Rona Merah

187 4 0
                                    

Pagi itu cahaya mentari seolah tersenyum menembus celah kecil dibalik tirai jendela membuat Nadia tersadar dari alam mimpinya.
Dengan memicingkan kedua matanya  sambil meregangkan otot-ototnya,ia berusaha melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh.

Nadia perlahan bangkit dari ranjang empuk dan berjalan lunglai menuju kamar mandi.
Sejenak ia terhenti memikirkan sesuatu.

" Kok aku bisa tertidur diranjang ?
Bukannya semalam aku ketiduran sambil mengerjakan tugasku ?
Apa mungkin...?"
Pikir Nadia.

Wajahnya kembali merona saat membayangkan Feroll yang memindahkannya untuk tidur diranjang.

Seperti mendapatkan tenaga extra yang amat luar biasa ia segera bergegas melangkahkan kaki ke kamar mandi.
Saat ini Nadia bagaikan melayang diudara.
Sampai-sampai ia asik bernyanyi sambil mandi.

Kita Semua Pasti Bisa
Asalkan Kita Melangkah
Sambut Hari Yang Indah....

Ye..ey..

Dan..
Bila Kita Mensyukuri..
Semua Berkah Dalam Hidup Ini
Kita Bahagia...aa.aa
Kita Bahagia..aa.aa

Dan..
Sambut Hangatnya Mentari
Nikmati dan Lukiskan Memori
Kita Bahagia..aa..aa
Kita Bahagia..aa.aa
Bahagia..aa..aa
Bahagia..aa.aa
Bahagia..ho..o..ye..e

Sementara itu Feroll terbangun dari tidurnya saat mendengar nyanyian Nadia yang terdengar cukup tinggi.
Ia hanya tersenyum mendengarkan Nadia yang tengah asik menyanyi dikamar mandi.

Perlahan Feroll bangkit meregangkan ototnya lalu memperbaiki sofa dan tempat tidur.
Ia melangkahkan kaki keluar kamar dan masuk ke kamar mandi yang ada diluar.

" pagi ma..pa."
Ucap Feroll sambil mengecup pipi kedua orang tuanya.

" memangnya kamu apain si Nadia semalam ?"
Tanya Demian pada anak semata wayangnya dengan expresi wajah menggoda.

" nggak ada."
Jawab Feroll santai sambil menikmati sarapannya.

" yang bener..?
Nadia itu orangnya rada pemalu dan pendiam loh.
Jadi kalau pagi-pagi uda konser dikamar mandi pasti ada sesuatu deh."
Goda Fera pada anaknya.
Kemudian saling bertatapan dengan suaminya saling memberi kode.

" mama sama papa apaan sih ?
Pagi-pagi uda ngegodain anak sendiri."
Jawab Feroll dengan wajah malu-malu.

" kalau nggak mau cerita juga nggak kenapa-napa kok. Papa sama mama udah paham hal yang begituan.ya nggak ma ?"
Ucap Demian sambil menaikkan kedua alisnya.

Fera hanya tersenyum menahan tawa menanggapi perkataan suaminya.

Merasa bete digodain terus Feroll berdiri melangkahkan kaki menuju dapur.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

" permisi Nadianya ada bi ?"

" ada non.silahkan masuk."

" siapa bi ?"

" Teman kampusnya non Nadia nyonya."

" Ya udah suru masuk aja."

" katanya nunggu diluar aja nyonya."

" Tolong panggilin non Nadia dikamar."

Bi Mina segera menuju kekamar Feroll dan mengetuk pintu.

Tok..tok

" Siapa ?"

" ini bibi non."

" Masuk aja bi pintunya nggak dikunci kok."

" ada tamu non. Ngakunya teman non Nadia dikampus."

" oh..makasih ya bi."

" sama-sama non."

Nadia mempercepat langkahnya menuruni satu persatu anak tangga.

" Ma Nadia pamit ke kampus dulu ya. Uda ditungguin tuh sama Siska didepan."
Ucap Nadia sambil mencium punggung tangan Fera.

" Kamu sakit ya ?"

" Nggak kok ma. Nadia baik-baik aja kok."

Fera meletakkan tangannya didahi Nadia mengecek kalau anak itu tengah panas atau tidak.

" kamu pakai bluss on  ya ?"

" nggak kok ma."

" trus kenapa pipi kamu sampai merah gitu ?
Apa ini karena Feroll ?"

Pipi Nadia makin bersemu merah.
Melihat hal tersebut Fera hanya tersenyum.
Rupanya rona merah dipipi menantunya itu tanda ia sedang bahagia.

" Nadia berangkat dulu ya ma. Uda telat ni."

" hati-hati dijalan ya."

Antara Kau Aku dan Dia  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang