Part 19

4.7K 226 14
                                    

Maaf ya lama update nya.Banyak kerjaan numpuk sampai pusing juga mikirin kelanjutan ceritanya. But happy reading..

Author's PoV

"Apa maksudmu kak?"

"Kalau loe mau kembali ama Adit,gue rela melepas loe Man.Loe jangan khawatir,biar gue yang akan bilang ke papa.Gue akan menceritakan yang sebenarnya"

Mata Manda berkunang kunang.Ia ingin pingsan rasanya. Ini gila. Hanya dalam hitungan jam saja 2 orang akan pergi meninggalkannya.

"Kau.. Kau akan menceraikan ku? Kau akan menceraikan ibu dari anakmu sendiri kak?!"

"Man.. Apa lagi yang bisa gue lakuin. Gue merasa berdosa karena telah menjadi penyebab perpisahan kalian.Gue ga sanggup melihat loe terus terusan sedih karena Adit.Itu semakin menambah beban gue Man.Gue takut kalo loe ga akan pernah bahagia sama gue"

Manda tercengang.Ternyata Lucky tak se buruk apa yang ia lihat selama ini. Lucky memikirkan perasaannya.Lucky peduli pada kebahagiaan nya.Tapi ia tak bisa menerima perpisahan untuk kedua kalinya. Hatinya masih sakit dan Lucky malah akan membuatnya lebih sakit lagi.

"Kalau kak Lucky peduli pada kebahagiaan ku maka jangan meninggalkanku kak. Adit sudah pergi lalu kau juga akan pergi? Bagaimana aku akan hidup kak?"Manda mengambil bantal dan menbenamkan wajahnya. Ia menangis.

Lucky meletakkan kedua siku nya di paha untuk menahan kepalanya.Ia tertunduk. Manda benar. Ia tak bisa berpisah dengan Manda saat ini.Jika Adit benar benar meninggalkan Manda, lalu pada siapa Manda akan berbagi kesedihannya? Hanya dia satu satunya harapan Manda saat ini, apalagi Manda juga tengah mengandung. Jelas ia tak bisa meninggalkan nya.

Cukup lama mereka saling diam dan hanya terdengar suara tangisan Manda dan suara pembawa acara di televisi.

"Pesawat penerbangan Jakarta-Australia mengalami hilang kontak sebelum jatuh di Samudera Hindia"

Seketika perhatian Manda dan Lucky tertuju pada layar televisi.Manda terkejut bukan main saat ia melihat nama Aditya Putra berada pada daftar manifest pesawat yang sedang ditampilkan di layar.

"Ini gak mungkin!"

Dengan terburu buru Manda bangkit dari sofa dan hendak berlari namun Lucky menghentikan nya.

"Man.. Jangan lari.Kandungan loe bisa celaka nanti"

"Tapi Adit kak! Adit!"pekiknya.

"Iya.. Gue tau. Tapi mendingan loe jangan bergerak terlalu cepat"Manda mengangguk mengerti.

Mereka pun segera berjalan ke mobil untuk menuju bandara.

"Ayo kak"Manda setengah berlari menuju layanan informasi.

"Man!!udah gue bilangin jangan lari!"teriak Lucky.

Manda berusaha maju ke depan untuk mendapat informasi tapi ia bahkan kesulitan untuk bergerak karena banyaknya orang.

"Manda.. Tetaplah di belakang. Biar gue yang nanya"Lucky menggiring nya mundur. Manda mengambil hapenya dan menelfon Adit.

Tut.. Tut.. Tut..

Tidak aktif. Manda memaki hapenya.Ia mencoba menelfon lagi tapi hasilnya sama saja. Hape Adit tak bisa dihubungi.

"Loe ga boleh pergi Dit. Ga boleh!Please datang di hadapan gue dan bilang kalo nama di daftar itu bukan elo"

Mata Manda menyapu seluruh area disana.Namun ia tak melihat Adit dimanapun.Yang ada hanyalah orang orang yang saling berpelukan, menangis bahkan ada yang pingsan.

"Manda.. "

"Kak.. Gimana?"Manda menggoyangkan lengan Lucky.Lucky berkeringat dingin.

"Kak.. Bicara dong. Dia bukan Adit kan?Kak!!cepatlah bicara"desak Manda yang tak bisa menyembunyikan kepanikannya.

"Dia memang Adit Man. Gue udah melihat identitas nya"Lucky langsung menahan tubuh Manda yang terhuyung huyung.

"Tapi ada yang selamat kan? Adit pasti selamat. Iya kan kak!?"Lucky menggeleng lemah.

"Gue ga ngerti Man.Gue juga berharap dia selamat.Kita tunggu beritanya besok. Sekarang lebih baik kita pulang dulu"

"Enggak kak. Aku ingin tetap disini sampai aku mendapat info yang jelas"

Manda tetap ngotot bertahan disana dan Lucky terpaksa mengiyakan permintaan nya.Berjam jam ia dan Manda pun duduk menunggu, bersama keluarga korban penumpang pesawat lainnya.

Sedari tadi mereka menonton televisi yang tersedia disana. Seketika jeritan menggema saat sang reporter membacakan jika besar kemungkinan bahwa tak ada yang selamat dari kecelakaan itu.Apalagi di layar juga menampilkan beberapa potongan badan pesawat yang hancur dan mengapung di permukaan samudera.

"Apa dia Tuhan? Seenaknya saja berbicara seperti itu"ucap Manda berang.

"Man.. Semua ini akan membutuhkan proses yang lama. Lebih baik kita pulang dan besok kita akan kesini lagi"

"Enggak kak. Aku belum tau keadaan Adit.Aku takut terjadi sesuatu padanya"

"Loe jangan keras kepala Man!Ini sudah malem.Loe harus jaga kesehatan loe dan kandungan loe itu!"Lucky menjadi geram.Manda akhirnya menurut untuk pulang.

"Ayo angkat Dit. Angkatlah!"Manda putus asa. Dia melempar hapenya begitu saja ke kolong mobil.

"Kak! Bagaimana ini?"

"Man..tenanglah.Saat ini kita hanya bisa berdoa.Semoga Adit bisa ditemukan dalam kondisi yang baik baik saja"Sambil tetap menyetir Lucky berusaha menenangkan Manda.

##

Manda's PoV

Sudah 3 hari berlalu sejak berita kecelakaan itu. Aku masih berharap Adit takkan pernah naik ke pesawat itu. Aku berharap dia masih disini.Dan dalam keadaan sehat.

"Dit gue mohon jangan ngelakuin ini ke gue Dit.. Gue hanya ingin denger suara loe"aku berbicara sendiri dengan hape yang menempel telingaku.Aku tak henti menelponya tapi tidak pernah tersambung. Aku juga menghubungi teman temannya di Australia tapi mereka bilang Adit belum kembali ke sana. Mereka bahkan tak tahu keberadaan Adit.

Aku menengadahkan kedua telapak tanganku dan mulai berdoa.

"Tuhan.. Kumohon jagalah Adit. Jangan menjauhkan kami dengan cara seperti ini. Jangan mengambil nya dulu sebelum dia bisa merasakan kebahagiaan.."

Aku terus berdoa dengan linangan air mata yang tak berhenti.Hapeku tiba-tiba berbunyi. Dengan gembira aku langsung mengangkat nya tanpa kulihat dulu siapa yang menelfonku.

"Halo Adit??"

"Maaf.. Apa ini Manda Suzannie Permana? kerabat dari Aditya Putra korban kecelakaan pesawat GI3652?"

Senyuman ku langsung menghilang.Firasatku buruk.
"I..iya.. Ini dari siapa ya?"

"Kami dari tim DVI Polri memberitahukan bahwa kemungkinan kami sudah menemukan jenazah Adit.Mohon anda segera datang ke rumah sakit untuk memastikan nya"

"A.. Apa... Je.. Jenasah?? "ucapku terbata bata. Hape yang kupegang langsung jatuh ke lantai.

*,*

Karakter Adit aku matikan disini.Dan sekarang ingin lebih fokus ke kehidupan rumah tangga Lucky dan Manda.

Are You My Destiny? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang