SānshíQī

35 4 0
                                    

Happy Reading!

-II-

Kevin menuntun Zura untuk mencari ketiga sahabatnya, Adri, Febri, dan Leo. Lelaki itu terus merangkul pinggangnya dan jujur saja membuat Zura agak risih. Bukan karena rangkulan tersebut, lebih karena tatapan orang-orang yang sedari tadi tertuju kepada keduanya.

Zura bukannya takut. Ia sudah terbiasa dengan semua ini, tatapan menghujat, membenci, sungguh Zura sudah biasa. Namun sekelebat ketika ia mengingat tatapan sahabatnya tadi, Zura kembali memasang raut sedih setelahnya.

Hazel kecewa. Iya. Tatapan mata itu menyiratkan kekecewaan yang teramat sangat.

Zura kembali memasang senyum di wajah cantiknya ketika ia melihat Adri dan Febri di kejauhan. Sebisa mungkin ia melepaskan rangkulan Kevin dan berhasil karena lelaki itupun tidak menolaknya.

"Woy! Dugong!" Kevin berteriak memanggil keduanya, entah sinyal apa yang mereka miliki karena sedetik kemudian mereka langsung menoleh dan tersenyum lebar.

"Eh ada Zura." Febri tersenyum menggoda seperti biasanya. Dan Adri segera bergerak merangkulnya dari samping.

"Bisa dandan juga lo nyet. Duh cantik banget lagi." Adri berujar sambil menyeringai jahil. Zura yang melihat kelakuan keduanya hanya bisa memutar bola mata maklum.

"Gini-gini gue cewek njir." Sahutnya pura-pura kesal.

"Leo mana?" Tanya Kevin bingung, Zura juga ikut memutar pandangan mencari keberadaan Leo. Kemana dia?

Ah. Berbicara tentang Leo, setelah kejadian yang hampir menyebabkan Zura menenggelamkan dirinya sendiri di laut karena malu malam itu Leo sama sekali tidak menganggapnya ada. Ia hanya berbicara sekadarnya dan seperti menganggap kejadian itu tidak ada.

Leo kembali seperti semula. Dingin, cuek, dan tidak tersentuh. Ingin rasanya Zura menyapa lelaki tampan itu terlebih dahulu sekedar berbasa-basi atau membicarakan hal keciln, namun Zura terlalu takut untuk memulai.

"Enggak dateng lah. Jelas udah." Febri menjawab santai.

"Iya juga, mana mau mah Leo ke acara beginian." Kevin berujar sambil mengangguk paham.

"Tapi dia ngajakin ke Yesterday abis acara."

"Hemm okay, mumpung malming."

"Mau pada ke mana lo?" Zura bertanya menyelidik. Apa katanya? Mau ke mana?

"Yailah Ra. Refreshing dikit, kelar Try Out kemarin."

"Jangan mabok! Awas lu pada!" Zura berujar tajam. Ia bukannya ingin melarang teman-temannya ini pergi ke tempat hiburan malam, Zura hanya tidak suka jika mereka mabuk terutama Kevin. Lelaki itu akan sangat menyusahkan karena akan kehilangan kesadaran total dan sakit perut keesokan harinya. Zura tau karena pernah diminta Adri menyusul mereka sepulang dari club di apartemen Kevin.

"Iya nyonya! Enggak mabok kok. Suwer!" Febri berucap polos. Membuat Zura yang melihatnya ingin segera menabok kepala lelaki imut itu.

"Kevin jagain Dri." Zura memerintah Adri penuh penekana, yang diperintah hanya mengangkat sebelah alis sambil tersenyum penuh makna.

"Kevin doang nih yang dikhawatirin."

"Iyalah. Dia kalau mabok parah gitu."

"Oh gitu..." Adri masih saja tersenyum tengil penuh penggodaan.

"Apaan dah."

"Masih aja kalian." Ujar Adri sambil menghela nafas tak habis pikir.

"Masih apaan?" Kevin bersuara bingung.

"Friendzone lah goblok. Gak nyadar juga gemes gue." Kini Febri yang berbicara, membuat Zura membulatkan mata dan Kevin menabok kepalanya pelan.

"Gajelas." Komentar Zura jutek.

"Eh waktunya dansa ya?" Adri mencairkan suasana yang sempat hening.

"Hooh."

"Vin gue ke belakang bentar. Lo udah ditungguin Hazel tuh, ajak dansa sana." Zura berujar santai, seakan semua sedang baik-baik saja dan ia tidak kenapa-kenapa.

Lagi-lagi, Zura membohongi perasaannya sendiri.

Tanpa menunggu Kevin bereaksi, Zura segera melangkah meninggalkan ketiga lelaki tampan tersebut tak lupa berpamitan terlebih dahulu kepada Adri dan Febri.

Zura membelokkan langkahnya menuju toilet perempuan untuk sekedar melihat penampilannya. Gadis itu agak memperbaiki tatanan rambutnya lalu keluar menuju taman belakang. Tidak terlalu sepi, ada beberapa anak sekolahnya yang duduk di bangku taman, mungkin ingin keluar sebentar dari ingar-bingar acara. Atau juga menghirup udara bebas karena taman ini tidak diberi atap.

Gadis itu duduk menyendiri di sebuah bangku panjang, ia mengambil jus jeruk dan meminumnya perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu duduk menyendiri di sebuah bangku panjang, ia mengambil jus jeruk dan meminumnya perlahan. Zura tertawa miris, sekali lagi ia melukai perasaannya sendiri. Mengutamakan perasaan orang lain dan mengabaikan miliknya.

Zura terlalu takut egois, sekalipun ia harus menyakiti diri sendiri jika tidak mau egois. Benar kata Alvin, Zura ini terlalu baik dan iya-iya saja.

Menghembuskan nafas pelan, Zura menyeruput sedikit jus jeruknya, sembari memperhatikan sekeliling taman dengan seksama. Indah batinnya.

Sekitar tiga puluh menit Zura duduk sendiri sebuah kain hangat tiba-tiba tersampir di pundak kecilnya. Zura mendongak, mendapati wajah Kevin yang tengah tersenyum lembut kepadanya.

"Enggak dingin apa di luar begini." Ujar Kevin santai dan mendudukkan dirinya di sebelah Zura.

"Dari mana lo?" Mengabaikan pertanyaan Kevin Zura bertanya hati-hati walaupun ia pasti sudah tau jawabannya.

"Dari Hazel."

"Oh..."

"Mau dansa nggak?" Zura menoleh kaget menghadap sahabatnya. Kevin menawarinya berdansa?

Sejujurnya Zura sangat ingin berdansa dengan lelaki di sebelahnya ini, sebentar saja. Zura hanya ingin merasakannya, Zura ingin egois jika ia mampu. Namun kenyataan menamparnya, Zura malah melemparkan Kevin kepada perempuan lain.

"Kan udah selesai dansa time nya."

"Tau. Bukan di sini kok, di tempat lain." Kevin menjawab ringan sambil beranjak dari duduknya. Tak lupa sebuah senyum tulus terukir di wajah tampannya.

"Ayo." Ajaknya sembari mengulurkan tangan kepada Zura.

Zura terpaku sesaat. Masih memandangi tangan besar Kevin yang terulur di hadapannya. Namun tak lama, gadis itu menerimanya, menggenggam tangan Kevin balik dan menautkan jari-jari mereka.

Hangat. Pikirnya.

-II-

heyhooo balik lagi nehhh:")))

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang