Destiny - 2

4K 116 1
                                    

Sebuah mobil ferrari memasuki perkarangan sebuah mansion bergaya Eropa. Beberapa mobil mewah berjajar rapi di garasi yang sangat luas. Mobil itu melewati sebuah taman kecil dengan air mancur di tengahnya. Beberapa pot bunga anggrek terletak disana. Setelah mobil terparkir sempurna, mereka pun keluar. Odel mengeluarkan kopernya dari dalam bagasi mobil.

"Jangan masuk dengan wajah murung begitu. Kau bisa membuat mereka khawatir. Apalagi papa, apa kakak mau papa kembali over-protactive kayak dulu?"ucap Charles tegas sambil menatap Odel lekat.

Odel menghela nafas kasar lalu menatap adiknya itu. Perlahan dia tersenyum kecil.

"good girl . Lebih baik begitu daripada murung tak jelas" Charles merangkul Odelia dengan possesive.

Mereka pun berjalan masuk dan menuju kearah ruang keluarga, disana sudah terdapat sepasang suami istri yang tengah menonton bersama. Sang istri tampak bersender dibahu suaminya dengan manja.

"Ekhem..."

Teguran itu membuat mereka menoleh dan terlihatlah dua anak muda tersenyum kearah mereka.

"Odel sayang..."ucap wanita paruh baya itu dengan antusias sambil berlari kearah Odelia.

"Astaga mama. Jangan lari-lari begitu. Ingat umur ma, nanti sakit pinggangnya kambuh loh"ucap Charles memperingati.

"Hush... Diam kamu anak kecil. Mama rindu sekali dengan putri kesayangan mama"ucap ratata, ibunda Odelia dan Charles Darson.

Charles memutar bola matanya malas lalu mendengus. "Masa seorang dokter muda dan kece ini masih disebut anak kecil. Tak etis banget"cibirnya.

Odelia hanya terkekeh melihat tingkah adik dan mamanya ini. Ratata sudah berdiri dihadapan kedua anaknya. Ia tersenyum kepada Odel dan begitu juga sebaliknya.Mereka pun saling berpelukan melepas rindu.

"kamu tega sekali meninggalkan mama"gerutu ratata seperti anak kecil.

Richard Darson selaku kepala rumah tangga hanya menggeleng-geleng melihat istri labilnya itu. Setelah pelukan itu terlepas, Odel melihat kearah papanya lalu tersenyum.

"karena kamu sudah pulang, maka tanggung jawab perusahaan akan dialihkan ke kamu"ucap richard pelan tapi tegas.

"papa ini bagaimana sih? Anak baru pulang sudah disodorin pekerjaan. Kasihan Odel, pa. Dia pasti lelah setelah perjalanan jauh"ucap Ratata.

"Papa hanya tidak mau menunda-nunda lagi. Bisa-bisa dia kabur ke Amsterdam lagi"

"papa..."

"papa tidak menerima penolakan. Kamu papa izinkan melanjutkan S2 ke Amsterdam karena kamu yang akan memimpin D.S Corp"potong richard cepat.

Odel menghela nafas. "kenapa tidak Charles saja sih, pa? Dia kan anak laki-laki"

"eh, kok jadi lari ke aku sih. Kakak yang kuliah jurusan bisnis. Aku kan kedokteran. Lagian nama aku sedang memuncak dibagian kedokteran, tahu"elak Charles.

"ya ya ya. Dr. Charles Darson, SP.THT-KL sedang tenar-tenarnya"ucap odel lalu memutar bola matanya malas. Charles terkekeh kecil lalu mengacak rambut kakaknya gemas.

"Sudahlah. Odel sayang... Kamu mau makan apa? Biar mama masakin, kamu pasti rindu masakan mama bukan. Kamu disana tidak menjaga pola makan ya? Lihat, kamu terlihat lebih kurus"ucap Ratata lembut.

"Aduh... Enaknya diperhatiin mama. Aku mah boro-boro, yang ada ditimpukkin"sindir Charles. Odel langsung menatap adiknya tajam.

"kamu beneran kelewatan, charles. Memangnya mama ibu tiri yang kejam apa. Mama itu sayang sama semua anak mama"gerutu Ratata.

"iya deh. Maaf mamaku tersayang. Anakmu yang paling tampan ini khilaf"ucap charles dengan suara dibuat-buat.

Seketika tawa Odelia pecah. Dia tertawa sampai terbahak-bahak sedangkan Richard dan Ratata hanya menatapnya bingung.

"Sepertinya besok bakal muncul berita baru di koran 'seorang dokter muda dan tampan berlagak seperti seorang sekong'. Lucu sekali"goda Odelia lalu kembali tertawa.

Richard dan Ratata hanya geleng-geleng melihat kedua anaknya ini.

Charles perlahan tersenyum kecil. "aku senang melihatmu tertawa seperti itu, kak. Daripada kau terus-terusan memikirkan dia yang tak jelas dimana. Tak apalah aku menjadi bahan olok-olokanmu asalkan kau tak murung lagi"batin Charles.

"sudah odel. Berhenti tertawa"tegur Richard dan seketika odel berhenti tertawa lalu menunduk.

"Sial! Papa mulai lagi deh"gerutu Charles dalam hati.

"Odelia mau kekamar dulu. Permisi semuanya"ucap Odel sambil menarik kopernya menuju kearah kamarnya di lantai 2.

Ratata menatap suaminya tajam lalu beranjak meninggalkan Richard. Charles berjalan mengikuti Odel dari belakang dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celananya.Saat hendak membuka knop pintu, suara seseorang menginsterupsi.

"jangan bersedih lagi. Kakak macam tidak tahu papa gimana saja"

Odel menghela nafas lalu berbalik, mendapati adik kesayangannya ini tengah menatapnya sendu.

"Maaf karena kakak selalu menyusahkanmu. Kakak hanya tidak suka sikap dingin papa itu"lirih Odel. Charles memeluk Odel erat lalu mengelus rambut coklat Odel.

"Aku paham. Aku pun sama kak tapi kita juga tidak bisa melawan. Jadi sebaiknya kita nurut saja"ucap Charles lembut.

"aku belum siap memimpin D.S Corp. Aku merasa tidak mampu. Sejujurnya aku ke amsterdam hanya untuk--"

"Ssstt.. Sebaiknya kita bicarakan didalam saja"ajak Charles lalu membuka pintu. Mereka pun masuk kedalam kamar Odelia.

"aku kesana hanya untuk mencari dia"ucap Odel saat mereka sudah duduk diatas ranjang.

"I know about that, sister. But you see??? You can't find him so you better forget about him. I don't want to see you sad because you didn't meet him"

Odel sudah tidak bisa membendung air matanya lagi. Dia menangis dalam diam.

"I will try"

Charles tersenyum lalu memeluk Odel dan mengusap punggung gadis itu.

"jangan cengeng seperti ini, baby. Nanti akan kuberikan permen, ok?"goda Charles berusaha menenangkan Odel. Odelia hanya mampu tersenyum kecil dalam pelukannya.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang