15

130 0 0
                                    


Hai Pembaca " Antara Kau Aku dan Dia"
Maaf kalau akhir-akhir ini aku jarang update ceritanya.
Aku sangat berharap bagi para Readers semua mendukung karyaku berupa vote dan komen.

Pembaca yang bijak adalah pembaca yang selalu memberikan dukungan untuk setiap karya penulisnya.
So...!!!

Nantikan kelanjutan cerita
" Antara Kau Aku dan Dia"

Happy Reading !!!



Pagi itu Feroll bangun lebih awal dari Nadia.
Ia menyiapkan sepiring roti gandum dengan selai kacang,sebutir telur rebus dan segelas susu madu kesukaan Nadia.
Ditambah lagi setangkai bunga mawar merah tepat disisi menu sarapan pagi tersebut.

Dengan perlahan Feroll membangunkan Nadia yang masih tertidur pulas.

" Nad...!!! "

Perlahan Nadia tertegun dari tidurnya.
Ia mengerjapkan mata sambil menutup mulutnya yang kala itu menguap karena masih merasakan kantuk.

Feroll mengecup kening Nadia dan menunggunya hingga benar-benar bangun dari tidurnya.

" Kamu udah bangun ya ? "

" Iya. Ayo bangun dong. Aku udah nyiapin air hangat buat kamu mandi setelah itu kita sarapan bersama. Aku tunggu ya."
Ucap Feroll dengan nada lembut.

Perlahan Nadia turun dari ranjangnya dan berjalan memasuki kamar mandi.

Lima belas menit kemudian....!!!

Keduanya duduk tenang menghabiskan sarapan masing-masing tanpa bercerita.
Setelah selesai Feroll mengawali pembicaraan diantara keduanya.

" Gimana Nad kamu suka nggak menu pagi ini ? "

" Aku sangat suka. Makasih atas bunga dan sarapannya."
Ucap Nadia sambil mencium bunga pemberian Feroll.

" Sama-sama Nad. Tadinya aku pikir kamu nggak akan suka. Semalam aku nanya ke mama kamu apa saja makanan kesukaanmu. Kata mama kamu nggak suka milih-milih makanan yang penting bersih dan sehat. Soal bunga sorry aku nggak bisa nemuin lili putih atau mawar kuning disini."

" Tak apa kok. Ini sudah lebih dari cukup kok."

" Oh iya aku pengen ngobrol sesuatu sama kamu tapi kita ngobrolnya sambil jalan-jalan nikmati pemandangan yuk. ? "
Ajak Feroll pada Nadia.

Keduanyapun berjalan menyusuri beberapa tempat yang menjadi spot faforit para pelancong.

" Oh iya. Kamu tadi katanya mau ngomong sesuatu. Soal apa kalau boleh aku tau ? "
Tanya Nadia dengan nada ragu-ragu.

Sejenak Feroll menarik nafas dalam-dalam lalu perlahan mengatakan apa yang ingin ia sampaikan.

" Aku...sangat berharap apa yang akan aku sampaikan tak akan pengaruhi hubungan diantara kita berdua."
Ucap Feroll sambil menggenggam erat jemari Nadia.

Nadia hanya diam menunggu kelanjutan dari perkataan Feroll.

" Nad. Jujur aku sampai saat kemarin masih menyimpan beberapa foto dan benda kenanganku bersama Renata. Aku rasa ini perlu aku sampaikan karena aku ingin tak ada dusta diantara kita."

Mendengar perkataan Feroll membuat hati Nadia kembali tersayat.

" Itu bukan masalah untukku. Aku tidak peduli dengan masa lalumu. Dan yah... aku bisa memahami semuanya. Kamu nggak perlu takut untuk mengatakannya."
Ucap Nadia sambil tersenyum getir menutupi rasa kecewanya.

" Nad. Aku sudah membuang semua itu. Aku hanya ingin fokus untuk masa depan pernikahan kita. Aku tidak ingin kau mendengar hal ini dari orang lain atau mengetahuinya sendiri tanpa sengaja. Dan sehari sebelum kita berangkat aku bertemu kembali dengan Renata. "
Ucap Feroll panjang lebar pada Nadia.

Mendengar pengakuan Feroll tersebut membuat hati Nadia sedikit lega dan kecewa.
Ia lega karena Feroll kini mulai belajar terbuka pada dirinya.
Dan rasa kecewa itu karena setelah menikah dengannya ternyata suaminya diam-diam masih belum bisa move on dari masa lalunya bahkan masih bertemu dengan wanita tersebut.

" Nad maafin aku. Aku telat memberitahumu. Dan kepulangan Renata ke indonesia tak lain ingin agar aku mencintainya seperti dulu. Jujur akhir-akhir ini semenjak kau putuskan tinggal dirumah orang tuamu waktu itu. Aku merasa hampa dan mulai terbiasa akan kehadiranmu. Sampai-sampai aku seperti orang gila yang sering ngomong sendiri. Aku baru menyadari kalau aku mencintaimu. Dan rasaku terhadap Renata hanyalah obsesi semata bukan cinta. Please jangan marah dan tinggalin aku lagi."
Tambah Feroll sambil memeluk erat istrinya.

Tanpa terasa ada cairan bening yang mengalir jatuh dari matanya.
Menyadari hal itu Nadia menghapus air mata Feroll dan tersenyuman tulus.

" Kamu jangan sedih. Kalau aku diposisi kamu. Mungkin akan melakukan hal yang sama, dan itu wajar. Buat apa aku marah ?
Bukankah setiap orang punya masa lalu yang kelam ? Bahkan lebih kelam dari ini. Sepertinya matahari makin terik,bagaimana kalau kita kembali ke villa."

Tiba-tiba Feroll memeluk Nadia ala bridal stayle menuju ke villa.
Saat mendekati villa kedua orang tua mereka tersenyum melihat keduanya.
Sementara Nadia wajahnya merona malu akibat ulah suaminya dan ia pun meronta minta diturunkan namun tidak di dengarkan Feroll.











TBC........!!!!!!!

Antara Kau Aku dan Dia  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang