ShíBā

58 6 0
                                    

Happy Reading!

-||-

Setelah menghabiskan satu mug susu cokelat panas bersama Kevin, lelaki itu mengajaknya menonton film bersama.

"Nonton yuk!"

"Lo ada film apa?"

"Twilight?"

"Ada? Wah... yuk nonton!" Zura berseru antusias, mendengar film yang disebutkan Kevin. Maklum, sudah sejak lama Ia ingin menontonnya tetapi baru sekarang bisa terwujudkan.

"Di kamar gue aja ya, lebih enak... ada mini bioskopnya."

"Terserah."

Zura mengikuti Kevin yang melangkah menuju sebuah pintu di dalam apartemen. Ia sempat terkagum ketika memasuki kamar Kevin, ada lumayan banyak gitar dan biola yang tergantung di dinding kamar sebagai hiasan vintage dan yang membuat Zura semakin membelalak kaget adalah foto-foro polaroid yang tergantung memanjang sepanjang dinding kamar.

Lengkap juga, sebuah lemari kaca berisi banyak kamera dari model lawas hingga model terbaru di samping meja belajar Kevin.

"Lo suka fotografi?"

"Yoi... gue denger lo juga suka bukannya? Pernah ikut Hongkong Photograph Festival kan?"

"Hehe iya... sejak kapan suka moto?" Zura bertanya kepada Kevin yang terlihat sedang mengatur-atur layar televisi di depannya.

"Baru-baru ini sebenernya, kelas sembilan kalau nggak salah. Kalau lo?"

"Dari kelas lima udah seneng moto, walaupun cuma pakai digital cam."

"Hebat dong... gue aja kenal dunia photograph dari Aro."
Zura kembali memusatkan pandangannya kepada foto-foto yang tergantung di kamar Kevin. Ia banyak melihat foto Kevin dengan teman-temannya juga keluarganya, sisanya hanya foto pemandangan alam dan benda-benda vintage.

"Ini siapa?" Tanya Zura ketika retinanya terfokus pada sebuah foto yang mencetak bayangan Kevin bersama satu orang anak laki-laki yang tidak kalah tampan dan perempuan dewasa yang juga sangat cantik.

"Aro sama Michelle."

"Saudara lo?"

"Iya... mirip ya?"

"Lumayan sih, tapi mereka di mana sekarang?"

"Kalau Michelle sekarang di Amerika, dia jadi chef di sana sambil ngelanjutin kuliahnya. Kalau yang lebih pendek dikit dari gue. Itu Aro, adik gue. Dia sama orang tua di Bandung."
Jelas Kevin yang membuat Zura mengangguk paham.

"Kenapa lo milih sekolah di Jakarta?"

"Enggak tau juga sih, mungkin selain pengen cari pengalaman baru... bonyok juga ngijinin, yaudah ke sini aja. Lagian mama sering bolak-balik Jakarta - Bandung ngurus cafe sama restonya."

"Oh.. gitu..."

Zura berjalan menuju lemari kaca tempat sederet kamera Kevin tertata rapi, Ia mengambil sebuah polaroid cam dan menyalakannya. Saat melihat Kevin yang masih asyik menyiapkan mini bioskop mereka gadis itu tersenyum lebar, Ia mengarahkan kamera tersebut ke arah Kevin dan menekan tombol bulat di bagian atas kamera.

Click!

Kevin mendongak menatap Zura yang tengah tersenyum melihat hasil karyanya.

"Woy! Dasar paparazzi!"

"Candid Vin... bagus sumpah!" Zura berseru senang, hasil jepretannya terlihat bagus dan Ia telah mencetaknya.

Setelah mengibas-ibaskan hasil foto tersebut, Zura segera berjalan mendekati meja belajar Kevin dan mengambil sebuah spidol. Ia menuliskan namanya di sudut bawah foto tersebut dan menggantungnya di dinding.

"Jangan dicopot ya... lumayan buat kenang-kenangan." Gadis itu menyengir lucu, yang ditatap hanya menghembuskan nafas pasrah dan melanjutkan aktifitasnya.

"Udah siap nih! Buruan sini!"
Zura berjalan ke arah Kevin dan mendudukkan badannya di samping lelaki itu. Ia melihat Kevin menarik selimut di sebelahnya dan memasangkan selimut itu kepada mereka berdua.

"Dingin."

"Ih! Sesek tau!" Protes Zura yang hanya dihadiahi cengiran konyol dari lelaki di sampingnya.

"Udah diem filmnya mau mulai noh."

Secara otomatis, lampu di sekitar mereka padam. Zura melonjak kaget dan mencubit perut Kevin.

"Kok dicubit sih?"

"Kok gelap-gelapan sih?" Jawab Zura sengit.

"Ya nggak apa-apa biar lebih nge-feel"

"Au ah! Awas lo modus!"

"Ya Tuhan! Ada-ada aja nih anak!"
Kevin mendaratkan jitakan mautnya di dahi mulus Zura gadis itu semakin mendumel tidak karuan dan malah mendaratkan kepalanya ke bahu Kevin.

"Sekarang ketahuan kan? Siapa yang modus?" Ujar Kevin santai.

"Gila lo Vin! Udah ah!"
Zura hendak mengangkat kepalanya dari bahu Kevin yang langsung ditahan oleh lelaki itu.

"Ssst, diem filmnya udah mulai, kasian Jacob dikacangin."

"Lo sih!"

"Diam sayang."

"Najis!"

"Zura."

"..."

Tak ada sahutan, Kevin menoleh ke samping dan mendapati Zura sedang terfokus ke layar di hadapan mereka. Kevin pun memutuskan untuk melakukan hal yang sama sambil membuka kaleng soda dan makanan ringan yang tadi mereka beli.

"Pinter juga lo, beli ginian."

"Ya iyalah siapa dulu!"
Kevin berseru bangga terhadap dirinya sendiri. Membuat gadis di sampingnya meringis dan berdecak malas.

"Iya dah iya. Kevin super pinter dan pekanya nggak ketulungan."

Zura dan Kevin tertawa renyah dan melanjutkan acara menonton mereka yang sempat terabaikan. Keduanya menonton dengan sangat hikmat dan sesekali mencomot makanan ringan di tangan.

-||-

Jangan lupa untuk Vote sama Komen yah!

Love you all❤


Sincerely

Istri sah Kim Mingyu❤

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang