Epilog **

1.9K 63 0
                                    

Odelia dan Al segera menghampiri keluarga mereka yang tengah duduk dikursi tamu. Terlihat jelas kecemasan tercetak jelas diwajah mereka.

"Bagaimana keadaan corry dan bayinya, tante?"tanya Odel pada Emma.

Emma menggeleng pelan. "Entahlah... Charles sedang menemani Corry diruang bersalin"

Ernest merangkul pundak istrinya, berusaha menenangkan istrinya walaupun hatinya ikut cemas.

"Corry anak yang kuat. Dia pasti selamat"ucap Al menenangkan.

Tak lama pintu terbuka dan muncullah sosok Charles. Semua terkejut saat melihat Charles keluar dengan berlinang air mata. Tiba-tiba saja tubuhnya merosot kebawah tanpa bisa dicegah.

Odelia dan lainnya menatap dengan cemas, sedangkan Al segera membantu Charles berdiri.

"Bagaimana Charles? Proses persalinannya berjalan lancar, kan?"tanya Richard.

Charles mengusap air matanya lalu menatap semuanya dengan tatapan sulit diartikan.

"Anak-anakku selamat. Mereka sehat dan corry juga baik-baik saja"ucap charles.

Semuanya mengerutkan keningnya bingung.

"Anak-anakku?"heran Odelia.

"Maksud kamu, anak kalian kembar?"tebak Ratata langsung.

Charles mengangguk disertai dengan senyuman.

"Hore!!! Kita dapat dua cucu sekaligus"pekik Ernest dan Richard berbarengan.

"Tidak pa. Cucu kalian ada tiga"ucap Charles.

"APA???"

***

Corry baru saja selesai menyusui anak-anaknya saat semua keluarga masuk keruang rawatnya.

Emma segera memeluk corry erat sambil mengecup kening corry bertubi-tubi. Sedangkan Ernest mengelus rambut corry dengan sayang.

"Hentikan, ma!!!"pekik Corry membuat Emma melepaskan pelukannya dan Ernest bergerak mundur.

Yang lain hanya dapat terkekeh melihat wajah merah padam Corry.

Odelia dan Guenn dengan antusias menghampiri baby box dimana ketiga anak charles dan corry tengah tertidur pulas.

"Wah, lucunya!"ucap guenn. Tangannya bergerak ingin menyentuh salah satu bayi itu tapi suara Corry menginterupsinya.

"Jangan sentuh anak-anakku, Guenn!"pekik Corry.

Guenn menatap kearah corry dimana corry sudah terduduk diatas brangkarnya.

"Kamu harus mencuci tangan dulu! Pastikan tanganmu itu benar-benar bersih baru kamu boleh menyentuh mereka"

Guenn cemberut lalu berjalan kearah kamar mandi. Odelia dan lainnya juga segera beranjak kekamar mandi untuk membersihkan tangan mereka, meninggalkan Charles dan corry berduaan.

"Tanganku sudah bersih, sayang"ucap charles sambil menunjukkan tangannya saat corry memicingkan mata kearahnya.

Corry mengangguk lalu mengangkat kedua tangannya.

"Minta peluk"

Charles tersenyum geli lalu memeluk corry erat.

"Thanks sayang sudah melahirkan anak-anak yang tampan dan juga cantik, serta sehat"

Corry mengangguk lalu melepaskan pelukannya.

"Apa kamu sudah punya nama untuk mereka?"

Charles tersenyum lalu mengangguk. "Tentu saja"

Corry tampak antusias mendengarnya, membuat charles terkekeh lalu mencubit pipi corry gemas.

"Penasaran?"goda charles.

Corry mengangguk.

"Putra sulung kita kuberi nama Christian Joe Darson. Orang-orang bisa memanggilnya Joe"

Corry terdiam lalu sedetik kemudian ia mengangguk. "Terus?"

Charles mengusap dagunya dan keningnya sedikit berkerut. "Putra bungsu kita kuberi nama Christan Louise Darson. Kita bisa memanggilnya chris. Bagaimana?"

"Nama yang bagus. Aku setuju. Lalu nama untuk princess kita?"

Charles tersenyum lalu mengusap pipi Corry. "Untuk anak perempuan kita, aku memberimu hak untuk menamainya. Bagaimana?"

Corry tersenyum lalu mengangguk. "Kalau begitu namanya Christina Guendy Darson"

Charles mengerutkan keningnya tak suka. "Kenapa Guendy?"

"Karena guenn yang memintanya"bisik corry sambil melirik kamar mandi dimana semua tengah antri menggunakan kamar mandi.

Charles cemberut. "Aku tidak setuju"

Corry melotot kearah charles. "Tidak bisa! Aku sudah menetapkannya"

"Tapi aku tidak mau anak kita nantinya sama dengan tantenya"

Corry menggeleng kecil. "Tidak akan"

Charles mengedikkan bahu. "Siapa yang tahu"

Corry terkekeh lalu memeluk charles lagi. "Aku hanya ingin menyenangi Guenn"

Charles menghela napas. "Baiklah asalkan kau tidak menamai anak kita dengan nama Key"

Corry terkekeh. "Aku merindukan key"

Charles mengeratkan pelukannya lalu mencium puncak kepala corry. "Jangan merindukan pria lain. Ingat statusmu saat ini"

Corry mengerucutkan bibirnya. "Key bukan orang lain, dia sahabatku"

"Dan juga musuhku"tambah charles kemudian.

Corry mencubit perut charles membuat pria itu meringis.

"Cubitanmu selalu saja menyakitkan"

"Mana ada cubitan yang menyenangkan. Dasar bodoh!"cibir Corry.

"Hei! Jangan menyebut suamimu bodoh! Apa kamu mau jadi istri durhaka?"

Corry terkekeh lalu menggeleng. "Tentu saja tidak. Aku mencintaimu segenap hatiku"

Charles tersenyum lalu mengecup kening corry. "Aku juga dan aku juga mencintai ketiga anak kita"

"Janji untuk mencintaiku selamanya?"tanya Corry dengan suara pelan namun charles masih mampu mendengarnya.

"Tentu saja. Bila perlu dikehidupan selanjutnya kita dipertemukan kembali"

Corry terkekeh. "Dasar gombal!"

Charles ikut terkekeh. "Aku mencintaimu selalu dan selamanya"




Happy Ending....

***

Btw disini author mau menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada kalian yang mengikuti kisah MDIY ini.

MDIY belum kelar ya, guys...
Masih ada 3 extra-part lagi yang menceritakan tentang kisah Key Arent Domingo.

Penasaran?

Kira-kira siapa pasangan Key ya? Guenn? Atau Rosabella?

Pokoknya stay tuned saja ya....

Untuk kalian yang sudah selesai membaca MDIY mampir yuk ke SevenTeen. Ceritanya itu menggambarkan seorang badgirl vs badboy. Hehehehe...

Penasaran? Makanya ayo baca juga cerita baru author.

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang