Shíjiǔ

72 6 1
                                    

Happy Reading!

-||-

Kedua remaja itu menyelesaikan aktivitas mereka menonton film dan baru menyadari keadaan luar yang sudah gelap karena hujan turun dengan lebatnya.

"Bela cantik ya..." Ujar Kevin sembari merangkul pundak Zura. Merasa dingin dengan hawa kamarnya sendiri.

"Edward juga ganteng kok."

"But for sure lebih ganteng gue."

"Najis dasar!" Zura mencoba melepaskan rangkulan Kevin pada pundaknya. Sayang, lelaki itu malah semakin menariknya ke dalam pelukan hangatnya.

"Kevin lepas!"

"Dingin..."

"Iya tau! Tapi jangan peluk-peluk juga... alergi gue!"

"Suka bilang aja."

"Terserah." Zura memutar bola matanya malas, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Kevin. Gadis itu memainkan jari kelingking Kevin lama sampai teringat sesuatu yang membuatnya terduduk tegak.

"Kenapa?" Tanya Kevin.

"Lo dapat salam dari Hazel."

"Hazel?"

"He-eh."

"Rambut pirang bukan?"

Zura hanya mengangguk untuk mengiyakan pertanyaan Kevin. Lelaki itu terlihat mengeluarkan handphone-nya dari saku.

"Sini kasih id-linenya"

Kevin menyodorkan handphone miliknya kepada Zura. Gadis itu memandanginya sesaat sebelum mengambil alat komunikasi milik Kevin.

"Password nya bego!" Zura mengembalikan handphone Kevin. Memberinya cuma-cuma tetapi tidak diberi tau sandinya. Kevin bego!

"0802XX"

"Hah?"

"Your birthday."

"Maksut lo?"

"Sandinya tanggal lahir lo." Tegas Kevin dengan tatapan serius kepada gadis di depannya yang terlihat tidak percaya.

"Bad liar."

"Coba aja kalau nggak percaya."

Walau masih dengan sedikit keraguan, Zura tetap mencobanya. Bagaimana mungkin Kevin masih mengingat kapan ulang tahunnya dan malah menjadikan tanggal keramat itu sebagai password hp-nya. Dan berhasil. Ya! Memang benar apa yang dikatakan Kevin, tanggal lahir Zura adalah kuncinya.

"Kenapa harus gue?"

"Lo?"

"Maksut gue kenapa harus tanggal lahir gue? Bukan lo sendiri atau siapapun asal bukan gue?"

"Ya pengen aja, nggak punya cewek juga. Kalau mau bucin ke temen sendiri aja hehe."

"Ooh anjing emang lo. " Zura kira, Kevin mempunyai motif khusus, tetapi ya sudahlah, toh itu hanya tanggal lahir dan hak Kevin mau menyandi hp-nya seperti apapun juga. Termasuk menjadikan foto mereka berdua wallpaper hp-nya

Tunggu...

"What the...?!"

"Apa lagi?!" Kevin menjawab Zura dengan tak kalah sengit.

"Lo suka ya?! Sama gue? Ngaku lo!"

"Ha?! Suka sama lo?"

"Kalau suka ya bilang aja! Pakai segala sandi hp tanggal lahir gue! Wallpaper hp foto gue sama lo! Dasar pengagum rahasia!" Zura bergerak menjambaki rambut Kevin. Bahkan dengan tanpa malunya gadis itu sampai menaiki tubuh Kevin dan memukuli wajah lelaki tampan tersebut.

"Santai neng! PD banget jadi anak. Heh! Asal lo tau aja ya gue itu udah nganggep lo sahabat gue sendiri. Ya kan it's okay lah buat majang foto kita atau apapun. Dan sorry, gue nggak ada rasa sama sekali sama lo selain rasa sayang gue sebagai seorang sahabat."

Entah karena apa? Setitik air mata secara tiba-tiba menelusup dari kelopak indah gadis di depan Kevin. Zura segera memundurkan tubuhnya dan menutupi wajahnya. Zura menangis

Dan sialnya, ia sama sekali tidak tau apa yang membuatnya menangis. Apa karena Kevin yang sudah menganggap Zura sebagai sahabatnya sendiri atau karena suatu hal lain?

"Idih... kok malah nangis?"

Zura tetap teguh dengan pendiriannya untuk menutup wajah dan menggeleng kuat ketika Kevin turun dari sofa dan mencoba menarik tangan gadis itu.

"Hei..." Kevin mengelus puncak kepalanya pelan.

Hal itu bukannya membuat Zura berhenti menangis, tetapi semakin menambah intensitas air mata Zura. Gadis itu menangis semakin kencang. Dapat dilihatnya Kevin yang menggaruk kepala bingung.

Sebuah tangan besar dan hangat secara tiba-tiba melingkar di sekeliling bahu Zura.

Kevin memeluknya

Ya, lelaki itu memeluknya. Mengelus puncak kepala Zura pelan dan menepuk-nepuk punggung gadis itu.

"Sorry..."

Zura membuka kedua tangan yang sedari tadi menutupi wajahnya dan menatap mata lelaki di depannya. Mata itu meniratkan ketulusan yang amat dalam. Gadis itu tidak kuasa untuk tak memeluk manusia laknat di depannya ini.

Zura menenggelamkan wajahnya di bahu Kevin. Tangan kecilnya digunakan untuk memukul punggung lelaki itu. Melampiaskan sisa kemarahannya.

"Aduh! Sakit tau! Udah ah jangan nangis... cengeng bener jadi anak."

"Lo sih!"

"Kan nyalahin gue lagi ..." Kevin menghela nafas frustasi. Dan asal kalian tau saja. Zura, gadis itu tersenyum di balik punggung Kevin. Senyum bahagia yang sebentar lagi akan menyertai hampir seluruh masa SMA-nya.



-||-

Emang dasar Kevin kang bucin tai anjing wkwk

Gak bosan-bosannya ingetin jangan lupa vote dan komen yah!

Love you all❤

More info
Instagram : raindaeyoo

Sincerely

Istri sah Kim Mingyu❤

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang