yang sangat serasi"ucap rosabella.
Al dan Odelia pun bergiliran berjabat tangan rosabella.
"nona, semuanya sudah siap"ucap asisten Rosabella.
"Ah, baiklah. Ayo aku tunjukkan kepada kalian hasil karyaku"ucap Rosabella semangat.
Mereka semua pun masih mengukuti Rosabella kesebuah ruangan khusus. Rosabella sengaja membuka pintunya lebih lambat.
"Wah! Cantik sekali"pekik ratata begitu pintu terbuka lebar.
Odelia sendiri ternganga lalu berjalan mendekat ke patung yang dipakaikan gaun pengantin itu.
"Bagaimana?"tanya rosabella penasaran.
"so amazing!!!"ucap ratata antusias.
"Calon istriku pasti sangat cantik dengan gaun itu"ucap Al.
Rosabella tersenyum bahagia. Dia lalu meminta Al dan Ratata untuk keluar agar Odelia bisa mencobanya.
"Sepertinya Ms. Darson terpukau sekali"goda asisten rosabella.
"Tentu saja. Ini gaun terindah yang pernah aku lihat"ucap odelia berdecak kagum.
"ini gaun yang dibuat khusus untukmu. Hasil permintaan aunty tata"ucap rosabella.
Odelia mengangguk mengerti. Mereka lalu mulai membantu odel memakai gaunnya. Karena lumayan ribet juga.
.
.
."Wah! Anak mama cantik sekali. Pasti papa juga tidak akan menyangka bahwa putri kesayangannya sudah dewasa begini"ucap ratata.
"Ah, mama. Jangan bikin malu deh"ucap Odelia.
Rosabella menatap Al lalu tersenyum. Dia kemudian menepuk pundak Al sehingga Al terlonjak kaget.
"Bagaimana Al? Sepertinya kau sampai pangling"goda rosabella.
Al menatap Odelia dari atas sampai bawah. Kemudian tersenyum. "so perfect. Dia bagaikan bidadari yang diciptakan untukku"
Pipi odelia merona. Dia segera menunduk untuk menyembunyikan pipinya yang pasti sudah seperti tomat. Tiba-tiba odelia merasakan sepasang tangan kekar menyentuh pinggangnya. Odelia mendongak dan tatapan matanya bertemu dengan mata milik Al.
Al tengah tersenyum kearahnya. Al menyelipkan anak rambut odelia kebelakang telinganya. Al semakin tersipu.
Rosabella sendiri menunduk lalu berjalan kearah ruangannya. Meninggalkan mereka semua.
"nona kenapa ya?"batin asisten rosabella.
"Andai hanya kita berdua saja yang disini, aku akan langsung menerkammu"bisik Al menggoda.
Seketika bulu kuduk odelia merinding. Odelia memalingkan wajahnya tak sanggup memandang mata Al.
Al menarik dagu Odelia agar menatapnya. Odelia menelan ludahnya kasar. Entah mengapa dia tidak bisa berbuat apapun sekarang.
"Ekhem..."
Deheman itu membuat Al melepaskan pelukannya lalu cengengesan. Sedangkan odelia sendiri segera berlari keruangan tempatnya ganti baju tadi. Asisten rosabella pun mengikutinya.
Al menggaruk tengkuknya sendiri saat Ratata menatapnya tajam sambil melipat kedua tangannya.
"Maaf bu. Harusnya Al bisa lebih menahan diri"ucap Al pelan. Pelan sekali.
Ratata menghela napas lalu menatap Al dengan serius. "Al, ibu harap kamu bisa penuhin janji kamu. Ibu mau melihat Odel bahagia. Ibu tidak mau melihatnya terbelenggu akan masa lalunya. Kamu paham, kan?"
"Ibu bisa pegang janji Al. Al rela melakukan apapun untuk kebahagiaan odelia, bahkan nyawa sekalipun. Al sangat mencintai Odelia, bu"ucap Al dengan penuh keyakinan.
"Al, ibu tidak tahu apakah kamu sudah tahu tentang masa lalu odelia atau belum. Tapi yang pasti ibu harap kamu bisa membuatnya lupa akan kepahitan itu"lirih Ratata.
Al menyentuh telapak tangan ratata lalu mengecupnya pelan. "Ibu percayalah pada Al"
Ratata mengangguk lalu tersenyum lembut pada Al. Dia merasa senang, Odelia memiliki seseorang yang bisa menjaganya, mencintainya dengan tulus. Odelia beruntung mendapatkan pria seperti Algero.
***
Charles duduk termenung ditaman rumah sakit. Tak terasa sudah 3 bulan lamanya corry menghilang dan selama itu pula hidup charles terasa hampa.
Biasanya gadis cantik itu akan selalu berusaha menempel padanya dan bersikap perhatian. Tapi kini dirinya merasa kesepian. Mungkin ini yang disebut karma.
Sampai detik ini belum ada kabar dari corry. Jangankan corry, kabar tentang Guenn saja sekarang tak terdengar lagi ditelinganya. Semenjak perdebatan itu, charles tidak pernah bertemu lagi dengan Guenn. Dan dia juga tidak peduli mengenai Guenn karena yang cuma ada dipikirannya hanyalah corry seorang.
Charles seperti mayat hidup sekarang. Tubuhnya lebih kurus, tatapannya kosong dan dia lebih pendiam. Tapi walaupun begitu, dia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang dokter. Dia tetap bersikap profesional dan tidak mau mencampur-adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan.
Charles sekarang lebih sering memperhatikan ponselnya, berharap tiba-tiba corry menghubunginya. Tapi itu semua nihil. Dia memilih berdiam diri dikamar atau dirumah sakit dibanding sibuk mengurus persiapan pernikahan Odelia. Tak ada gairah sama sekali.
Charles menghela napas kasar. Dia benar-benar merindukan sosok corry saat ini. Hanya corry vitamin penyemangatnya saat ini. Bahkan orang-orang disekitarnya sudah angkat tangan dalam membujuknya.
Seorang Charles Darson yang terkenal dikejar-kejar ribuan wanita. Kini menjadi rapuh hanya karena seorang wanita. Wanita yang sudah mencuri hatinya.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny is You ✅
RomanceCOMPLETED ✅ #460 in Romance (18/05/2018) This is my first story so don't copy my wattpad because I don't like whose name is PLAGIARISM!!! Happy Reading .... ---------------------------------------------------- Kamu adalah takdirku dan aku adalah tak...