Wûshísì

33 4 0
                                    

Happy Reading!

INI ADALAH CHAPTER FAVORIT SAYA SELAMA NULIS LESS THAN RELATIONSHIP💜

Playlist : billie eilish - my future
Lagu barunya teh billie enak bangettttz

-II-

Setelah mengantar Kevin dan Lucas sampai rumah dan menetap sebentar sampai sore, Zura lantas berpamitan pulang. Gadis itu menyetir mobilnya pelan sambil menikmati jalanan kota Jakarta yang memang tak pernah sepi.

Bagaimanapun juga, percayalah. Ketika kamu tinggal jauh dari kampung halaman ini, ketika pulang, seberapa macet pun jalanan yang kamu lewati, kamu akan tetap menikmatinya. Rasa penat itu akan kalah dengan rindu yang meluap.

Zura memutuskan untuk mengunjungi satu tempat dulu sebelum pulang. Tempat bersejarah dalam masa-masa indah putih abu-abunya.

Kedai wedang ronde Kalibata.

Entah apa yang membuatnya kini duduk tenang di sebuah kursi lapuk pinggir jalan, memegang semangkuk wedang ronde yang selalu ia hampiri ketika berlibur dan pulang ke tanah air.

Hahaha.

Bucin banget ya? Hal kecil seperti ini saja nggak bisa dilupakan.

Ah. Enggak kok.

Bukannya hal-hal kecil seperti ini lah yang membuat usahamu untuk melupakan terasa semakin sulit?

Zura menyendok kuah wedang dan menyeruputnya perlahan. Sambil memandangi dua anak kecil sedang bertengkar merebutkan layangan. Gadis itu tersenyum kecil ketika anak yang terlihat lebih tua dengan ogah-ogahan menyerahkan mainan tersebut kepada yang lebih kecil. Si kecil itu pun tersenyum lebar.

Tiba-tiba ia berpikir, kenapa hal sesederhana itu bisa membuat seseorang tersenyum bahagia? Dan kenapa ia baru menyadarinya?

Selama ini Zura terlalu fokus pada hal besar yang harus ia berikan untuk membuat orang-orang di sekitarnya bahagia. Ia bahkan tidak pernah memikirkan apakah dirinya sendiri sudah bahagia?

Sudah berapa menit waktu telah ia sia-siakan dengan menyakiti dirinya sendiri?

Kemudian Zura melihat kepada seorang bapak tua penjaja gula kapas. Bapak itu tersenyum senang ketika selesai membuatkan sebuah gula kapas besar untuk seorang anak laki-laki. Dan si ibu anak itu pun memberi bapak dengan selembar uang kertas berwarna ungu.

Bapak itu tersenyum.

Dan bahkan hal-hal kecil di sekitarmu mampu membuatmu sadar bahwa tidak perlu suatu hal besar untuk membuatmu dan orang-orang di sekitarmu bahagia. Cukup menjadi dirimu sendiri dan bahagiakan orang-orang di sekitarmu, semampumu. Begitu saja, akan mampu membuat dirimu sendiri bahagia.

Zura menggeleng pelan, meneruskan memakan wedang ronde nya dengan masih sibuk mengamati orang-orang di sekitarnya. Kalibata tidak terlalu ramai di sore hari.

Ketika Zura hendak menyuapkan suapan terakhir dari wedang yang ia makan, gadis itu dikejutkan oleh kehadiran seseorang yang menduduki kursi di sebelahnya. Zura menoleh cepat, hanya untuk membelalak kaget dan mendengus sebal.

"Lo ngapain di sini?"

"Suka-suka gue lah, tempat umum bossku."

"LO NGAPA NGINTILIN GUE TERUS SIH DARI PAGI!" Zura tak tahan untuk tidak mengumpat, membuat beberapa orang yang berlalu lalang menoleh melihatnya dengan heran.

"Kangen gue." Seseorang yang benar saja adalah Kevin itu menjawab datar sambil memulai memakan wedang miliknya.

"Oh."

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang