9

117 3 0
                                    

Maaf Ya Reader.. Aku telat postingannya..
Akhir-akhir ini aku sangat sibuk.

Tolong vomentnya ya...
!!!

🙂

Untuk beberapa hari kedepan Nadia mengosongkan jadwal mengajarnya dikampus.
Pagi itu Nadia pergi kesalah satu butik langganannya dan membeli dress dan kemeja sebagai kado bingkisan nya nanti.

" Hai Nad..."

" Hai."

" Sendiri aja nih ? Ferollnya kemana ? "

" Seperti biasanya masih OTW. Ntar lagi datang kok."

" Kamu sering ya belanja disini ?"

" Terkadang begitu."

" Aku kesana dulu ya. Ntar mama nyariin aku lagi. "

Nadia hanya tersenyum kikuk meladeni Setiap pertanyaan Rio.

🎶🎶📱📱🎶🎶

" Hallo, Nad. Maaf aku nggak bisa jemput kamu. Barusan ada dikantor dapat telfon katanya ada investor yang mau bertemu secara langsung. Jadi aku balik kekantor lagi. Kamu nggak apa-apakan pulangnya naik taxi ???"

" Yaudah. Kamu lanjutin aja. Semoga pekerjaanmu dilancarkan."

Tanpa aba-aba Nadia langsung memutuskan telfonnya.
Ia pun bergegas menuju meja kasir dan membayar belanjaannya.

" Nadia kan ? "
Terdengar suara wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari Rio.

" I..iya."
Jawab Nadia dengan sedikit gugup dan ekspresi kaget.

" Kaget ya liat saya belanja disini ? "

" Nggak nyangka aja bu."
Jawabnya sambil tersenyum kikuk.

" Belanjaanmu banyak juga. Habis terima gaji ya...???"

" Enggak kok bu. Saya sedang belanja buat kado ultah saja."

" Oh..gitu. Ya uda sekalian aja biar tante bayarin. Lagian jangan manggil ibu. Manggilnya mama atau tante biar enak dengernya."

" Aku udah selesai kok bayarnya bu. Saya pamit dulu."

" Barengan aja. Ntar diantar sampai rumah kok."

" Makasih bu. Tapi saya udah ditungguin diluar."

" Kapan-kapan maen kerumah tante ya.."

Nadia hanya membalas dengan senyuman dan anggukan pelan.

Bergegas ia keluar dari butik dan bergegas mencari taxi.
Sambil sesekali menoleh kearah butik agar tidak terlihat oleh Rio dan ibunya.

Nadia langsung menyetop angkot yang kebetulan lewat dan bergegas naik.
Tanpa disadarinya angkot itu berlawanan arah dari rumahnya.

Setelah cukup jauh dari butik Nadia bernafas lega dan bertanya kesalah satu penumpang kearah mana angkot tersebut.
Nadia sontak kaget dan langsung memberhentikan angkot tersebut.

Ia mencoba menelfon Siska.

📞📞📞📞📞📞

" Hallo Sis lo dimana ?"

" Biasa lagi bareng Radit nih."

" Lo bisa tolong jemput gue nggak ??? "

" Emangnya lo lagi dimana ? "

" Sebentar gue liat dulu palang nama jalannya."
Nadia berjalan-jalan dan mencari nama jalan tempat ia berada. Namun ia tidak menemukannya.

" gue nggak tau Sis. Yang pasti sekarang gue didepan nah itu dia Sekolah Dasar Negeri 22 PEJATEN TIMUR. "

" Wih jauh amat neng. Ngapain lo disana ??? "

" Ceritanya panjang. Buruan deh lo kesini."

" Lo jangan kemana- mana tungguin kita disitu."

Siska dan Radit bergegas menuju ke lokasi Nadia.
Keduanya tak habis pikir mengapa sahabatnya bisa kesasar sejauh itu.

Setelah menunggu beberapa jam akhirnya Siska dan Radit tiba ditempat Nadia.

" Nih minum dulu."
Ucap Radit sambil menyodorkan sebotol air mineral.

Tanpa ragu Nadia langsung meneguk air tersebut.

" Kasihan amat lo Nad."

" Kita mampir makan dulu didepan."

Nadia begitu lahap menikmati makanannya. Siska dan Radit yang melihat hal itu terheran-heran akan tingkah Nadia.

" Pelan aja Nad makannya. Nggak usah buru-buru."

Namun Nadia tidak menghiraukan perkataan sahabatnya itu.
Ia meneruskan santapannya hingga habis tak berbekas.

Setelah makan barulah Nadia menceritakan kejadian yang ia alami.

" Makanya Nad kalau mau nyetop angkot nanya dulu jurusan mana."
Jawab Radit.

" Gue nggak kepikiran sampai sejauh ini kejadiannya."

" Feroll tu nyebelin banget deh. Kebangetan jadi suami."
Ucap Siska dengan nada kesal.

" Kan gue uda bilang tadi itu mendadak ada investor yang pengen ketemu langsung sama dia. Jadinya gue harus pulang sendiri."

" Nyokap dari sobat suami lo kok ngebet banget kalo lo jadi menantunya."

" Ya gue uda bilang ke Rio untuk jelasin ke nyokapnya kalau gue ini istri dari Sahabatnya."

" Gue jadi curiga deh sama Rio. Jangan-jangan dia suka sama lo."
Ucap Siska.

" Enggaklah Sis. Nyokapnya aja yang salah paham."

Setelah menjelaskan panjang lebar mereka akhirnya mereka tiba dirumah Nadia tepat pukul 12.30 malam.
Dan tak ada tanda-tanda keberadaan Feroll.

" Kalian nginap disini aja ya. Dit lo di kamar tamu bawah dan Siska tidur bareng gue aja."

" Suami lo ntar tidur dimana ? "

" Paling masih sibuk dengan pekerjaannya dikantor. Kalaupun pulang paling tidur dikamar tamu yang lainnya."

" Lo nggak curiga atau cemburu kalau suami lo ternyata main dibelakang ? "

" Semoga saja itu tidak terjadi. Tapi yang pasti pekerjaannya begitu banyak menyita waktu, pikiran dan tenaganya. Gue aja sampai kasihan."

" Y..ya semoga saja kata-kata lo ada benarnya."

Antara Kau Aku dan Dia  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang