Part 5

5.4K 260 6
                                    

Happy Reading .

Sedikit lanjutan part yang kemarin

Ciiiiiiitt...

Suara rem yang diinjak kuat kuat terdengar nyaring di telingaku. Aku tak mengerti mengapa tiba-tiba ada sebuah mobil yang berada tepat di hadapanku. Aku sampai ta sanggup bergerak.Aku lebih memilih memejamkan mata. Pasrah dengan apa yang akan terjadi padaku.

Aneh.Sekian detik berlalu. Tapi tak ada suara tabrakan.Aku juga tak merasakan sakit sedikitpun.

"Mandaa??"

Aku mengenal suara itu.Segera aku membuka mata.

"Lunaa??"
Aku segera berlari ke arahnya dan memeluknya dengan erat.

"Manda.. Loe ga papa kan. Sory kalau gue hampir nabrak loe tadi"Luna melepas pelukanku.

Aku menggeleng"Gue yang salah Lun. Gue ga memperhatikan jalanan tadi"

Luna menatapku dengan ekspresi kaget.

"Eh..ini.. Ini kenapa banyak darah di baju loe.Wajah loe, tangan loe.. Man loe kenapa?"Luna tampak begitu panik.

"Gue bakal cerita nanti. Sekarang cepat bawa gue pergi dari sini Lun. Gue mohon"pintaku.

"Iya iya..Ini pake jaket gue dulu"Luna melepas jaketnya dan memberikan nya padaku.

"Thanks"ucapku sambil memakai jaket.

Kita segera masuk mobil dan aku duduk di sebelah Luna.

"Kita obati luka loe dulu"Luna mengambil kotak obat di dashbor mobil. Ia meneteskan obat merah ke jariku yang terluka.Sesekali aku meringis.Ia lalu membalutkan perban.Ia memberikan tisu dan aku segera mengelap wajahku agar noda darah tadi hilang.

"Sekarang loe mau kemana?"Luna memandang ku.Ia mulai menstater mobil.

"Kita ke taman aja"jawabku.Dia mengangguk.

Tak lama kami pun sampai dan duduk di kursi taman. Aku mulai menceritakan segalanya kepada Luna.

"Gue udah ga tahan dengan sikapnya Lun,rasanya gue ingin mengakhiri pernikahan ini secepatnya"aku menyeka air mataku.

"Gue tahu loe gak bahagia disana Man. Tapi gimana dengan keluarga loe? Om Sam pemegang saham terbesar di perusahaan papa loe kan?Dia bisa saja membuat perusahaan loe bangkrut dalam waktu sekejap.Loe harus bisa bertahan Man.Loe pasti bisa"Luna memegang bahuku. Seperti berusaha menguatkanku.

"Sampai kapan gue bisa bertahan Lun. Gue gak cinta ama kak Lucky. Setiap waktu kita selalu ribut padahal  kita baru menikah sehari. Apa gue harus menghadapi kemarahan nya setiap hari!?"

Aku mengalihkan pandangan ke arah danau yang letaknya cukup jauh dari kami. Luna sepertinya tak bisa memahami apa yang aku rasakan.

"Man.. Gue faham perasaan loe.Ga mudah emang menjalani hidup dengan orang yang gak kita cintai. Tapi loe harus bisa berkorban demi keluarga loe.Loe gak bisa lari sekarang"

Aku diam berusaha mencerna perkataan Luna.

"Lalu bagaimana dengan Adit Lun?"tanyaku

Luna terlihat kaget. Aku yakin dia lupa tentang kekasih ku itu. Mengingat Adit sudah cukup lama berada di Australia.

"Loe tau sendiri kan gimana besarnya cinta gue ke dia. Gue udah merancang banyak mimpi bersama dia Lun.. Gue... "

Kuhentikan kata kataku karena Luna ternyata tidak memandang ke arahku.Sepertinya ia sedang memandang sesuatu di balik badanku.Sebelum aku berbalik untuk ikut melihat apa yang sedang Luna perhatikan,tiba-tiba keadaan berubah gelap. Sepertinya ada tangan yang menutupi kedua mataku.

Are You My Destiny? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang