Èrshí'èr

46 6 0
                                    

Happy Reading!


-II-


Kedatangan Zura ke rumah disambut oleh dua lelaki kelewat tampan yang sedang berbincang heboh di depan televisi.
Zura berdeham pelan berlari kecil dan dengan cepat menjatuhkan tubuh kurusnya di antara kedua lelaki itu.

"Baru pulang?" Alvin Jonathan Erick Avarell. Adek kecilnya yang entah kenapa sekarang terlihat sudah sangat besar bertanya heran.

"Iya. Habis nemenin Hazel ngafe."

"Ganti baju sono. Bau lo." Kevin berujar sarkastik sembari meninju pelan lengan Zura. Gadis itu memberengut sebal dan langsung berlari menaiki tangga sambil mengumpat tidak jelas.

"Kakak lo Jo."

"Sahabat abang juga kan?" Kevin tersenyum misterius. Ia berdiri hendak mengambil kunci mobil dan berpamitan pada Kevin.

"Gue udah mau telat nih bang, kasih tau Zura gue les biola."

"Yoi. Hati-hati Jo."

Beberapa saat kemudian Zura terlihat menuruni tangga dengan memakai kaos hitam kebesaran dan sweatpeants putih andalannya.

"Alvin ke mana?"

"Les biola. Udah mau telat nungguin lo kelamaan tadi."

Zura hanya mengangguk sekilas dan mendudukkan pantatnya di sebelah Kevin.

"Temenin gue yuk." Ujar Kevin.

"Ke mana?"

"Nyariin rujak buah buat nyokap sekalian ganti Minggunya kita. Kan besok gue enggak bisa."

"Nyokap lo ngidam lagi?" Sejak kehamilan ibu Kevin yang hampir mencapai usia 9 bulan, sang ibu memang lebih memilih tinggal di rumah mereka yang berada di Jakarta karena dekat dengan anak lelakinya. Ayahnya juga lebih sering mengadakan resital di daerah Jakarta daripada Bandung.

"Hehe iya."

"Yaudah bentar gue ganti kostum."

Sebelum Zura sempat berjalan menuju tangga, tangannya sudah terlebih dahulu ditarik oleh Kevin.

"Gini aja enggak apa-apa. Cantik kok."

"Bisa aja lo." Zura tertawa renyah ia mengambil dompet dan ponselnya lalu mengikuti Kevin keluar rumah.

Merekapun mulai berkeliling mencari rujak buah pesanan ibu Kevin dan ketika sudah menemukannya mereka melanjutkan perjalanan menuju salah satu mall tersohor yang ada di Jakarta Selatan.

"Nge-game aja deh ya? Bingung gue mau ke mana." Ujar Kevin sembari memarkirkan mobilnya.

"Iya deh. Kebetulan juga udah lama enggak nge-pump."

Zura dan Kevin berjalan berdua sembari tertawa membicarakan hal-hal kecil yang menurut mereka sangat lucu. Seperti Kevin  yang shock berat ketika mendengar mamanya hamil lagi di usia yang tidak bisa dibilang produktif hamil. Dan sampai membicarakan Alvin yang masih saja frienzone dengan tetangga depan rumah.

"Anjir. Ganteng banget." Zura berbinar senang ketika melihat sebuah cashing iPhone bergambar uchiha sasuke. Ia menoleh kepada Kevin dan tersenyum senang

"Gue mau beli ini dulu."

"Gantengan gue Ra." Kevin mendengus sebal. Bagaimana bisa gadis di sebelahnya ini terpesona pada seorang tokoh wibu yang menurut Kevin tidak ada tampannya sama sekali.

"Ah. 8 tahun gue nontonin Naruto baru kali ini gue terjerat pesona Sasuke."

Zura tampak berbinar senang, ketika berhasil membeli cashing iPhone tersebut dan tanpa ba-bi-bu langsung memasangnya di tempat.

"Iiih. Lucu banget nggak sih?" Gadis itu melompat ringan meninggalkan Kevin yang masih menggerutu tidak jelas di belakangnya.

"Apa juga sih bagusannya si sasuke."

Zura yang mendengar itu spontan menoleh dan mengernyit tak suka.

"Lo bisa abis kena amaterasunya."

"Serah dah serah." Kevin berlalu begitu saja membeli saldo untuk bermain di gamezone kesukaan mereka.

Mereka bermain pump dengan berbagai aksi. Battle, sendiri-sendiri, bahkan duo. Mereka berdua memang sangat jago dalam memainkannya.

"Capek dih. Udahan yok?" Tukas Zura pada Kevin yang juga mulai terlihat kelelahan.

"Oke. Makan dulu?"

Zura tampak berpikir sebelum menjawab dengan antusias.

"Makan di rumah lo aja deh. Masakan tante enak."

Kevin mendengus geli. Namun tetap mengangguk dan bangkit mengajak Zura untuk segera pulang.

Ketika sedang berjalan beriringan menuju lantai bawah gedung seorang anak kecil tiba-tiba berlari menabrak Zura hingga sedikit oleng. Untung Kevin dengan sigap menahan tangannya agar tidak jatuh. Namun naasnya, anak kecil yang menabraknya tadi terjatuh dan menangis keras, membuat Zura merasa bersalah sekaligus bingung.

"Ya ampun. Dek maaf ya, haduuh... kaosnya kena gula kapas."

Seorang ibu-ibu berdandan ala sosialita Jakarta menghampiri Zura yang masih bingung.

"Ehm iya bu enggak apa-apa. Saya juga minta maaf jalan tidak lihat-lihat. Adeknya enggak kenapa-kenapa kan?"

"Falerie memang suka lari-lari dan jatuh gini dek, udah biasa. Sekali lagi tante minta maaf ya. Sampai kotor bajunya."

"Iya tante enggak apa-apa. Yasudah saya duluan tante." Zura berpamitan dan mengajak Kevin untuk melanjutkan perjalanan mereka.

"Baju lo kotor, mampir apartemen gue dulu deh. Ganti sekalian mau ambil barang."

"Yaudah. Ngikut aja."


-II-

Pendek dulu yah wkwk yang penting update kaan? hehe

Jangan lupa vote sama komen yang banyak yah!

Love you all!



Sincerely


Kim Mingyu's


Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang