7

139 3 0
                                    

Hai semuanya...
Jangan lupa vote dan comentnya ya...

Hari itu Nadia pulang agak telat.

" Nad nggak makan dulu ?"
Ucap Cahyo selaku ayahnya.

" nggak romo. Tadi uda makan dikampus. Nadia naik keatas dulu ya romo, ma. Nadia capek pengen langsung istirahat aja."

" ya uda sana istirahat. Uda ditungguin juga."
Ucap Belinda sambil menahan tawanya.

Karena capek Nadia tidak menggubris ucapan mamanya.
Ia berjalan masuk kekamarnya dan langsung menuju ke kamar mandi.

Setelah mandi Nadia merasa segar dan segera menghempaskan tubuhnya kekasur empuk yang sedari tadi seolah-olah memanggilnya untuk rebahan.

Keadaan kamar cukup gelap.
Nadia memang sangat suka tidur dengan keadaan gelap.
Saat Nadia membalikkan badannya ia terkejut dengan sosok tubuh yang berbaring disebelahnya.

Refleks Nadia berdiri dan menghujani tubuh orang itu dengan pukulan bantal bertubi-tubi.

" Dasar mesum. Keluar kamu dari kamarku."
Teriak Nadia sambil terus memukul tubuh orang tersebut tanpa menyalakan lampu terlebih dahulu.

Saat Feroll menyalakan lampu sontak Nadia terdiam melihat wajah yang tak asing baginya.

" K...kamu ? "
Ucap Nadia gugup.

Feroll memicingkan matanya yang masih sedikit silau dengan cahaya lampu.

" Udah pulang Nad ?"
Ucap Feroll dengan lembut.

Ingin rasanya Feroll memeluk Nadia tapi dia enggan untuk menunjukkan rasa rindunya pada Nadia.
Nadia tak bergeming.
Ia terpaku melihat ekspresi Feroll yang begitu polos dan menggemaskan.

" Nad..kamu nggak kenapa-napa kan ? Sorry uda buat kamu panik dan ketakutan kayak gini."
Ucap Feroll sambil meletakkan salah satu tangannya dipipi kanan Nadia.

Nadia hanya mengangguk pelan sambil mundur perlahan dari posisi duduknya.
Tangan Nadia berkeringat dingin.

" Nad kamu mau kemana ? "

" A...aku mau tidur disofa saja. "

" Apa aku mengganggumu ? "

" B..bb..bukan seperti itu. A..aku hanya b..belum terbiasa t...tidur b...berdua. A..apalagi kamu ini pria."
Ucap Nadia gugup.

" Aduh..ni cowok nggak peka amat sih. Gue kan grogi kalau dekat-dekat dengannya. Apa lagi seranjang. Bisa bisa jantungan gue. Ya Allah aku harus bagaimana ? "
batin Nadia.

" Kamu lupa ya kalau kita ini sudah suami istri. Dan kalau aku tidur bareng kamu atau mesra-mesraan sama kamu itu hal yang wajar dong."
Jelas Feroll sambil menggenggam tangan Nadia.

" Tangan kamu kok dingin dan gemetaran ?
Kamu sakit ya ? "
Ucap Feroll sambil mendekatkan dirinya kesisi Nadia.

" oh Tuhan tolonglah hambamu yang tak berdaya ini. Dia makin mendekat. Nadia lo harus kuat.."
Seru Nadia didalam hati.

Feroll menatap dalam wajah Nadia.
Ia melihat betapa polosnya wanita yang ada dihadapannya.
Feroll tersenyum dan mencoba membuat Nadia nyaman.

" Nad.Maafin gue atas ucapan tempo hari tentang--"
Ucapan Feroll terhenti karena jari telunjuk Nadia berhasil membungkam mulutnya.

" Lo nggak perlu minta maaf. Gue bisa paham kok. Namanya hati nggak bisa dipaksain. Kalau gue diposisi lo pasti ngelakuin hal yang sama."

Feroll langsung memeluk Nadia dengan erat.
Nadia hanya terpatung dengan sikap Feroll yang menurutnya begitu manis.

" Gue bertekad dalam hati akan mencoba mencintai lo Nad. Untuk saat ini gue belum tau pasti perasaan gue ke lo ini apa. Gue masih bingung.gue sayang dan suka sama lo Nad.Lo mau kan berjanji satu hal buat gue ? "

" Janji ? "

" Apapun yang terjadi jangan pernah ninggalin gue. Selalu dan untuk selamanya."

" Yes. I am promises "

" Thanks Nad."
Refleks Feroll mengecup puncak kepala Nadia.
Wangi bunga dari rambut Nadia menusuk hingga kerongga hidung Feroll.
Ia semakin mempererat pelukannya.

Sementara wajah Nadia bersemu merah bagaikan strowbery.

" Fer..kayaknya gue uda ngantuk deh. Boleh gue tidur sekarang ? "
Pamit Nadia dengan nada hati-hati sambil melepas pelukan Feroll.

" Silahkan. Tapi kamu tidurnya disini bareng aku. Nggak perlu disofa."

" Tapi.."

" Ayolah istriku yang manis. Apa perlu aku menina bobokan dirimu ? "
Rayu Feroll dengan nada nakalnya.

" Itu tidak perlu. Aku akan segera tidur."
Jawab Nadia yang langsung berbaring dan menutup diri dengan selimutnya.
Didalam hati ia merasa seperti sedang bersalto ria.

Feroll yang melihat tingkah Nadia merasa gemas padanya.
Feroll ikut masuk kedalam selimut dan melihat ke arah Nadia.
Dan ternyata Nadia belum tertidur.

" Nad..kamu belum tidur ya"

" Fer..ngapain lo ngikutin gue ? "

" Mulai saat ini jangan ngomong lo gue. Tapi aku kamu biar enak dengernya."
Ucap Feroll sambil tersenyum.
Nadia balas tersenyum seolah menyetujui perkataan Feroll.

" Duh..Fer.. lo malam ini so sweet banget. Gue jadi pengen deh tiduran didada bidang lo. Apaan sih lo Nad mesum amat."
Umpat Nadia dalam hati.

" kamu pengen tiduran didada aku ya ?"
Ucap Feroll yang dapat membaca isi pikiran Nadia.

Wajah Nadia bertambah merona karena ketahuan isi pikirannya.
Feroll segara merangkul Nadia dan membaringkan Nadia di dadanya yang bidang.
Detak jantung kedua insan itu berdegup tak menentu.
Nadia yang berbaring didada Feroll dapat mendengarkan irama jantungnya.

" Kamu kok deg degan ? "

Feroll melihat kearah Nadia.
" itu yang selalu aku rasakan jika ada didekatmu Nad."
Jawab Feroll gugup.

" OMG. Ternyata dia juga ngerasain yang gue rasa. Kalau begini terus gue mana bisa tidur."
batin Nadia.

" Gimana kalau kita dengerin musik ? "

Nadia hanya mengangguk pelan.

Feroll memutar lagu Jhon Legend "All of Me".
Sejalan dengan alunan musik keduanya tertidur dengan posisi berpelukan.

***

Antara Kau Aku dan Dia  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang