Èrshíjiû

42 4 0
                                    

Happy Reading!

-II-

Zura berjalan lesu menuju gerbang sekolah, ia dapat melihat mobil sang ibu bertengger manis di sana. Gadis itu menghembuskan nafas panjang sebelum berlari kecil menuju ibunya.

Zura serasa ingin menangis mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu. Ketika ia berjalan keluar kelas untuk pulang, Zura sempat berpapasan dengan Kevin. Tentu saja Zura kaget karena tidak menyangka bahwa lelaki itu berangkat sekolah.

Zura tau Kevin melihatnya dan gadis itupun juga tidak bodoh untuk menyadari bahwa Kevin menghindarinya. Awalnya Zura berpikir bahwa Kevin sedang buru-buru, gadis itupun mengurungkan niat untuk memanggil Kevin.

Namun rasa lega itu sirna ketika pulang sekolah tadi mereka kembali bertemu di lobi sekolah, Zura jelas-jelas sudah melambaikan tangannya ke arah Kevin, namun lelaki itu hanya menoleh sekilas dan melanjutkan langkahnya.

Zura memasuki mobil ibunya dan kembali memasang senyum sempurna.

"Loh ada Lucas?"

"Iya kak, mamanya lagi sibuk kasian kerepotan makannya bunda ajak."

Zura bergerak mengangkat balita kecil di kursi penumpang, ia segera masuk dan mendudukkan Lucas di pangkuannya, dan seperti sudah sangat mengenal wanita di depannya ini Lucas tersenyum riang dan memeluk Zura erat. Shofipun bergegas menjalankan mobil menuju tempat tujuan.

"Lucas mau kemana ciihhh... Ganteng banget."

"Au al-an al-an."

"Apa? Mau jalan-jalan?"

Balita itu tertawa dan menoel-noel pipi Zura membuat si empunya pura-pura mengaduh kesakitan.

Setelahnya Zura kembali menghadapkan Lucas kedepan dan memberikan mainan kepada anak itu. Zura menatap jendela mobil, kembali teringat dengan kejadian di sekolah tadi. Gadis itu terus memikirkan kesalahan apakah yang ia perbuat sampai membuat Kevin seperti itu.

Zura menghembuskan nafas berat, sudahlah mungkin besok Kevin kembali seperti biasa kan?

"Kak?"

"Ah iya bun?" Zura merasakan tepukan kecil di bahunya.

"Mikirin apa sih? Sampai bunda dicuekin dari tadi."

"Hehe enggak kok bun. Zura cuma lagi kepikiran Kevin."

"Kenapa lagi sama Kevin hemm?" Sang ibu tersenyum tulus, inilah uang sangat disukai Zura dari ibunya, Shofie sangat perhatian.

"Kayaknya Kevin marah sama Zura."

"Marah kenapa?"

"Enggak tau juga, seharian ini dia ngehindarin Zura. Makannya itu Zura sampai ngelamun soalnya mikirin kira-kira Zura salah apa." Zura menunduk dalam, ia memainkan jari-jari kecil Lucas di tangan besarnya.

"Enggak selamanya seseorang menghindar dari kita karena kita yang salah sayang, mungkin Kevin sedang ada masalah dan ingin mencari kesendirian terlebih dahulu."

"Hmm iya juga sih."

"Pulang belanja kita ke rumah Kevin dulu ngantar Lucas. Kamu bisa bertemu dia kalau memang butuh penjelasan."

"Oke bunda."

Selesai berbelanja bahan makanan dengan ibunya, mereka segera menuju rumah Kevin untuk mengantarkan Lucas yang sekarang sedang tertidur di pangkuan Zura.

Sesampainya di sana Zura dan ibu disambut oleh senyuman lebar Lilyana ibu Kevin.

"Udah sampai. Terimakasih banyak loh Shofie sama Zura mau jagain Lucas."

"Santai aja kali Lyn, kayak dulu kamu enggak pernah ikut jagain Alvin aja."

"Hehe. Kamu mau masak apa sih nanti?"

"Itu loh... rica-rica pedas kesukaan Zura sama Alvin yang kamu ajarin."

Sembari ibunya dan ibu Kevin saling berbicara membahas menu Zura terus memandang ke arah kamar Kevin. Apakah lelaki itu sudah pulang? Zura sangat khawatir jika Kevin akan mendiamkannya seperti tadi.

"Kevin belum pulang ya tante?"

"Iya nih Ra, tante juga nungguin dari tadi."

"Hmm." Zura menghembuskan nafas pasrah, ia menyandarkan kepala pada sandaran sofa empuk di belakangnya. Beberapa menit kemudian tampak seseorang memasuki rumah dengan seragam SMA sama seperti Zura.

Kevin sudah pulang.

Dan benar dugaan Zura. Kevin masih mengabaikannya, lelaki itu menyalami orang tuanya dan ibu Zura lalu hanya tersenyum sekilas pada Zura.

Biasanya Kevin akan menjailinya dahulu? Atau mengajak Zura melihat koleksi kamera barunya di kamar?

Zura semakin ingin menangis, apa sih salahnya sampai Kevin mendiamkannya? Mungkin Kevin sedang kelelahan dan tidak mau diganggu?

"Kamu marahan sama Kevin?"

Bahkan tante Lilyana pun merasakannya?

"Enggak tante, mungkin Kevin lagi kecapaian."

"Oh gitu... Susul aja nak ke kamarnya enggak apa-apa."

"Enggak deh tante, nanti Zura chat aja."

Lilyana hanya mengernyit heran mendapati Zura yang terlihat canggung, Shofie yang mengertipun segera beranjak berpamitan.

"Yaudah kalau begitu kita pulang dulu deh Lyn. Mau mulai masaknya takut kesorean."

"Iya deh, Zura beneran enggak mau nyusul Kevin dulu? Apa tante panggilin?"

"Beneran tante. Enggak usah, Zura pamit aja hehe."

"Yaudah deh. Hati-hati ya Shofie, Zura."

Mobil merekapun segera melaju membelah jalanan kota Jakarta Selatan di siang menuju sore ini.

Dan pada saat itu Zura tidak pernah tau bahwa Kevin melihatnya dari jendela kamar dengan perasaan terluka.


-II-

Ngambeknya nggak lucu Kevin mah wkwk. Eh btw author note di chapter sebelum-sebelumnya banyak yang ilang potonya, maaf yah. Nanti deh saya benarkan kapan-kapan.

Jangan lupa vote sama komen glads!

Love you all!



Sincerely


Istri sah Kim Mingyu

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang