214 30 27
                                    

Happy Reading!

-||-

4 Mei 2017
Masih di tempat yang sama
Bela e Colorata Caffé
07.52

Wanita itu melanjutkan membuka page berikutnya, di layar laptopnya tampak sebuah foto dua orang insan yang sedang memakai atribut voli lengkap sedang berfoto dengan pose saling membelakangi.

Hatinya terenyuh ketika membaca sebaris kalimat yang terpatri diawal page itu.

"Lo itu cewek teraneh yang pernah gue ajak jalan, ralat! nggak sengaja gue ajak jalan"

Ia membaca baris demi baris kata yang tergores rapi di bawah awalan tadi. Seketika itu juga hatinya kembali menghangat.

-||-

"Heh wakapten, nih bersihin lemari lo pakai ini!" Kevin menyodorkan selembar tissue kehadapan gadis di depannya. Tak lupa dengan sebotol minyak kayu putih sembari mencengkeram tangan gadis itu yang tadi hampir saja menonjok loker. Bukannya menerima barang yang disodorkan oleh Kevin, Zura malah mendelik sebal.

"Lepas!"

Kevin menggeleng dan semakin mempererat cengkeramannya pada tangan Zura.

"Lepasin tangan gue!" Zura berteriak kesal sambil menendang loker di hadapannya. Sumpah ya ia sekarang sedang kesal bukan main, kesal karena orang yang menghancurkan hidup tenangnya ini. Memang serangan dari fans-fans Kevin tadi belum seberapa tetapi pasti besok, lusa, dan seterusnya serangan itu akan tambah besar mengingat Kevin adalah most wanted terdepan di sekolah ini.

Begitukan sekiranya seperti cerita roman ala remaja yang selama ini Zura baca di novel-novel miliknya. Dan memikirkan apa yang akan terjadi pada dirinya di lain hari, membuat setetes air mata terjatuh dari pelupuk mata Zura. Tidak biasanya ia mudah terpancing emosi seperti ini, mungkin efek dari pra menstruation syndrom yang sedang menderanya beberapa hari terakhir.

Melihat setetes air mata jatuh dari pelupuk mata gadis di depannya, Kevin pun melepaskan cengkeramannya pada tangan gadis itu.

"Gue takut lo bakal nonjok gue kalau gue lepasin tangan lo, nggak usah nangis juga kali! Dasar cengeng!" Kevin berujar santai sembari mengelap pintu loker Zura menggunakan tissue yang sudah ditetesi dengan minyak kayu putih.

"Sorry, gue PMS minggir gue bisa bersihin ini sendiri." Ucap Zura datar lalu mencoba untuk mengambil tissue dari tangan Kevin.

"Udahlah duduk aja mending, lo kan lagi PMS "

"Emang ada nyambung-nyambungnya apa? Duduk sama PMS?!"

"Ya kali aja ada, nah! Tuh kan beres! Makannya, kalau ada masalah itu selesainnya pakai kepala dingin. Jangan marah mulu." Nsihat Kevin sambil membuka pintu loker Zura yang langsung dihadiahi dengan rontokan sampah dan kertas-kertas bertinta merah. Zura hanya bisa mendengus sebal melihat semua itu, benar kata Kevin kenapa hari ini dia menjadi temperamental seperti ini? Ah! mungkin memang efek PMS.

"Lo nggak ada seragam cadangan?"

"Apaan lo gledah-gledah loker gue?"

"Yaelah, nggak ada apa-apanya juga."

"Sama aja jerk! Pernah diajarin ngehargain privacy orang nggak sih lo?!"

"Sst... Udah cepet sana ambil seragam cadangan, terus lo ganti pasti baju lo kerasa nggak nyaman kan?" Lelaki di hadapan Zura itu berujar sabar, tampak kalem dan sama sekali tidak terlihat tersinggung dengan lontaran pedas Zura kepadanya.

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang