Destiny - 41

1.4K 55 0
                                    

Semua yang menjaga Guenn setelah operasi sudah pulang kerumah masing-masing karena butuh istirahat.

Kini Al yang menjaga guenn. Dia duduk dikursi tepat disamping ranjang guenn sambil memperhatikan wajah pucat guenn.

Sampai detik ini guenn belum membuka matanya. Apakah gadis itu sangat nyaman dalam tidur nyenyaknya?

Setiap Al menatap guenn, rasa bersalah itu selalu muncul dan menghantuinya.

"Maafkan aku, guenn. Aku pria yang jahat. Pria yang tak pantas untukmu"

Al menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia memejamkan matanya. Berusaha menahan perasaannya sendiri.

"Dulu aku memang selalu berusaha mendapat perhatianmu karena aku ingin kamu juga menganggap aku bagian dari anggota keluarga Sandoyo seperti corry. Aku sangat senang saat pada akhirnya kita jadi dekat. Tapi aku tidak pernah menduga bahwa kamu menerimaku karena menyimpan perasaan itu. Perasaan yang tak pernah bisa aku balas. Jika aku tidak pernah bertemu odelia dan mencintainya mungkin aku bisa belajar mencintaimu. Tapi kenyataannya berbeda. Hatiku terikat pada Odelia. Gadis yang sudah mencuri hatiku diam-diam. Sekarang aku merasa semua menjadi berubah Guenn, kamu jadi menjauh dariku. Andai kamu bisa mengerti, guenn. Bahwa takdir tak berpihak pada kita. Mungkin ada pria diluar sana yang tengah menunggu, entah siapa itu. Tapi ku yakin siapapun pria yang akan menjadi jodohmu, dia akan membahagiakanmu. Karena aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu seperti yang ku lakukan"

Al menghela napas lalu menjauhkan tangannya dan kini menatap guenn yang masih tertidur pulas.

Al hendak bangun dari kursinya tetapi tiba-tiba seseorang memegang pergelangan tangannya. jantung Al berdegup kencang. Dia langsung menoleh dan disana guenn sudah membuka matanya.

"Guenn..." suara Al terdengar bergetar.

Guenn terlihat menyeka air matanya yang entah sejak kapan keluar.

Al seketika panik saat melihat Guenn menangis. "Apa ada yang sakit?"

Guenn menggeleng pelan lalu memegang telapak tangan Al.

"Ada apa, heh?"

"Berjanjilah bahwa kak Al tidak akan meninggalkan guenn"ucap guenn pelan.

Al hanya diam saja.

"Kak, guenn sangat mencintai kak Al. Guenn tidak bisa hidup tanpa kakak"lirih guenn.

Al melepaskan pegangan guenn lalu bergerak mundur.

"Kak..."panggil guenn.

Al memejamkan matanya. Kedua tangannya terkepal. Dia berusaha menguatkan diri untuk mengucapkan kalimat yang pastinya tak diharapkan oleh guenn.

"kak..."panggil guenn lagi.

Al membuka matanya lalu melihat guenn yang kini tengah menatapnya dengan tatapan terluka.

"Tidak guenn. Kita tidak bisa bersama. Dengan kita bersama justru akan semakin membuat kamu terluka"

"Tapi Guenn sangat mencintai kakak. Kalau kakak tidak ada, untuk apa lagi guenn hidup didunia ini. Lagian siapa sih yang mendonorkan ginjal ini. Kenapa dia harus menolongku? Aku lebih baik mati saja daripada melihat Kak Al bersama wanita lain"ucap guenn dengan tangisannya yang sudah pecah.

"Jangan berbicara seperti itu, guenn. Kami semua tidak mau kehilangan kamu. Bahkan corry rela memberikan satu ginjalnya untuk kamu"

Tangis guenn semakin pecah saat tahu siapa yang menyelamatkannya.

"Kenapa corry? Kenapa kamu harus berkorban untuk aku?"batin guenn.

Al ingin menghapus air mata guenn tapi dia takut guenn malah semakin menaruh harapan padanya.

"Guenn... Kita masih bisa jadi kakak adik. Seperti aku dan corry"ucap Al pelan.

"Aku tidak seperti corry, kak. Dia memang menganggap kakak sebagai kakaknya tapi aku tidak pernah menganggap kakak seperti itu. Aku punya impian untuk menjadi pengantin kak Al, bukan sebagai adik"

Al mengusap wajahnya gusar. Dia benar-benar bingung dengan situasi ini.

"lebih baik kak Al pergi dari sini"ucap guenn terdengar lemah.

"Tapi guenn--"

"KELUAR!!!"

Al pun memilih mengalah dan keluar dari ruangan Guenn.

Guenn sendiri meringkuk seperti bayi dan menumpahkan semua air matanya, semua kepedihan yang tidak ada habisnya. Guenn tidak sanggup melihat kemesraan Al dan Odelia.

Charles? Pria itu pasti sudah membencinya. Dan corry? Dia sungguh malu untuk menampakkan wajahnya dihadapan corry.

Guenn memukul dadanya yang terasa sesak. Dia benar-benar tidak sanggup lagi menanggung beban ini.

***

Charles mengecup kening corry lembut saat corry sudah tertidur lelap. Charles tersenyum melihat wajah tenang corry.

"Have a nice dream princess"bisik charles ditelinga corry.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka. Charles menoleh kebelakang dan mengernyit saat melihat Al masuk dengan wajah kusut.

Al lalu duduk disofa yang ada disana dan memijit pelipisnya yang berdenyut.

Charles menghampirinya lalu duduk disebelah Al.

"Apa dia sudah tidur?"tanya Al sambil melihat kearah corry.

"Ya"

Setelah itu mereka hanya diam saja. Hingga charles tak tahan dengan keheningan ini.

"Kenapa kamu kemari? Bukankah kamu tadi sedang menjaga Guenn?"

Al menoleh ke samping lalu menghembuskan napas kasar.

"Dia mengusirku"

Charles mengernyit bingung. "Tapi kenapa?"

"Menurutmu karena apa?" Al malah balik bertanya dan hal itu semakin membuat charles bingung.

Al menghela napas saat melihat charles diam saja. "Karena aku lebih memilih odel"

Charles mangu-mangut. Dia mulai mengerti jalan ceritanya sekarang.

"Jadi...?"

"Jadi aku bingung sekarang. Aku tidak suka guenn yang menjauhiku. Dulu sulit sekali buatku mengambil hatinya. Dan sekali aku berhasil, dia malah menyimpan perasaan untukku"ucap Al terdengar frustasi.

Charles tersenyum masam lalu menepuk pundak Al pelan.

"Wanita memang sulit dimengerti"

Al mengangguk setuju lalu mengacak rambutnya. "Dan parahnya pria yang selalu disalahkan"

Charles lalu merapikan rambut Al yang acak-acakan. Al spontan mundur.

"Hey, ada apa?"tanya charles bingung.

"Aku jadi merinding didekatmu"ucap Al bergidik ngeri.

Charles terkekeh kecil lalu menggeleng pelan.

"Aku hanya merapikan rambutmu. Karena asal kau tahu, ketika rambutmu berantakan, kau terlihat maco. Dan para wanita itu nanti akan menjerit histeris. Nanti kalau kakakku cemburu bagaimana?"

Al memutar bola matanya. "Bilang saja kau takut tersaingi, dokter charles"

Charles memukul dagu dengan telunjuknya. "Well, itu salah satunya"

Al hanya menggeleng pelan mendengar jawaban charles.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang