Wûshísān

31 3 0
                                    

Happy Reading!

Saya boleh minta Vote-nya hehe?

-II-

Siang itu Zura mengendarai mobil dari SMA nya menuju sekolah Lucas dengan seorang lelaki duduk manis di sebelahnya. Lelaki gila yang tau-tau menghampiri acaranya bersama para junior voli, memproklamirkan diri sebagai kapten voli angkatan 16 dengan tampang amat percaya diri.

Hah! Zura mau pingsan saja.

Kevin Nicholas Alexander adalah hal terakhir yang ingin ia temui ketika berniat kembali ke Indonesia, bahkan Zura sudah mencari tau dengan detail apakah ada kemungkinan Kevin kembali ke Indonesia untuk juga merayakan liburan. Zura sangat bersyukur ketika mengetahui kabar dari Alvin bahwa Kevin tidak akan pulang bulan ini.

Lalu apa-apaan ini?!

Kenapa lelaki ini bisa berada di sini? Secepat itu? Dan kenapa ia bisa berada di SMAKUBA?

Zura melirik Kevin yang sedang tersenyum sendiri. Sangat tidak jelas. Ia jadi menggerutu sebal ketika mengingat bagaimana bisa dirinya menjadi sopir lelaki ini sekarang.

"Gue balik bareng lo ya?"

"Hah?" Zura masih tidak mengerti ketika Kevin menghentikan langkahnya di parkiran sekolah.

"Gue ke sini pakai go-jek tadi, jadi pulangnya bareng lo ya?"

"Idih, ogah gue."

"Ra..." Kevin mengerucutkan bibir sebal.

"Bodo amat. Gue duluan mau jemput Lucas."

"Heh gue ikut, bodo amat gua juga kangen sama Lucas." Lelaki itu tau-tau sudah meloncat duduk di kursi sebelah Zura. Ia segera menutup pintu dan memakai seatbelt, menyandarkan punggung pada kursi dan memejamkan mata sambil menghela nafas berat.

Zura jadi tidak tega, Kevin terlihat sangat lelah. Ia pun tanpa basa-basi lagi mulai melajukan mobilnya. Berpikir akan tidak gunanya untuk melanjutkan perdebatan dengan lelaki di sampingnya.

"Sampai kapan lo?" Kevin bertanya pelan, masih dengan memejamkan mata kelelahan.

"Udah tiga hari."

"Ooh, duh pusing banget gue." Lelaki itu memijat kecil keningnya, tampak sekali sedang menahan sakit. Zura jadi jengkel sendiri.

"Jetlag lo?" Tanyanya ketus.

"Iya."

"Sampai jam berapa?"

"Jam lima pagi."

"Bego banget sih jadi orang, gitu tuh dibuat istirahat dulu, bukannya keluyuran ke SMA." Zura berujar marah, namun tak ayal telapak tangan kirinya bergerak menyentuh dahi Kevin. Gadis itu juga membantu sedikit memijat sebelah kepala Kevin dengan masih fokus menyetir.

"Ya kan gue mau nyamperin elo."

"Nanti kalau gue udah pulang kan bisa."

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang