Happy Reading!
-II-
Zura melangkah ringan menuju kelasnya, XII IPS 1. Ya, kini ia telah resmi menyandang gelar kelas akhir SMA Kunang Bangsa. Sudah memulai semester dua dan saatnya fokus mengikuti ujian nasional.
Sebelum sampai di pintu kelas ia dapat melihat sahabatnya Hazel tengah berbicara dengan salah satu teman kelasnya.
"Nah, tuh anaknya nongol." Ujar teman kelas Zura yang tengah berbincang dengan Hazel.
"Apaan?"
"Makasih Sen." Hazel berucap sebelum menghadapkan diri pada Zura sepenuhnya.
"Ayo kantin!"
"Buset, kurang lima belas menit bel."
"Ayolah... Gue tadi habis bimbingan, jadi lapar."
"Ck! Ngerepotin aja kerjaan lo." Zura tampak memutar bola mata jengah, namun tak ayal ia tetap mengikuti langkah Hazel menuju kantin sekolah.
"Yeay! Hehehe makasih Zura cantik."
Keduanya segera sampai du kantin lantai satu karena posisinya yang memang tidak jauh dari kelas Zura. Mereka segera memesan bakso dan es jeruk andalan sebelum mengambil tempat di pojok ruangan.
"Tumben Kevin sama teman-temannya enggak di sini." Hazel mengitarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin, tampak tidak menemukan gerombolan most wanted angkatannya.
"Nyebat kali, di belakang."
"Bisa-bisanya yah, padahal aku udah berkali-kali kasih tau Kevin buat berhenti nyebat."
"Nggak apa-apa kali Zel? Kan enggak keterusan."
"Ya tapi kan..."
"Haissh, biarin deh buruan makan nanti keburu bel." Potong Zura sebelum Hazel menyelesaikan kata-katanya.
"Eh lusa datang kan ke ulang tahun Jianne?"
"Enggak ah. Di club gitu."
"Ayolah Ra, kali-kali. Masak enggak mau? Lumayan bisa ketemu banyak cogan."
"Males gue." Zura tetap keukeuh dengan pendiriannya sendiri. Bukan apa-apa Zura memang tidak menyukai pesta sama sekali, apalagi diadakan di tempat hiburan malam. Zura tau Hazel sudah terbiasa bahkan dengan minuman beralkohol yang pasti menjadi jamuan utamanya nanti. Hazel adalah model remaja yang sedang naik daun, setelah perlombaan atau sebuah ajang seluruh model akan bersenang-senang di dunia malam.
"Lo datang sana sama Kevin." Zura berujar santai, tidak memperdulikan rona merah yang dengan cepat menjalari kedua pipi Hazel.
"Ihh! Iya kalau dia mau!"
"Beres nanti gue yang bilang."
"Zura ah! Tapi kamu juga harus datang."
"Hemm... Bisa dipertimbangkan." Gadis berperilaku tomboy namun berwajah cukup feminim itu tampak berpikir kembali. Walaupun ia mau datang ke pesta Jianne, siapa yang akan menemaninya berangkat.
Masak sendirian? Kan enggak etis sama sekali dilihat orang.
"Kamu berangkat sama Leo gih." Celetuk Hazel yang dihadiahi oleh pelototan tajam gadis di depannya.
"Gue sama Leo enggak sedeket itu njir."
"Ya kan enggak apa-apa sekalian pdkt hehehe."
"Serah lo Zel."
Hazel hanya menjawab dengan kekehan geli dan sesekali menggoda gadis di depannya mengenai kejadian beberapa waktu yang lalu. Ketika Leo mengantarkan Zura pulang dari farewell party kakak kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Than Relationship (END)
أدب المراهقينEND : 14-08-2020 Benar memang. Tidak akan pernah ada kata sahabat antara seorang lelaki dan perempuan. Gadis itu telah membuktikannya. Ezzura Nathania Avarell, gadis cantik anggota kelas XI IPS 1 yang terlampau cuek dan masa bodoh dengan lingkungan...