173 15 9
                                    

Happy Reading!

-||-

Kini jarak antara tubuh Zura dan Kevin sangatlah tipis, bahkan bahu Zura saja sudah menyentuh dada bidang Kevin.

Hal itu sontak membuat jantung Zura berdetak tidak karuan, apalagi setelah Zura berhasil mencium aroma maskulin dari tubuh Kevin yang sempat ia kenali karena hoodie yang sedang dipakainya.

Zura sudah tidak mampu untuk berkata-kata, jangankan berbicara bahkan hanya sekedar untuk memberontak dari Kevin saja Zura tidak mampu. Zura lemas, ya lemas karena jantungnya yang tidak bisa diajak kompromi di dalam sana.

Kevin mendekatkan wajahnya perlahan, mengikis jarak yang masih tersisa di antara tubuhnya dan gadis di depannya itu.

Saat kedua hidung mereka bersinggungan Zura segera memejamkan matanya rapat dan merapalkan segala jenis doa di dalam hatinya. Zura sangat takut, benar-benar takut malah.

Namun perkiraan Zura salah, hal yang sedari tadi sudah berkecamuk di kepalanya ternyata salah besar. Pikiran tentang apa yang akan Kevin lakukan pada Zura sangatlah keliru. Ternyata Kevin hanya menghampiri telinga kanan Zura dan membisikkan sesuatu dengan sangat lirih.

"Lo cantik, gue suka."

Kevin memundurkan kepalanya dari telinga Zura sambil tersenyum menyeringai.

"Plaak!!"

Sebuah tamparan manis nan dalam berhasil mendarat mulus di pipi kiri Kevin.

Zura menampar Kevin dengan sangat sadis, mengakibatkan seluruh penghuni kantin sekolah saat ini yang sama sekali tidak menyadari bahwa bel pertanda masuk kelas baru saja berdering nyaring terkesiap kaget.

Zura segera mendorong bahu Kevin kasar sehingga membuat Kevin hampir terjengkang ke belakang bersama dengan kursinya.

Zura tidak peduli, untuk apa peduli kepada seseorang yang jelas-jelas telah mempermalukannya sepanjang siang ini. Langsung saja Zura menarik tangan Hazel dan membawanya pergi.

Sebelum Zura dan Hazel benar-benar keluar dari area kantin, Zura masih sempat mendengar salah satu dari teman Kevin tertawa keras sambil bertepuk tangan riuh, hal itu lantas membuat seluruh manusia yang ada di kantin tersadar dari keterkejutan mereka.

Siang harinya

"Axel, Zura, Bella, Leo, Sandy, Nela, dan Ovi! Masing-masing ambil bola dan langsung menempatkan diri di lapangan kanan saya!"

"Kevin, Fera, Nanda, Laila, dan Vey! Kalian di lapangan kiri! Dan yang lainnya kalian menunggu giliran!"

Semua murid yang mengikuti ekstra olahraga prestasi dibidang volly segera mematuhi perintah Mr. Baek yang suaranya sangat menggelegar itu.

Sebenarnya nama beliau adalah Bagyo Sudarsono. Tetapi beliau ingin dipanggil dengan sebutan Mr. Baek, entahlah untuk apa yang jelas semua murid hanya bisa mematuhi perintah pelatih kece mereka itu.

Sekarang adalah waktunya untuk menunjukkan kemampuan melakukan teknik servis. Axel di lapangan bagian kanan berhadapan bersama Kevin di lapangan bagian kiri, begitu pula dengan Fera dan Zura, Nanda dan Bella, Leo dan Laila, dan Sandy dengan Vey.

Seketika Zura menatap aneh ke arah Kevin yang sedang mendorong-dorong Fera untuk menjauh dari tempat Fera sekarang. Sepertinya Kevin ingin berganti posisi, itu yang Zura amati.

Halah, sudahlah masa bodoh saja dengan Kevin dan Fera yang terpenting sekarang adalah fokus! Ya fokus untuk servis.

"Priiiiit!!"

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang