Happy Reading!
-II-
"Kakak kenapa sih?"
Zura tersenyum kecil, melihat kepada adik kecilnya yang sedang menatapnya serius. Mata cokelat yang sama persis seperti miliknya itu menyiratkan beribu perasaan khawatir, Zura tau. Karena memang akan seperti itu, Alvin akan selalu tau kapan ia bahagia atau mempunyai banyak beban dan kini Zura sadar bahwa mengungkapkan adalah jalan terbaik.
Setidaknya Zura ingin melegakan hatinya. Itu saja.
"Mau dari yang mana dulu nih?"
"Terserah kakak, yang punya masalah siapa juga." Alvin mendengus, menjumput dua butir koko crunch yang ia bawa dari kulkas rumah sebelum menemui Zura di sini.
"Ish! Jahat banget sih lo."
"Yang penting aku masih mau dengerin."
"Iyedah iye." Gadis itu tidak tahan untuk tidak mendorong kepala Alvin hingga adik kecilnya itu meringis. Alvin tampak menggerutu sebelum menyamankan posisi duduknya di sofa lapuk yang mereka tempati.
"Gue masih diteror Al. Sampai sekarang." Zura menunduk dalam. Benar. Zura tidak pernah menceritakan ini kepada siapapun, bahkan Hazel dan Kevin sekalipun. Zura memang selalu teelihat baik-baik saja dan masa bodoh, terlihat biasa saja ketika berjalan di koridor dan kantin sekolah walaupun banyak mulut nyinyir yang menyakitkan mampu ia dengar.
Zura tau mereka pernah mengatai dirinya apa saja.
Cewek kurus. Dekil. Jelek.
Pelakor ulung
Cabe-cabean pro
Pelacur
Shit. Keterlaluan bukan? Namun selalu mendengarkannya, ia dianugerahi Tuhan dua telinga yang sehat. Sebagaimanapun usahanya menutupi dengan headseat atau pura-pura tuli Zura akan tetap mendengarnya.
Hanya Kevin yang bisa menyelamatkannya. Zura akan bebas nyinyiran jika berjalan dengan Kevin. Manusia-manusia kurang kerjaan itu lebih sibuk mengomentari Kevin yang tak pernah terlihat jelek di manapun ia berada dan apapun yang lelaki itu kenakan.
"What the meaning of masih dibully kak?"
"Maaf gue pernah bohong ke lo sama bunda juga ayah. Maaf banget, rambut gue jadi pendek karena gue terpaksa memotongnya."
"Seriously? Kakak di apain kak? Ngomong sama aku kakak diapain aja!"
Zura meneteskan air matanya perlahan, ia tak sanggup melihat Alvin yang terlampau khawatir padanya, seharusnya Zura bisa melindungi dirinya sendiri kan? Seharusnya Zura sebagai kakak yang melindungi adik-adiknya.
"Sampah di loker. Dikunci di toilet, di paksa potong rambut di gudang, dan..." Zura semakin sesenggukan, satu tahun Zura bertahan dari serangan orang-orang yang tidak menyukainya. Selama itu Zura bisa bersikap biasa saja dengan handal, namun sekarang Zura lelah. Ia juga ingin menangis.
"Dan?"
"Dia yang nyeburin kakak ke kolam."
"Fera lagi?"
Alvin tau pertanyaannya benar. Ia pun tak butuh balasan dari Zura dan langsung membawa kakaknya itu untuk berlalu dalam pelukannya.
"Aku bilang ke bang Kevin."
"Ja... ngan."
"Aku bilang ke bang Kevin kak.!"
"Alvin jangan!"
"Kenapa kak? Kenapa? Kakak mau ngancam Alvin lagi? Iya? Mau ngancam apa lagi Alvin enggak peduli kalau keselamatan kakak jadi jaminannya."
"Alvin kakak bisa jaga diri sendiri!" Zura menyentak keras dan semakin terisak. Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Mau sampai kapan kakak nyembunyiin ini semua kak? Ini udah keterlaluan. Mau nunggu kejadian apa lagi? Mau nunggu luka luka di tangan kakak nambah?"
Zura tersentak kaget, ia menoleh kepada Alvin yang meraih lengannya.
"Kak Hazel tau kakak punya banyak luka goresan di bahu dan lengan. Kak Hazek kasih tau Alvin."
"Kak, dengerin aku. Di sini banyak banget yang sayang sama kakak, banyak orang yang mau melindungi kakak karena mereka sayang kakak. Kakak enggak boleh dong, dengan egoisnya berpura-pura baik-baik saja padahal nyata-nyata kakak terluka seperti ini. Kakak bikin kita semua merasa bersalah tau enggak."
"Kalau kakak lagi-lagi ngelarang Alvin cerita ke bang Kevin percuma. Alvin bakal tetap bilang, kakak butuh perlindungan kak, Alvin enggak bakalan tenang kalau kakak sekolah tanpa ada yang ngelindungin."
"Al please..."
"Kakak berantem sama Kevin."
-II-
Gatau gatau gatau wkwk
Selamat menjalankan ibadah puasa guys! Bagi kalian yang menjalankan.
Stay safe ya! Salam #dirumahaja hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Than Relationship (END)
Novela JuvenilEND : 14-08-2020 Benar memang. Tidak akan pernah ada kata sahabat antara seorang lelaki dan perempuan. Gadis itu telah membuktikannya. Ezzura Nathania Avarell, gadis cantik anggota kelas XI IPS 1 yang terlampau cuek dan masa bodoh dengan lingkungan...