1

514 5 0
                                    

" Duh senangnya pengantin baru.."
Goda Siska pada sahabatnya.

" Apaan sih Sis ? "
Jawab Nadia dengan wajah malu hingga ia tak bisa menutupi pipinya yang merona jambu karna ulah usil sahabatnya itu.

" Jadi gimana ? "
Tanya Siska Kepo.

" Jadi apanya ?"
Tanya Nadia dengan wajah polos.

" Ya... Malam Pertama lo..?"

" Aduh Sis kok pagi-pagi kepoin hal kayak gitu sih ?"

" Ya gue pengen tau aja sukses atau tidaknya.."
Sambung Siska dengan senyum jahilnya.

" Mendingan lo tanya aja ke Radit kapan dia bakal nikahin lo trus rasain aja sendiri gimana malam pertama itu."
Jawab Nadia tanpa basa basi.

" Mentang-mentang uda nikah nasihatin aja terus.."
Ucap Siska sambil cemberut.

" Jangan ngambek dong Sis, ntar keriputnya bertambah lo."

" Au ah..bodo amat sama keriput."
Jawab Siska dengan bibir manyun.

" Udah jangan manyun gitu, ntar diliat dosen killer loh."
Ucap Nadia sambil melirik kearah dosen killer yang masuk keruangan.

Dengan cepat Siska merubah raut wajahnya seperti sediakala.
" sebagai gantinya entar lo traktir gue dikantin, harus lo."

Nadia hanya menggeleng sambil tersenyum mendengar bisikan Siska.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

" ini namanya pemerasan bukannya traktir Sis."

" Sorry Nad habis perut gue lapar banget dari tadi, malah belum sarapan juga dari rumah."
Jawab Siska sambil melahap rakus semua makanannya.

" Lo makan yang bener, muncrat sana sini. Kalau lagi makan nggak usah ngomong."

Nadia Pov

" kamu nggak tau kalau akupun terpaksa harus menikah untuk membahagiakan kedua orang tuaku." batin Nadia.

Ia hanya duduk diam meratapi dirinya.

" Aku hanya ingin kamu ngerti dan tidak salah paham padaku nantinya."
Ucap Feroll.

" Jujur saja aku tidak bisa melupakan dia begitu saja, dan jika aku bersikap baik dan manis kepadamu itu tak lebih agar ibuku merasa bahagia."
Ucap Feroll mempertegas.

" Kamu tenang saja aku hanya akan melaksanakan kewajibanku sebagai istri dan tidak akan meminta lebih dan bertindak jauh dari yang kau inginkan."
Tanpa terasa ada butiran bening membasahi kedua pipi Nadia.

Ia berusaha tegar dan bersikap sewajarnya didepan Feroll.
Jauh dilubuk hatinya ia merasakan pedih tersayat.

" ehmk...ada yang nungguin princessnya nih."
Goda Siska sambil melirik Feroll.

" Sis aku duluan ya. Bye.."

Didalam mobil keduanya hanya duduk diam.
Tak ada yang berani mengawali pembicaraan.

Nadia mengambil buku didalam ranselnya dan membacanya.
Sedangkan Feroll tetap fokus mengemudikan mobilnya.

25 menit kemudian tibalah keduanya dirumah orang tua Feroll.

" eh udah pulang. Gimana dikampus hari ini Nad ?"
Tanya Fera.

Nadia dan Feroll mencium punggung tangan milik Fera.

" Alhamdulillah baik seperti biasanya ma."

" Ya udah, kebetulan mama uda nyiapin makan siang kita makan siang bersama. Sana ganti baju dulu."
"Iya ma."
Jawab Nadia.

Sedang Feroll sedari tadi setelah mencium punggung tangan ibunya langsung bergegas naik kekamarnya.

Begitu tiba dikamar, ternyata Feroll sedang dikamar mandi.
Nadia mengambil kaus hitam berlengan pendek dan celana pendek berwarna biru milik Ferol dan diletakkan diatas tempat tidur.

Antara Kau Aku dan Dia  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang