Epilog

94 6 8
                                    

Happy Reading!

-II-

Satu minggu telah berlalu semenjak keberangkatannya dengan Nara menuju Korea Selatan. Zura menginap di rumah gadis itu dan disambut dengan hangat dan ramah oleh kedua orang tua Nara. Kini keduanya sedang berjalan-jalan di kawasan Myeongdong, Seoul. Tempat yang dipenuhi street food beraneka macam, bahkan Zura sudah memakan lima cup kue beras yang Nara katakan bernama tteobboki saking ketagihannya.

Sore itu setelah mengirim sebuah surel kepada Kevin, Zura merasa agak lega. Ia hanya sedikit takut menunggu balasan Kevin. Namun hingga satu minggu berlalu dan besok adalah hari bertunangan Kevin dan Hazel, lelaki itu belum kunjung mengirimkan balasan.

Zura tidak berharap. Astaga bagaimana bisa ia mengharapkan? Bahkan jika Kevin mau membaca surelnya saja ia harus berterimakasih. Zura menghela nafas pasrah, hari-hari ini ia habiskan dengan mencoba berbagai macam makanan Korea lengkap dengan mengunjungi beberapa tempat wisata bersama Nara.

Beberapa hari yang lalu ia juga sempat menemani Nara mengikuti sebuah acara jumpa idol kpop bernama fansign. Nara sangat antusias untuk menjumpai boyband kesayangannya yang beranggotakan tujuh pria tampan itu. Zura yang tak mengerti apa-apa hanya tersenyum dan mengucapkan sapaan-sapaan ringan pada para anggota boyband tersebut ketika sesi penandatanganan album. Bahkan namanya saja Zura tidak tau.

"What's your name?" Zura melebarkan mata ketika salah satu member yang kini ia ketahui kerap disapa RM menanyainya menggunakan bahasa Inggris. Zura jadi antusias, dari tadi ia hanya tersenyum ketika ditanyai menggunakan bahasa Korea, ya siapa yang paham coba?

"Zura."

"Ooh, where are you come from? i see that you can't speak Korean?"

"Ah yes i can't heheh, i am from Indonesia."

"Waw, Indonesia. Eum ap-pa kabar?"
Zura tertawa ringan, mengikuti fansign tidak buruk-buruk juga. Ah pantas saja Nara sangat menyukai mereka, kalau dilihat dari jarak sedekat ini mereka terlihat beribu kali lebih tampan.

"Saya baik."

"Haha, with whom you come here?"

"Eum, i just accompany my friend here."

"Ah i see." Lelaki di depannya tersenyum hingga mencetak jelas lesung manis di pipinya.

"What is your name?" Zura bertanya canggung, sumpah ia benar-benar kepo dan ingin bertanya.

"Hah?" Lelaki itu sempat kaget dan sedetik kemudian tertawa agak keras. Mungkin heran bagaimana seorang gadis yang mengikuti fansign tidak tau nama artis yang akan mereka jumpai. Ah! Seharusnya Zura bertanya kepada Nara dulu sebelum acara dimulai, agar tidak membuat malu seperti tadi.

"Haha... Namjoon, I am Namjoon."

"Ah, nice to meet you Namjoon. Fighting for all of you and Thank you very much." Zura tersenyum kecil sebelum beralih pada lelaki di sebelah Namjoon tadi.

Hah, sepertinya sebentar lagi Zura akan teracuni oleh virus hallyu yang dibawa Nara.

Kini Zura dan Nara sedang duduk di bangku luar sebuah kafe sambil menikmati kopi panas pesanan mereka. Hari sudah beranjak malam dan keduanya pun sudah merasa sangat lelah karena berkeliling semenjak pagi tadi.

"Anjir gue nggak sabar konser. Hah! Seneng banget bisa fansign juga kemarin."

"Bukannya mereka pernah ke konser di LA? Kenapa lo nggak nonton?"

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang