Destiny - 12

1.8K 79 0
                                    

Al menatap wanita didepannya ini dengan lekat. Apa yang harus dia katakan? Hatinya masih bimbang. Dia takut bahwa Odelia bukanlah gadis itu. Bisa saja Odelia bukan gadis itu dan ini semua hanya kebetulan.

Wanita itu tampak menatapnya tajam dan itu membuat Al tersenyum kecil.

"jawabanku adalah......."

Wanita itu mencondongkan tubuhnya agak kedepan. Dia sepertinya penasaran sekali dengan jawaban yang akan diberikan Al.

Al terkekeh kecil lalu menarik hidung Odel lembut. Membuat wanita itu membulatkan matanya dan itu sangat menggemaskan.

"Maaf sekali nona. Tapi sepertinya aku tidak akan memberitahumu dengan mudah"ucal Al.

Odel berdecak sebal dan menepis tangan Al. Odel benar-benar kesal karena Al mempermainkannya.

Al sendiri juga bingung tapi rasanya dia ingin sedikit bermain-main dengan odelia. Sekalian dia akan memastikan semuanya.

"Apa maumu sebenarnya dokter Algero?!"bentak odel kesal.

"Oh. Ternyata kamu galak juga ya nona Odelia"ucap Al sambil tersenyum menyeringai.

Odel mendengus kesal melihat Al. Apa maksud dari semua ini? Disaat orang sedang serius, dia malah mempermainkannya.

"Yasudah kalau begitu. Kau boleh keluar sekarang"ucap odel dengan nada tinggi.

"Ops... Jangan marah dong nona manis"goda Al sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Aku tidak mau buang-buang waktu dan aku tidak suka dipermainkan begini dokter Algero yang terhormat"ucap Odel sinis. Tapi itu malah membuat Al terkekeh.

"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa lagi Ms.Darson"ucap Al lalu berjalan dengan santai kearah pintu.

"Kau percaya diri sekali bahwa kita bakal bertemu lagi"sindir Odel.

Al berbalik saat sudah mencapai pintu. Dia lalu tersenyum menatap Odel yang tengah cemberut. "Bukan percaya diri tapi feeling-ku mengatakan bahwa kita pasti akan bertemu lagi"

Odel memutar bola matanya malas dan segera memalingkan wajahnya. Al menaikkan sebelah alisnya menatap Odel. Menurutnya tingkah Odel ini begitu mengemaskan.

" Jangan merindukanku ya nona Odelia"ucap Al sebelum pintu tertutup. Odel mendengus mendengar omongan Al barusan.

"Yang benar saja. Mana mungkin aku merindukan dia"gerutu Odelia.

Sebenarnya Al belum benar-benar pergi. Dia masih berdiri didekat pintu ruangan Odel. Al hanya menggeleng mendengar gerutuan Odelia.

"Lucu sekali anak itu. Tapi apa benar dia gadis itu? Kalaupun iya, kenapa dia mencariku? Apa aku berbuat kesalahan?"ucap Al.

Sekretaris Odelia yang bernama Niken itu berjalan kearah Al sambil tersenyum.

"Aku sudah membiarkanmu masuk. Jadi bisakah kau memberikan nomor teleponmu dan namamu"tanyanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Al menaikkan sebelah alisnya sambil melipat kedua tangannya. "ini kartu namaku. Jika kamu memiliki keluhan masalah jantung, kau bisa meneleponku"

Al menyodorkan kartu namanya dan niken segera menerimanya. Niken menatap kartu nama itu lama.

"Jadi kau seorang dokter?". Al hanya mengangguk.

"Kau juga dari keluarga Sandoyo?"tanya niken lagi. Al hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Wow... Sungguh perfect!!! Kau berasal dari keluarga besar Sandoyo. Seorang dokter yang rupawan"puji niken dengan mata berbinar.

Al hanya terkekeh geli melihat tingkah wanita didepannya ini.

"Apa kau pacaran sama Bu Odelia?"tanyanya dengan penasaran.

Al terdiam sebentar. "Belum pacaran"jawabnya.

"Belum bukan berarti tidak jadi ku anggap kamu sedang PDKT. Tenang saja aku akan membantumu. Karena kupikir kalian cocok"ucap sekretaris itu.

Al menaikkan sebelah alisnya bingung. Tumben seorang wanita mendukungnya berhubungan dengan orang lain. Biasanya mereka akan menjerit histeris dan menentangnya.

"kau pasti beri mengapa aku mendukungmu"tebak niken.

Al hanya diam membiarkan wanita itu menjawabnya sendiri.

"karena aku hanya tertarik sama Pak Charles"ucapnya dengan mata berbinar.

Al mengangguk mengerti. Tapi tiba-tiba wanita itu mengucapkan hal yang membuatnya melongo.

"tapi jika kamu ingin menikahiku, aku juga tidak akan menolak"ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya. Al memutar bola matanya malas.

"Dasar, gadis genit"umpatnya dalam hati.

"Aku ingin segala informasi mengenai Odelia"ucap Al kemudian. Niken tampak berpikir sebentar tapi setelah itu dia mengangguk.

"Kalo begitu aku pergi dulu. Kau kembalilah bekerja"ucap Al lalu beranjak pergi meninggalkan sekretaris itu.

***

"Jadi bagaimana Joseph? Apa kamu sudah mendapatkan informasi tentang gadis itu?"tanya seorang wanita yang sedang duduk dibalkon kamarnya sambil memegang secangkir kopi ditangan kirinya.

"Sudah nona. Gadis itu bernama Odelia Carine Darson. Putri dari Richard Darson pemilik D.S Corp dan dia merupakan kakak dari salah satu dokter yang bekerja dirumah sakit milik keluarga Sandoyo"

"Lalu apa hubungan dia dengan kakak Al?"tanyanya lalu meneguk kopinya.

"Sepertinya dia tidak memiliki hubungan apapun dengan tuan Algero"ucap Joseph dengan penuh keyakinan.

"Apa kau yakin sekali?"tanya wanita itu sedikit ragu.

"Yang saya dapatkan adalah dia baru saja kembali dari Amsterdam. Jadi tidak mungkin dia pernah berhubungan dengan tuan Algero"

"Ya, selama ini aku tak pernah melihat kakak Al dekat sama wanita padahal banyak wanita yang dekati dia"gumam wanita itu.

"apa ada lagi yang harus saya lakukan?"tanya joseph.

"Tidak ada. Terima kasih atas informasinya Joseph"ucap wanita itu lalu menutup teleponnya.

Kalian pasti sudah bisa menebak siapa wanita yang berbicara ditelepon tadi tanpa disebutkan.

Tok tok tok

"Guenn apa kamu ada didalam"ucap Emma dari luar kamar.

"Ada ma"teriak guenn. Dia berjalan masuk kedalam kamar dan membuka pintu.

Tampak Emma berdiri dengan tangan memegang nampan berisi biskuit dan susu hangat. Guenn mengernyit bingung melihat mamanya ini tumben membawakan cemilan.

"Mama tadi coba bikin biskuit dan berhasil. Kamu coba ya. Ini sangat nikmat jika disajikan bersama susu hangat"ucap Emma sambil tersenyum lembut.

Guenn mengambil alih nampan itu. "terima kasih mamaku sayang"

Emma hanya mengangguk kecil lalu pergi kembali ke dapur.

Guenn menaruh nampan itu diatas nakas lalu dia duduk diranjangnya.

"sebenarnya apa yang kamu lakukan Odelia Darson"pikir guenn.

Dia lalu menikmati biskuit buatan Emma sambil membaca novel.

***

Tbc

My Destiny is You ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang