Berasa Sepi

177 6 0
                                    

" Hai ma..pa. kok sepi?"

" Kayaknya enggak deh. Kamu saja yang ngerasa kesepian."
Jawab Demian dengan nada mengoda sambil memberikan kode pada Fera.

" Memangnya sepi kenapa ?
Kan biasanya kita hanya makan malam bertiga."
Jawab Fera sambil menahan senyum dibibirnya.

" Kayaknya aku sedari tadi nggak ngeliat--"

" Nadia.?"
Ucap Demian dan Fera bersamaan.

"Mama sama papa kompak banget deh."

" Yah itulah namanya cinta sejati. Seiya sekata sehati. Ya nggak mam ?"
Jawab Demian dengan menggenggam tangan Fera.

" Jadi..ada yang kangen nih sama istri tercinta ?"
Goda Fera pada anaknya.

" Nggak aku hanya nanyain aja kok."
Ucap Feroll dengan nada sedikit gugup.

" Kalau papa sih nggak gegana kan ada istri tercinta yang nemenin tidur,ngobrol bareng,trus bisa mesra-mesraan lagi. Ya nggak mam ?"
Ucap Demian genit sambil mengedipkan sebelah matanya pada Fera.

Melihat hal itu sontak Fera tersedak dan langsung meminum air.

" Apaan sih pap ? Lagi makan kok genit amat.?"

" Genit-genit tapi kamu Cinta kan sama aku ?"

" uda ah becandanya. Ntar keselek lagi."

" ih kamu ngegemesin deh."

" dasar gombal."

" kan gombalnya keistri sendiri nggak pa-pa lah. Dari pada ngegombalin tetangga kan lain ceritanya.."

Fera terbelalak mendengar ucapan suaminya dan langsung berdiri dan mencubit pinggang Demian.

" oh gitu ya. Kalau gitu tidur aja diluar sekalian aja dijalan."
Jawab Fera dengan wajah merajuk.

" Kamu kalau ngambek makin cantik deh. Aku jadi tambah cinta."
Ucap Demian sambil mencium mesra pipi Fera.
Wajah Fera merona malu karena ulah suaminya itu.
Dia tau semakin ia melawan suaminya akan semakin bertingkah genit kepadanya.
Fera bergegas menuju kedapur menyembunyikan perasaan malu.

Feroll yang sedari tadi dikacangin beranjak pergi menuju ruang nonton duduk selonjoran diatas sofa sambil mencari-cari siaran dengan remot ditangannya.

" Kamu nungguin Nadia ?"
Terdengar suara lembut Demian yang duduk mendekati putranya.

" Tadi mama kamu cerita ke papa kalau Nadia nelfon pamit nginap dirumahnya selama beberapa hari. Karena dia sedang sibuk mempersiapkan skripsinya dan nggak ingin ngeganggu kamu.lagi pula jarak rumah Nadia ke kampusnya tidak terlalu jauh. Tadinya Nadia nelfon kamu tapi hp kamu sibuk."
Jelas Demian panjang lebar pada Feroll.

Feroll teringat tadi dikantor dia keasikan ngobrol dengan Marsel lewat hp.

Bling..bling..

Mars£l_109 : Feroll sayang..

F£roll_Aditia : ih apaan sih sel ??
Jijik gue deh.

Rio_Aja : woi..apaan sih pada rame ?

F£roll_Aditia : tuh si Marsel kayaknya kesambet deh.

Mars£l_109 : bt amat gue. M angkal kuy..

F£roll_Aditia : sama gue juga

Rio_Aja : ntar istri lo marah dianggurin. Wkwk..

F£rol_Aditia : nggak bakalan.

Mars£l_109 : enak dong punya istri cantik,bodi aduhai,jago masak pengertian lagi. Jadi kepengen gue.

F£roll_Aditia: lo cari aja sana sendiri.

Rio_Aja : cie..cie ada yang cemburu nih.
Eh sel lo kata kita banci pake mangkal segala.

F£roll_Aditia : iya nih si Marsel dari tadi ngaco.

Mars£l_109 : jadi nggak ?

F£roll_Aditia : nggak males gue. Udah ya.

Feroll Pov

Sepulang kantor Feroll bergegas mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Namun hatinya merasakan ada sesuatu yang hilang entah apa dia tak memahaminya.

Selesai mandi dilihatnya jam dinding sudah pukul delapan.
Setelah berpakaian Feroll menuruni tangga menuju ke ruang makan.

Saat makan malam ia menyadari kalau sedari tadi batang hidung Nadia tak nampak.
Setelah mendengar penjelasan dari ayahnya barulah hati Feroll sedikit senang.

" Kok gue jadi ngerasa kosong begini ya ? Padahal sewaktu Renata pergi ninggalin gue.. nggak pernah gue ngerasa seperti ini. Ah...gue seperti mau gila saja..."
Ucap Feroll sambil melempar guling kesembarang tempat.

Tanpa disadarinya Fera sudah berada didalam kamar dan berdiri menatap anaknya yang ngomong sendiri nggak karuan.

" Kamu kangen Nadia ya ?"

Feroll kaget dan langsung membalikkan badannya menatap wanita paruh baya yang didepannya.

" eh. Mama."

" Kalau kangen pergi temui istrimu dirumahnya jangan ngomong nggak karuan sendiri kayak orang gila dong."
Ucap Fera dengan lemah lembut.

" tapi..ini kan uda larut ma. Nggak enak sama orang tua Nadia."
Jawab Feroll dengan nada lirih.

" ya nggak pa-pa dong.kamukan suaminya Nadia. Emang salah kalau suami mau ketemu istrinya ?"

" Ya enggaklah ma."

"Ya udah sana temui istrimu."

" Besok aja ma aku kesana. nggak enak sama orang tua Nadia."

" Terserah kamu. Toh mama nggak berhak ikut campur urusan rumah tangga kalian."

Fera segera beranjak keluar kamar lalu menutup kembali pintu kamar Feroll.

Antara Kau Aku dan Dia  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang