13

120 1 0
                                    


Tanpa sengaja Rio melihat Feroll tengah berbincang dengan Renata.
Renata yang melihat keberadaan Nadia didekat mereka ia langsung memeluk Feroll dan berharap agar Nadia melihatnya.

Rio dan Marcell yang mengetahui hal tersebut segera mengalihkan Nadia ketempat lain agar tidak melihat kejadian tersebut.

" sialan kamu Rio. Kau berusaha menghalangi jalanku. Akan ku balas kau nanti."

Gerutu Renata didalam hati.

" Lepaskan. Dasar wanita tak tau malu. Aku fikir dengan mengajakmu bicara baik-baik akan membuatmu mengerti. Nyatanya kau semakin menjadi."

" Aku tidak peduli apapun. Aku mencintaimu Feroll...aku hanya ingin kita saling mencintai dan hidup bahagia."

" Sepertinya kau butuh ke psikiater agar fikiran dan otakmu kembali jernih seperti sediakala."
Ucap Feroll sambil meninggalkan Renata.

" Aku tidak akan menyerah begitu saja. Kau akan menyesal jika tidak kembali padaku Feroll. Aku akan membuatmu tak bisa jauh dariku walau hanya sedetik saja. Aku akan pastikan kau jadi milikku."
Batin Renata.

~~~~~~~

Feroll kembali berbaur ditengah pesta sambil mencari-cari Nadia.

" Feroll."

" Iya pa. Papa liat Nadia nggak ?"

" Papa sama Mama mau bicara penting denganmu seusai perayaan nanti."

" iya pa."

Raut wajah Demian terlihat sangat serius seperti menahan amarah.
Untunglah Fera berhasil menenangkannya.

" Kamu dari mana saja Nad ? "

" Aku tadi menemani sahabatmu berkeliling."

" Ya Tuhan...semoga saja Nadia tidak melihat aku berbincang dan dipeluk oleh Renata."
Batin Feroll.

" Lo tenang aja sob. Istri lo utuh seutuhnya jalan bareng kita."
Ucap Marcell sambil menepuk pundak Feroll.

" Fer bisa ngobrol bertiga nggak ? "
Pinta Rio.

" Sweety sayang kamu ngobrol aja dulu dengan Nadia sebentar. Biasa obrolan para lelaki."
Ucap Marcell pada tunangannya.

Mona hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
Mona pun berbincang-bincang dengan Nadia tentang beberapa hal.
Nadia hanya bisa menjawab beberapa pertanyaan yang dilayangkan padanya.
Ia hanya sedikit mengetahui hal tentang suami dan kedua sahabatnya.

" Jadi...setelah beberapa bulan menikah dengan Feroll banyak yang tak kau ketahui tentang dirinya ? "

" Maklumlah Mona. Aku dan Feroll menikah karena dijodohkan. Berbeda denganmu yang akan menikahi lelaki yang mencintai dan menyayangimu. Walau Marcell itu orangnya pecicilan."

" Bagi aku lebih baik dia bersikap seperti itu dan terbuka tak ada yang ditutupi dariku. Apapun masa lalunya aku tidak perduli, yang terpenting masa sekarang dan masa depan kami nanti membangun mahligai rumah tangga."

Sementara itu ketiga sahabat itu tengah mengobrol dengan serius perihal yang mereka lihat tadi.

" Fer.. jujur gue sebagai sobat lo kecewa dengan sikap lo. Tega lo ninggalin Nadia ditengah pesta sambil mencari-cari lo."
Ucap Marcell.

" Sob lo uda punya bini cantik masih saja ngeharapin mak lampir sialan itu."

" Apa yang kalian lihat tidak seperti yang kalian duga. Ternyata Renata menguntit gue selama ini. Dan dia berencana akan memisahkan gue dan Nadia agar gue mau kembali mencintai dia seperti dulu lagi. Bahkan dia mengancam akan mengatakan pada Nadia kalau selama ini gue masih menyimpan semua kenangan tentang gue dan dia. Jujur sob semenjak Nadia balik kerumahnya saat mempersiapkan skripsinya gue mulai merasa kalau gue tidak bisa kehilangan dia sob."

" kalau begitu lo harus extra waspada terhadap Renata. Kalau gue liat dari sorot matanya ada dendam dihatinya. Dan lo harus jujur pada Nadia tentang segala hal mengenai Renata."
Jawab Rio.

" Bener sob apa yang dikatakan Rio. Jangan sampai Nadia tau hal-hal tentang lo dan Renata dari orang lain atau bahkan dari mulut Renata sendiri."

Tambah Marcell.

Melihat ketiga sahabat yang serius mengobrol Mona mengajak Nadia untuk menghampiri mereka.

" Kalian membicarakan hal apa ? Sepertinya sangat penting. "

Tanya Mona penuh selidik.

" sweety kita sedang membahas tentang beberapa pekerjaan dan yah.. kau tau hal-hal tentang pria."

Jawab Marcell pada Mona.



Antara Kau Aku dan Dia  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang