Èrshísì

39 3 0
                                    

Happy Reading!

-II-

"Shit. Gue turun aja deh Vin."
Zura mengerang melihat gaunnya yang sama sekali tidak worth it untuk remaja modelan sepertinya.

"Kenapa lagi sih?" Kevin menoleh untuk kesekian kalinya pada gadis di sebelahnya ini. Yang terlihat kepayahan ketika memakai gaun yang menurut Kevin cukup bahkan sangat sederhana bagi seorang remaja SMA.

"Gue enggak nyaman banget anjir. Ih gatel semua, lama-lama gue copot nih gaun." Zura kembali mengerucutkan bibirnya sebal, ia sungguh tidak tahan dengan sebuah gaun sederhana yang ia pinjam dari Hazel sahabatnya.

"Lihat kaki lo."

"Kenapa?" Zura bertanya heran.

"Buruan naikin."
Zurapun menurut begitu saja, ia menaikkan kakinya yang berbalut sepatu converse warna putih kesukaan Zura. Kevin mendesah frustasi melihat gadis di sebelahnya ini.

"Elo itu cowok apa cewek sih Ra?"

"Cewek lah."

"Kenapa enggak bisa sekali aja feminim?"

"Yaudah sering dicoba tapi tetap enggak bisa." Zura membuang pandangannya menuju jendela. Ia merasa tersinggung dengan ucapan Kevin, walaupun apa yang diucapkan sahabatnya itu memang sebuah kebenaran namun ia merasa Kevin tidak perlu mendeklarasikannya di depan Zura dengan segamblang itu.

Kevin yang melihatnya meraih puncak kepala Zura, menepuknya dua kali dan berujar maaf.

"Iya maaf. Lain kali pakai apa aja yang lo nyaman, daripada kesusahan lagi kayak gini."

"Nanti lo protes lagi."

"Iya-iya gue minta maaf."

"Hmm."

"Lucas tadi nyariin elo."

Mendengar nama Lucas disebutkan Zura sontak menoleh antusias.

"Terus sekarang dia udah tidur?"

"Awalnya masih ngerengek minta ditemenin sama lo, tapi gue tenangin terus dia ketiduran."

"Hmm syukurlah. Tante di rumah?"

"Enggak. Papa yang di rumah sama Aro." Zura mengangguk mengerti. Malam ini Zura dan Kevin akan menghadiri acara farewell party untuk kelas akhir di sekolah mereka. Sebagai adik kelas yang baik dan menghormati kakak kelas yang sebentar lagi akan lulus Zura dan Kevinpun merasa harus berpartisipasi dalam acara ini.

Sebelum mobil Kevin benar-benar memasuki gerbang sekolah, Zura sudah berpesan agar menurunkannya di taman dekat sekolah saja. Dan Kevinpun menyetujuinya, awalnya Kevin merasa keberatan namun ketika mendengar alasan yang di berikan gadis di sebelahnya ini, ia jadi tak tega.

Zura berkata bahwa sudah cukup ia menjadi bulan-bulanan fans Kevin setiap hari. Jangan di acara yang pasti sangat membahagiakan seperti ini.

"Gue duluan ya."

"Yoi. Makasih tumpangannya."

"Pulang bareng loh ya."

"Siap bossku." Zura melambaikan tangannya ketika mobil Kevin mulai menjauhi tempatnya berdiri. Ia mulai berjalan menuju gerbang sekolahnya yang tidak terlalu jauh dari taman ini.

Ketika sedang berjalan Zura terkesiap kaget melihat bayangan seorang lelaki duduk membelakanginya di tengah taman. Zura sempat bergidik ketakutan, namun rasa penasaran mengalahkannya.

Zura yakin itu manusia. Karena kakinya menapak dan Zura seperti tidak asing dengan manusia yang sekarang Zura ketahui berjenis kelamin laki-laki.

Gadis itu semakin memperlambat langkahnya ketika ia sudah benar-benar sampai di belakang lelaki tersebut.

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang