Destiny - 20

1.5K 63 1
                                    

Corry menangis tersedu-sedu diruangannya. Dia memegang dadanya yang terasa sesak. Hatinya hancur melihat pemandangan itu. Dia tak habis pikir bagaimana bisa guenn sedekat itu dengan charles bahkan sampai berpelukan ditempat umum.

Flashback on

Tiba-tiba seseorang menyodorkan sebuah sapu tangan kepada guenn yang tengah menunduk. Guenn spontan mendongak dan terkejut saat mendapati siapa yang berdiri didepannya.

Charles benar-benar terkejut melihat wajah guenn yang kacau. Mata sembab, pipi basah, hidung memerah dan beberapa helai rambut menempel dipipinya. Charles lalu duduk disebelah guenn setelah gadis itu menerima sapu tangannya.

Charles merapikan rambut guenn sambil sesekali mengelus rambut panjang itu. Guenn tertegun dengan sikap perhatian charles padanya.

"kenapa?"tanya charles pelan dan sangat lembut.

Guenn terdiam. Dia tidak tahu apakah dia harus bercerita pada pria itu atau tidak.

"setidaknya bebanmu akan lebih ringan jika kamu mau berbagi denganku"ucap charles lagi.

Guenn menghela napas kasar lalu menatap charles yang juga tengah menatapnya.

"aku baru saja ditolak oleh orang yang paling kucintai"ucap guenn lirih.

"Dia--" guenn tak sanggup mengatakan hal yang benar-benar berat untuknya.

Charles mengerti tanpa guenn melanjutkan kalimatnya. Dia memeluk guenn erat seraya memberikan kekuatan untuk gadis rapuh ini.

"Ssstt.. tidak perlu diteruskan. Aku paham bagaimana perasaanmu. Aku hanya berharap semoga kamu bisa mendapatkan kebahagiaan yang kamu inginkan"ucap charles sambil mengusap punggung gadis itu.

Guenn benar-benar tersentuh. Dia membalas pelukan charles tak kalah erat juga. Dia memang membutuhkan dada seseorang sebagai sandaran.

Tanpa mereka sadari seseorang berdiri tak jauh dari mereka tengah menatap pemandangan itu dengan tatapan tidak suka. Hatinya juga ikut terluka tapi tak seorang pun yang memperhatikannya. Perlahan dia mundur dan berlari entah kemana.

Flashback off

Corry mengambil tisu yang entah sudah keberapa untuk menghapus air matanya. Mungkin sekarang matanya sudah bengkak akibat kelamaan menangis.

Dia benar-benar tak menyangka bahwa hal yang selama ini dia takutkan akhirnya terjadi juga. Guenn akan merebut charles darinya.

Pintu ruangan corry tiba-tiba terbuka dan seseorang masuk dengan tergesa-gesa.

"corry, apa tadi guenn menghampirimu?"tanya Al dengan nada frustrasi.

Corry mendongak dan memperlihatkan mata sembabnya kepada Al. Al menelan ludah dalam-dalam saat melihat corry yang tengah menangis. Dengan kasar corry menghapus air mata itu.

Al segera berjalan kearah corry dan menarik kursi yang diduduki corry agar menghadapnya. Al berjongkok didepan corry.

"kamu kenapa? siapa yang buat kamu menangis?"tanya Al dengan khawatir.

"apa kakak yang membuat guenn menangis?" bukan menjawab, corry malah balik bertanya.

Al menghela napas kasar lalu mengangguk. Corry menjambak rambutnya frustrasi. Kenapa semuanya jadi begini?

"tadi aku tidak sengaja melihat charles memeluk guenn. Sepertinya dia sedang terpukul. Aku cemburu kak. Kenapa sama guenn dia bisa lembut dan perhatian tapi sama aku tidak"

Al berdiri lalu menengadahkan kepalanya lalu memejamkan matanya rapat-rapat. Dia benar-benar bingung harus bagaimana. Dia sudah menyakiti hati kedua adiknya.

Al membuka matanya lalu menatap corry dengan tatapan sendu. "maafin kakak"lirihnya.

Corry mengusap telapak tangan Al. Dia jelas tahu ini bukan kesalahan Al tapi mungkin takdir yang mempermainkan dirinya.

"ini bukan salah kakak. Jadi kakak tidak perlu minta maaf"ucap corry.

Al menarik corry berdiri dan spontan dia merengkuh gadis itu dengan erat. Corry kembali menangis terisak sembari membalas pelukan Al. Hanya Al yang mengerti dirinya sekarang.

Al menangis dalam diam seolah dia juga dapat merasakan apa yang dirasakan corry sekarang.Perasaannya benar-benar campur aduk sekarang.

***

Mobil ferrari charles berhenti tepat didepan gerbang rumah keluarga Sandoyo.

Guenn mengerutkan dahinya saat charles berhenti. Dia bingung bagaimana bisa dia tahu alamat rumahnya padahal guenn tak menyebutkannya dan charles pun tidak bertanya.

"kau--"

"kau sama saja seperti dia. Jelas aku tahu alamat kalian, siapa juga yang tidak mengenal keluarga Sandoyo. Lagipula aku pernah mengantar corry pulang"ucap charles dengan santai.

Guenn melepaskan seatbelt-nya lalu menatap charles. Dia baru ingat, mobil ini yang waktu itu dilihatnya. Mobil yang mengantar corry pulang dan akhirnya membuat mereka diaman sampai sekarang.

"Jadi ternyata kamu orangnya"ucap guenn.

"ada apa?"tanya charles bingung. Kenapa guenn begitu terkejut saat tahu bahwa dia pernah mengantar corry pulang.

"Apa kau sudah tahu perasaan corry sebenarnya?"tanya guenn pelan.

"Jadi benar ya? Kukira key hanya mengada-ngada"ucap charles lalu menghela napas.

"Lalu bagaimana perasaanmu?"tanya guenn penasaran.

"Bisa kita tidak membahas ini? Lagipula aku akan menjauhi dia atas keinginan key. Aku juga tidak mau memberikan harapan palsu untuknya"ucap charles dengan lesu.

Guenn sudah tahu jawabannya bahwa charles tak memiliki perasaan apapun dengan kembarannya. Tapi mengapa ada perasaan senang ya? Guenn segera menepis jauh-jauh pikiran itu.

"by the way terima kasih atas tumpangannya"ucap guenn dengan tulus.

Charles hanya mengangguk lalu tersenyum lembut. Guenn membalas senyuman itu tapi charles segera memalingkan wajahnya. Dia tidak mau terhipnotis dengan senyuman itu. Guenn lalu keluar dari mobil itu dan berjalan masuk ke rumahnya. Charles menatap lama rumah megah didepannya itu. Entah mengapa dia jadi kepikiran soal corry.

"tidak charles. Jangan mulai lagi"ucap charles lalu mengusap wajahnya frustrasi. Dia segera menjalankan mobilnya dan pergi dari komplek perumahan itu.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang