Happy Reading!
-||-
Zura mendelik sebal, Ia merasa sedang berjalan bersama patung es yang bisa berjalan.
Bagaimana tidak, lelaki di depannya ini sama sekali tidak berbicara kepadanya ketika Ia membelokkan kemudi ke sebuah restoran cepat saji di tengah kota.Turun mobil pun Ia tidak mengajak Zura, jika bukan inisiatifnya sendiri mungkin sekarang dirinya tidak akan duduk di bagian depan restoran tersebut.
Salah siapa Leo hanya berujar datar sebelum masuk dan meninggalkan Zura sendirian di parkiran
"Smoking area."
Zura melambaikan tangannya kecil ketika matanya bertubrukan dengan manik Leo, lelaki itu berjalan menuju kearahnya dengan nampan penuh ditangannya.
"Mocha float, burger, french fries, mau nggak mau harus mau."
"Ck! Maksa banget sih lo."
Leo mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum mengejek.
"Not say thank you?"
Rasa-rasanya Zura ingin menjambak rambut lelaki di depannya ini.
"Iya-iya makasih!"
Zura berpikir untuk sesaat sebelum memakan makanannya, "Ini Leo sengaja men-traktirnya atau ujung-ujungnya Zura juga bayar?"
Ia harus memastikan terlebih dahulu."Kok lo pesenin gue banyak banget?"
"Terus?" Respon Leo datar.
"Ya kan baju gue udah diganti, uang saku gue semua di sana, gue bayar pakai apa dong?"
Leo mengangkat kedua bahu acuh. Sama sekali tidak mengangkat kepala untuk menatap Zura.
"Lo mau traktirin gue ya? Hayo ngaku!" Zura berseru amat riang,
"Gak."
"Terus gue bayar pakai apa Le? Udah gue bilang baju gue..."
Seakan baru menyadari suatu hal yang amat besar Zura berjengit kaget. Membuat Leo yang semula duduk diam menatap makanannya mengangkat wajahnya pelan."Loh! Le! Lo yang gantiin baju gue?!!" Gadis itu bergidik ngeri, segala pikiran aneh membayangi otak pas-pasannya.
Zura memeluk tubuhnya erat, seakan-akan tatapan Leo saat ini mampu menelanjangi seluruh bagian dirinya.
"Gue nggak semesum itu." Leo mengangkat satu alis acuh dan melanjutkan aktifitas makannya.
"Tapi kan, temen-temen lo mesum." Zura masih tidak terima dengan pengelakan Leo.
"Lo makan apa gue tinggal?" Zura memandang makanan Leo yang tinggal sedikit, Ia pun memutuskan untuk memakan makanannya sendiri dan mempercayai saja lelaki di depannya.
"Gue sama Adri itu beda, dia mesum gue nggak." Tukas Leo datar sembari mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya. Lelaki itu mengambil sebatang dari rokok tersebut dan menyulutnya di antara bibir tipis lelaki itu.
Hell, Leo merokok?
Zura masih memandang Leo dengan takjub, lelaki di depannya terlihat sangat damai ketika menghembuskan asap rokok dari mulutnya.
"Lo ngerokok Le?" Zura tak sabar untuk tidak bertanya.
"Hmm..."
"Since when?" Zura tau, ketika Leo mengembalikan tatapannya kepada dirinya, Leo terlihat tidak senang, Zura memutuskan untuk berpaling dan melanjutkan makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Than Relationship (END)
Ficção AdolescenteEND : 14-08-2020 Benar memang. Tidak akan pernah ada kata sahabat antara seorang lelaki dan perempuan. Gadis itu telah membuktikannya. Ezzura Nathania Avarell, gadis cantik anggota kelas XI IPS 1 yang terlampau cuek dan masa bodoh dengan lingkungan...